17.11.2020 Views

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna

Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tekanan (Pressures) dan Kondisi Lingkungan (State)

Persoalan pertanian khususnya tanaman pangan tidak hanya

berkait dengan konsumsi dan produksi tetapi juga soal daya

dukung pertanian yang komprehensif. Ada empat aspek yang

menjadi prasyarat melaksanakan pembangunan pertanian (Bahri,

2004): (1) akses terhadap kepemilikan tanah, (2) akses input dan

proses produksi, (3) akses terhadap pasar dan (4) akses terhadap

kebebasan. Ketimpangan kepemilikan tanah tampak semakin

melebar. Jika pada tahun 1983 indeks kepemilikan tanah 0,50

maka pada tahun 2003 indeks gini mencapai 0,72. Ketimpangan

kepemilikan aset di negeri ini amat akut dimana 56% aset nasional

hanya dikuasai 0,2% dari jumlah penduduk. Hal ini berarti aset

nasional hanya dikuasai 440.000 orang. Konsentrasi aset tersebut

62-87% berupa tanah. Sebaliknya 49,5% petani di Jawa dan 18,7%

petani di luar Jawa tidak memiliki tanah (Winoto dalam Khudori,

2013). Dengan demikian sangat logis ketika pertanian Indonesia

didominasi pelaku usaha kecil (gurem) dan 9,5 juta usaha rumah

tangga dengan penggunaan teknologi yang rendah.

Kepemilikan tanah yang timpang inilah yang menyebabkan

petani tidak memiliki basis material yang cukup di dalam

mengem bangkan produksi pertanian. Hasil penelitian Valeriana

Darwis (2008) mengungkapkan bahwa kontribusi pendapatan dari

pertanian bagi petani yang menguasai lahan antara 0,1 - 0,25 hektar

hanya 29% di Jawa Barat dan 24% di Sulawesi Selatan. Kontribusi

ini menjadi lebih besar apabila petani memiliki lahan lebih dari

satu hektar. Hal ini terlihat di Jawa Barat sebesar 79% dan 52% di

Sulawesi Selatan. Data ini menunjukan bahwa pendapatan petani

sangat tergantung dari luasan lahan garapan (Prihatin 2014).

Dampak (Impacts)

Permasalahan kesejahteraan petani tidak hanya dipengaruhi

oleh on-farm agribusiness tetapi juga oleh off-farm agribusiness. Arifin

(2001:100) menyatakan bahwa dunia agribisnis di negara – negara

110

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!