Tafsir Al Qurthubi Jilid 1

IbnuAthiyatr mengatakansrT bahwa syariat seperti itr"rjuga ada didalam
syariat kita (Islam). Imam Malik dalamAl Mtrwaththa 'mengatakan bahwa
kisatr Uhayhah bin Julatr yang membunuh pamannyalatr yang menyebabkan
adanya ryariat smrang pembrmutr tidak mendapatkan warisan dari orang ),ang
dibunuhnya, kemudian syariat tersebut ditetapkanjuga didalam agama Islam
seperti beberapa syariat lainnyayang sudatr ada sebelum pengutusanNabi
Muhammad SAW.
Para ulama tidak ada yang berbeda pendapat batrwa seorang penrbunutt
yang membunuh secara sengqia itu tidak boleh mendapatkan warisan, entah
itu dari harta orang yang dibunuhnya ataupun dari diat-ny4hanya saja ada
sebagian kelompok yang berbeda pendapatnya dengan para ulama ini yang
kesemua orang dalam kelompok tersebut adalatr ahlu bid'ah.
Malik, Al Auza'i,Abu Tsaur, dan Syaf i mengatakan batrwa adaprur
pelaku pembunutran secara tidak sengaja boleh mendapatkan warisan dari
hartanya, namun ia tidak mendapatkan warisan dari diyat-ny4 karena ia
terlepasdaritudtrhmbahwaiame karenaiainginmendapatkan
warisan dan mengambil harta orang yang dibunuhnya secara tidak sengaja
ihr
Sedangkan SufranTsauri,Abu Hanifa[ dan pendapat lain dari Syaf i
mengatakan batrwa seorang pembunuh yang membunuh secara sengaja
ataupun tidak sengaja tidak boleh mendapatkan warisan apapun dari orang
yang dibunutrnya entatr itn waisan harta aaupun waisar diat-nya.Pendapt
inijugadisarnpaikanolehSyuraitr,Ath-Thawus,Asy-Sya'bi,danAn-Nakha'i.
Kemudian Asy-Sya'bi juga meriwayatkan pendapat Umar, Ali, dan
Zaid, yaitubahwa pelaku pembunuhan secara sengaja atau tidak sengaja,
tidak mendapatkan hak waris apapun. DanAsy-Sya'bi juga meriwayatkan
dari Mujatrid duapendapat diatas sekaligus.
Abu Umar dan sekelompok ulama Basratr mengatakan batrwa pelaku
pembuhunan secara tidak sengaja mendapatkan hak waris dari harta orang
5t7
Tafsir lbnu Athiyah 11353-
[-',ltit!rytl