Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si
Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna
Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si
- No tags were found...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
pengembangan Candi Prambanan yang ramah bagi penyandang
difabel, dan dimuat dalam artikel ilmiah. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh Budiatiningsih disimpulkan bahwa
Candi Prambanan telah memenuhi sebagai sebuah destinasi wisata
dengan terpenuhinya aspek 3A bagi wisatawan non difabel. Akan
tetapi, aspek aksesibilitas Candi Prambanan yang mengacu pada
lima standar aksesibilitas destinasi pariwisata yaitu parking areas,
signage, horizontal movement, vertical movement, dan public hygiene
facilities belum ramah bagi penyandang difabel sehingga masih
perlu adanya perencanaan yang lebih baik untuk mewujudkan
destinasi pariwisata yang ramah bagi semua wisatawan. Penelitian
Buditianingsih dapat menunjukkan secara detail kebutuhan
fasilitas berwisata bagi difabel khususnya di area wisata Candi
Prambanan. Namun Buditianingsih hanya membandingkan
kebutuhan berwisata bagi semua jenis difabel secara umum.
Sehingga belum memastikan kebutuhan antar sesama jenis difabel
khususnya tunadaksa seperti dalam penelitian ini.
Penelitian sebelumnya tentang wisata ramah difabel juga
dilakukan oleh Endang Kintamani (2013) tentang pengembangan
kawasan wisata alam kebun raya dan kebun binatang Gembira
Loka untuk wisatawan difabel. Tujuan penelitian Kintamani
untuk mengetahui kesesuaian fasilitas wisata bagi wisatawan
difabel, untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan difabel,
dan untuk membuat strategi pengembangan kawasan wisata alam
Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka untuk wisatawan
difabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian fasilitas
berwisata bagi semua jenis difabel adalah kurang dari 30 persen,
tingkat kepuasan wisatawan semua jenis difabel belum mencapai
100 persen, serta strategi pengembangan kawasan wisata dengan
meningkatkan kualitas 3A yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.
Penelitian Kintamani secara kuantitatif dapat menunjukkan secara
rinci kesesuaian fasilitas wisata serta tingkat kepuasan wisatawan
dari semua jenis difabel sehingga selanjutnya dapat membuat
Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
185