17.11.2020 Views

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna

Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Fenomena ini telah mendorong negara untuk terlibat secara lebih

serius dalam distribusi kesejahteraan. Di Indonesia, fenomena ini

diawali dengan distribusi jaring pengaman sosial (JPS) untuk rumah

tangga miskin pada tahun 1998 (Sumarto 2013; Kaasch, Sumarto dan

Wilmsen 2016). Program JPS ini terdiri atas lima skema perlindungan

sosial yang ditujukan untuk menolong rumah tangga miskin dalam

menghadapi kesulitan ekonomi (Sumarto, Suryahadi dan Widyanti

2010) selama krisis ekonomi yang mulai menghantam perekonomian

Indonesia di tahun 1997 (Thee 2004, 2010). Berawal dari program

JPS itu pemerintah Indonesia kemudian mengembangkan program

penanggulangan kemiskinann (Sumarto 2013). Di bawah program

penanggulangan kemiskinan ini bisa dijumpai empat kluster kategori

program, yaitu perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat,

kredit usaha mikro, dan perumahan yang terkases oleh rumah tangga

miskin (Wilmsen, Kaasch dan Sumarto 2016). Salah satu program di

bawah kluster pertama, yaitu jaminan kesehatan masyarakat yang

sebelumnya bersidat ad hoc telah mengalami perkembangan secara

berarti menjadi jaminan kesehatan nasional (JKN) program yang lebih

sistematis-terinstitutionalisasi (Sumarto, Wilmsen dan Kaasch 2016).

Perkembangan peranan pemerintah Indonesia pasca krisis

ekonomi 1997 ini telah meningkatkan pengeluaran pemerintah

dalam persentase yang cukup tinggi. Di banding pengeluaran pada

periode sebelum krisis ekonomi, pada masa pemerintahan Suharto,

pengeluaran dana pemerintah untuk belanja program perlindungan

sosial mencapai sekitar dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi

(Sumarto 2013). Walaupun peningkatannya cukup signifikan tetapi

nilai presentasenya terhadap produk domestic bruto (PDB) masih

dalam presentase yang memprihatinkan. Pada periode 1994/1995

misalnya, pemerintahan Soeharto hanya mengeluarkan anggaran

sebesar anggaran untuk belanja penanggulangan kemiskinan

sebesar 0,3 persen PDB sementara pada tahun 2005 dan 2006,

misalnya mencapai 0,7 persen dan 1,0 persen terhadap PDB (World

Bank 2012).

78

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!