Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si
Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna
Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si
- No tags were found...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
(Bordo 1993; Brook 1999; Scott & Morgan 1993; Twigg 2000; Young
2005). Fokus awal dari feminisme adalah tubuh perempuan
yang dikontrol dan dimanipulasi di dalam kultur patriarkis. Isuisu
yang muncul adalah hak-hak reproduksi, pornografi, kasus
pemerkosaan, hingga komodifikasi tubuh perempuan oleh pasar.
Berbagai institusi yang dipandang mengontrol tubuh perempuan
pun tak luput dari analisis feminis seperti institusi kesehatan,
agama, perkawinan, dan lain sebagainya. Feminisme memandang
bahwa selama ini perempuan digambarkan lebih dekat dengan
tubuh dibanding laki-laki, bahkan perempuan adalah tubuh itu
sendiri. Hal tersebut, menurut para feminis, menjadi justifikasi
untuk menyingkirkan perempuan dari dunia kerja, pendidikan,
dan area publik secara umum. Perempuan direduksi semata-mata
pada fungsi seksualitas dan reproduksi dari tubuhnya. Tubuh
perempuan dikonstruksi secara patologis sebagai lemah, rentan
dan tak terkontrol, yang berbeda dengan deskripsi tubuh laki-laki
yang kokoh dan mudah didefenisikan.
Bukan hanya feminisme saja, analisis terhadap tubuh
sebenarnya juga telah dilakukan sejak Friedrich Nietzsche (1844-
1900), seorang filsuf Jerman, yang mempengaruhi filsuf dan
sosiolog Jerman lainnya seperti Herbert Marcuse (1898-1979)
yang mengidentifikasi tubuh sebagai sumber nafsu, irasional,
dan kesenangan seksualitas, di mana pandangan ini menjadi
basis bagi kritik terhadap kapitalisme (Turner 1984). Namun,
analisis yang paling dalam dan kuat bisa ditemukan kembali pada
gagasan-gagasan Foucault (1972; 1973; 1979). Pemikir posmodern
ini memandang tubuh bukanlah entitas yang netral dan natural
melainkan diciptakan dan direproduksi melalui diskursus. Ia
memetakan sejarah tubuh beserta efek kekuasaan atasnya yang
dinamai sebagai bio power. Dengan bentuk kekuasaan yang demikian,
tubuh didefenisikan, dikontrol, dan didisplinkan. Manajemen dan
cara beroperasinya diatur dalam teknik pemilahan antara yang
sakit dan sehat, ataupun antara yang gila dan waras. Pemisahan
Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
171