17.11.2020 Views

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna

Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Gibbins 1998; Hillyard & Watson 1996; Watson 2000). Perdebatan

terjadi karena adanya hal kontradiktif yakni posmodern di satu

sisi sungguh mengkritisi narasi-narasi dan teori-teori besar

sementara pada sisi lainnya ‘mainstream’ dari kebijakan sosial

masih memiliki komitmen pada universalisasi. Kebijakan sosial

dengan kecenderungan universalisme tersebut dipandang kurang

mempertimbangkan episteme lokal dan realitas perbedaan,

bahkan menurut Gibbins (1998: 31) ‘kurang politis dan cenderung

pragmatis’.

Area kebijakan sosial diwarnai oleh oposisi yang saling

berlawanan: pengangguran dan pekerja; the abled dan disabled;

sehat dan sakit; normal dan abnormal; ataupun pelaku kriminal

dan warga yang tertib (Hillyard & Watson 1996; Watson 2000).

Di satu pihak terdapat kategori yang membawa ‘superioritas

moral’ sementara pada pihak lainnya terdapat kategori yang

‘kurang’, ‘salah’, ‘lemah’ dan perlu dikoreksi ataupun diperbaiki.

Tirani dari oposisi biner seperti itu terasa kental di dalam kajian

tersebut. Pendekatan yang umum di dalam kebijakan sosial juga

berciri linear yang merupakan fondasi dan kelanjutan dari proyek

enlightenment atau pencerahan di Eropa sekitar abad ke-17 dan ke-

18. Apa yang diyakini dari pendekatan demikian adalah bahwa

tahap demi tahap, langkah demi langkah yang tepat dijalani akan

membawa kepada kemajuan dan perbaikan kehidupan masyarakat

yang lebih tertata, rapi dan teratur.

Lain dengan esensi pendekatan yang lazim di dalam kebijakan

sosial tersebut, pendekatan posmodern justru membongkar dan

menginterupsi batas dari kategori - kategori oposisi (Carter 1998;

Gibbins 1998). Yang diperdebatkan oleh pendekatan ini adalah

keterkaitan juga fragmentasi kategori berdasarkan pandangan

adanya dominasi dan kekuasaan. Tak ada tirani linearitas bagi

kemajuan dan tak ada langkah-langkah yang mutlak dilalui untuk

sampai pada sesuatu yang bernama progresivitas. Posmodenisme

sebagai pendekatan akademis sesungguhnya tidak jauh berbeda

166

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!