17.11.2020 Views

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna

Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

memfokuskan pada apa yang bisa orang lakukan dan bisa diraih,

bukan pada apa yang dimiliki.

Pluralisme Kesejahteraan

Konsep pluralisme kesejahteraan berkembang pada tahun

1980an ketika peran negara, terutama yang bisa dikategorikan

sebagai negara kesejahteraan dalam distribusi kesejahteraan

mengalami penurunan. Negara kesejahteraan yang mengalami

perkembangan pesat pada tahun 1940-an dianggap merupakan

model yang tepat untuk mengakomodasi upaya pencapaian pertumbuhan

ekonomi dan secara simultan juga menyelesaikan

masalah-masalah sosial akibat perang dunia kedua. Namun

demikian, seiring dengan dinamika perubahan sosial, negara

kesejahteraan tidak mampu mengakomodasi perubahan struktur

politik-ekonomi global yang mengarah pada reduksi peranan

sentral negara. Gelombang demokratisasi telah mereduksi kekuatan

negara dalam rezim kesejahteraan di negara kesejahteraan.

Walaupun konsep pluralisme kesejahteraan telah banyak dikaji

dalam studi kebijakan sosial dan ilmu politik namun pengertian

mengenai konsep ini memiliki variasi yang cukup kompleks.

Secara umum, konsep pluralisme kesejahteraan bisa diterjemahkan

sebagai suatu pendekatan dalam distribusi kesejahteraan yang

melibatkan multi aktor (Dahlberg 2005) yang mencakup negara,

perusahaan, rumah tangga, dan komunitas (Hatch dan Mocroft

1983). Dalam pendekatan ini, semua aktor distribusi kesejahteraan

menempati posisi yang setara (Midgley 1997; Spicker 1995). Dalam

model ini baik negara, kesempatan berpartisipasi dari semua aktor

dibuka selebar-lebarnya (Hatch dan Mocroft 1983; Walker 1989)

sehingga pasar, rumah tangga, dan komunitas (Hill 1996; Spicker

1995) memiliki kesempatan yang seimbang untuk memberikan

pelayanan sosial bagi masyarakat sebagai penerima pelayanan.

Dalam situasi demikian diharapkan ada relasi dinamis

yang saling mengisi keterbatasan kapasitas aktor. Sebagaimana

84

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!