17.11.2020 Views

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

Tulisan saya berjudul Pengembangan Ekowisata Laut berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Kreatif di Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna

Ditulis bersama Dr. S. Djuni Prihatin M.Si

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

desa maupun kecamatan, yang maka tidak mempunyai wewenang

sebagai pengatur program. Tipikal program dari pemerintah ratarata

adalah top down dan dilaksanakan sama hampir di semua

wilayah sehingga aparat pemerintah di level bawah hanya tinggal

menjalankan saja. Selain itu, perusahaan juga belum menyesuaikan

dengan program dari pemerintah sehingga yang terjadi adalah

adanya replikasi maupun adanya tumpeng tindih program. Hal

ini dapat dikatakan bahwa aktor swasta masih sekedar menunggu

dan belum mempunyai inisiatif untuk membahas pengaturan porsi

antara masing-masing aktor, terutama dengan aktor pemerintah.

Ketiga, terjadi koordinasi antara aktor pemerintah dan aktor

perusahaan dengan melibatkan masyarakat sehingga tidak terjadi

kebingungan pada saat program dilaksanakan. Faktanya,

masya rakat masih dijadikan obyek oleh negara maupun swasta.

Koordinasi mulai dari memetakan masalah hingga perencanaan

program masih sangat minim dilakukan. Masyarakat selama

ini hanya ditempatkan sebagai penerima program semata. Oleh

karena itu, masyarakat kadang menggunakan kearifan lokal dalam

pelaksanaan program agar semua program dapat berjalan. Oleh

karena program pemerintah biasanya top down dan program dari

perusahaan sudah terancang dengan baik maka kurang adanya

ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan. Ruang

memberi masukan sebenarnya ada namun hanya dapat di lakukan

ketika pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan pro gram sehingga

masyarakat hanya sebagai penerima.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa masingmasing

aktor mempunyai tujuan masing-masing namun belum

dikoordinasikan. Masing-masing aktor mempunyai egoisme dalam

menjalankan program peningkatan kesejahteraan sehingga perihal

koordinasi dengan aktor yang lain masih belum menjadi prioritas. Di

Kabupaten Sleman, koordinasi masih sebatas menggunakan logika

administratif melalui surat dan laporan. Faktanya, kurang lebih 30%

dari seluruh total perusahaan yang sudah memberikan laporan.

Pengembangan Masyarakat dalam Perspektif Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

89

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!