17.11.2020 Views

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna

Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

harga yang diterima petani (HT) terhadap harga yang dibayar

petani (HB) dalam bentuk persentase (Ismanthono 2003:45).

Dengan kata lain konsep ini secara sederhana menggambarkan

daya beli petani. Asumsinya, jika daya beli petani tinggi, maka

level kesejahteraannya tergolong tinggi.Petani juga lemah posisi

tawarnya di dalam akses tata niaga khususnya terkait dengan

penetapan Harga Produk Penjualan Petani (Suyatna 2013).

Rendahnya tingkat kesejahteraan petani ini menyebabkan

terjadinya penurunan jumlah petani di Indonesia. Dalam survei

pertanian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah rumah

tangga usaha tani di Indonesia pada tahun 2003 masih 31,17 juta

akan tetapi sepuluh tahun kemudian (tahun 2013), jumlah petani

menyusut menjadi 26,13 juta. Turun sekitar 5 juta dalam sepuluh

tahun atau kalau di rata-rata terjadi penurunan 1,75% per tahun

atau sekitar 500.000 petani. Penurunan jumlah petani ini sebagian

besar dari para petani kecil yang memiliki luas lahan sangat minim

yakni sekitar 0,3 hektar. Mereka meninggalkan profesi sebagai

petani karena penghasilan sangat minim, hanya sekitar Rp 200 ribu

per bulan, sangat jauh dari kebutuhan (Jawa Pos, 9 Maret 2015).

Kondisi tersebut diduga berkaitan dengan pergeseran orientasi

pembangunan ekonomi yang awalnya menitiberatkan pada sektor

pertanian dan sekarang bergeser menjadi sektor non-pertanian

tersebut yang terutama didorong oleh menguatnya paradigma

ekonomi neoliberal di Indonesia.Sebagaimana dikatakan Hardono,

et.al. (2004), suatu kebijakan pembangunan yang baik harus

mengandung tiga unsur yaitu ecological security, livelihood security

dan food security. Namun praktik pembangunan pertanian yang

berbasis tiga unsur tersebut berangsur-angsur hilang ketika

dihadapkan pada era globalisasi dan perdagangan bebas, terutama

ketika munculnya berbagai kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh

badan-badan internasional, terutama World Trade Orgazation

(WTO) yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan praktek

pertanian di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

104

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!