17.11.2020 Views

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna

Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2008). Konsep kesejahteraan tidak hanya mencakup dimensi

ekonomi tetapi juga mencakup dimensi sosial dan politik. Dalam

hal ini, konsep kesejahteraan dilihat bukan hanya meliputi kondisi

ekonomi dan penghasilan rumah tangga tetapi juga mencakup

kebaikan (benevolence), pertemanan, keadilan (Sumner 1996), modal

sosial, dan partisipasi politik (Alcock, Erskine dan May 2002).

Dari cakupan aspek di atas, secara teoritis, konsep kesejahteraan

mestinya diukur dengan indikator yang bersifat multi-dimensi,

yaitu dimensi ekonomi, sosial, dan politik. Namun demikian

banyak negara berkembang, termasuk Indonesia mengukur kesejahteraan

secara ekonomis. Indikator yang digunalkan oleh

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang

mencakup 24 ukuran dan yang diperkenalkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) yang terdiri atas 14 ukuran merupakan contoh riil

indikator kesejahteraan berdimensi ekonomi.

Berbeda dengan negara berkembang, negara maju telah

menggunakan indikator multi dimensi. Perkembangan mutakhir

penerapan indikator kesejahteraan multi dimensi telah diadopsi

negara-negara kesejahteraan yang tergabung dalam negara-negara

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Pada tahun 2011, negara-negara yang tergabung dalam OECD telah

menggunakan indikator yang mereka sebut sebagai better life indeks

(BLI) yang mencakup beberapa ukuran yang meliputi pendapatan,

pekerjaan, pendidikan, kesehatan, perumahan, keseimbangan kerja

dan kehidupan sosial (work-life balance), keamanan, jaringan sosial,

kepuasan hidup, dan pelibatan masyarakat (civic engagement).

Sebelum BLI, masyarakat global juga sudah menerapkan indeks

pembangunan manusia (Human Development Index - HDI) yang

diperkenalkan oleh United Nations Development Programs. HDI

dan BLI sebenarnya merupakan turunan dari pendekatan kapasitas

(capability approach) yang dikembangkan oleh Amrtya Sen pada

tahun 1980-an (Gasper 2011). Pendekatan ini melihat kesejahteraan

sebagai suatu entitas yang bersifat multifaset. Pendekatan kapasitas

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

83

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!