STUDI KONDISI BIOFISIK EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU KAPOTA WAKATOBI_Irwanto

irwantomarine
from irwantomarine More from this publisher
12.05.2020 Views

dengan kondisi topografi yang landai dengan kemringan sekitar 45º adalahmemungkinkan pertumbuhan karang jenis acropora dimana menurutSupriharyono (2000), bahwa jenis ini mampu tumbuh pada daerah yang memilikikelandaian untuk berkembang dan menyebar membentuk terumbu. Dan untukkategori Abiotic tertinggi ditemukan pada Stasiun IV dengan penutupan 18,8 %.Sedangkan kategori Dead Coral tertinggi ditemukan pada Stasiun IV denganpenutupan 3,72 %. Kategori Dead Coral Algae tertinggi ditemukan pada StasiunIII dengan penutupan sekitar 4,9 %.Untuk kategori Soft coral, pada kedalaman 3 meter penutupannyaberkisar antara 8,78 %-30,16 %. Penutupan tertinggi ditemukan pada Stasiun Idan terendah pada Stasiun II. Pada kedalaman ini rata-rata ditemukan soft coralyang di dominasi oleh Family Alcyonacea jenis Xenia dan Gorgonia. Dimanamenurut Fabricius dan Alderslade (2001), bahwa jenis ini mampu bertahan padakondisi obak pecah dimana kemiringan topografinya tergolong landai dan daerahreef flat. Pada Stasiun I, dominannya jenis-jenis tersebut dimungkinkankarena kemampuan beberapa spesies dari Gorgonia memiliki bentuk yangbesar, kuat, fleksibel dengan pertumbuhan koloni yang cepat, dan mampubertahan dari sedimentasi, air yang keruh dan gerakan Ombak (Opresko,1973 dalam Sorokin, 1993).Sedangkan penutupan soft coral pada kedalaman 10 meter paling banyakditemukan pada Stasiun II dengan penutupan sekitar 16,74 %. Dan paling sedikitditemukan pada Stasiun I dengan penutupan hanya 6,92 %. Hal ini disebabkankarena pada Stasiun II kondisi tipografinya adalah reef slop yang memiliki aruscukup tinggi sehingga memungkinkan untuk pertumbuhan soft coral. Sorokin(1993), mengatakan bahwa kebanyakan Octocorallia membutuhkan arus yangkonsisten, cukup kuat utamanya dari satu arah untuk mendapatkan makanan45

yang maksimal dimana arus sangat berperan untuk transportasi makanan,penyebaran larva dan merangsang terjadinya fotosintesis. Sedangkan padaStasiun I banyak ditemukan substrat yang berpasir sehingga soft coral tidakdapat tumbuh. Sebagaimana Benayahu (1985), menyatakan bahwa salah satufaktor pembatas utama terhadap penyebaran soft coral yaitu ketersediaansubstrat yang keras yang cocok untuk pelekatan.2. Kondisi Penutupan Karang HidupBerdasarkan data yang diperoleh dialapangan mengenai kondisi terumbukarang di setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:Tabel 10. Persentase Tutupan Komponen Terumbu Karang di Pulau KapotaKategoriStasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV3 m 10 m 3 m 10 m 3 m 10 m 3 m 10 mLive Coral 51.16 61.9 74.46 53.9 47.52 37.04 55.6 45.14Dead Coral 0.48 6.32 0.8 3.02 4.08 5.4 5.6 6.04Algae 1.62 0 2.98 4.28 0.44 18.08 7.3 3.04Other 33 18.06 8.78 30.56 24.42 28.64 20.56 26.98Abiotik 13.74 13.72 12.98 8.24 23.54 10.84 10.94 18.8Kondisi Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik SedangPada Tabel 7 diatas, berdasarkan tutupan karang hidupnya (Live Coral)menurut Brown (1986), dapat dilihat bahwa kondisi tutupan karang di lokasipenelitian berkisar sedang-baik. Pada Stasiun I dan II kondisi tutupan karangnyabaik di masing-masing kedalaman (3 m dan 10 m), Stasiun III pada kedalaman 3m dan 10 m dalam kondisi sedang serta StasiunIV pada kedalaman 3 mkondisinya baik sedangkan di kedalaman 10 m kondisinya sedang. Pada lokasipenelitian di setiap stasiunnya tidak ditemukan indikasi kerusakan olehmasyarakat akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkunganterutama bom dan potasium. Jenis kerusakan hanya terjadi secara alami olehikan-ikan pemangsa polip karang dan gelombang.Pada Stasiun III memiliki kondisi penutupan yang menurut Brown (1986)termasuk dalam kategori sedang karena pada stasiun ini penutupan karang46

dengan kondisi topografi yang landai dengan kemringan sekitar 45º adalah

memungkinkan pertumbuhan karang jenis acropora dimana menurut

Supriharyono (2000), bahwa jenis ini mampu tumbuh pada daerah yang memiliki

kelandaian untuk berkembang dan menyebar membentuk terumbu. Dan untuk

kategori Abiotic tertinggi ditemukan pada Stasiun IV dengan penutupan 18,8 %.

Sedangkan kategori Dead Coral tertinggi ditemukan pada Stasiun IV dengan

penutupan 3,72 %. Kategori Dead Coral Algae tertinggi ditemukan pada Stasiun

III dengan penutupan sekitar 4,9 %.

Untuk kategori Soft coral, pada kedalaman 3 meter penutupannya

berkisar antara 8,78 %-30,16 %. Penutupan tertinggi ditemukan pada Stasiun I

dan terendah pada Stasiun II. Pada kedalaman ini rata-rata ditemukan soft coral

yang di dominasi oleh Family Alcyonacea jenis Xenia dan Gorgonia. Dimana

menurut Fabricius dan Alderslade (2001), bahwa jenis ini mampu bertahan pada

kondisi obak pecah dimana kemiringan topografinya tergolong landai dan daerah

reef flat. Pada Stasiun I, dominannya jenis-jenis tersebut dimungkinkan

karena kemampuan beberapa spesies dari Gorgonia memiliki bentuk yang

besar, kuat, fleksibel dengan pertumbuhan koloni yang cepat, dan mampu

bertahan dari sedimentasi, air yang keruh dan gerakan Ombak (Opresko,

1973 dalam Sorokin, 1993).

Sedangkan penutupan soft coral pada kedalaman 10 meter paling banyak

ditemukan pada Stasiun II dengan penutupan sekitar 16,74 %. Dan paling sedikit

ditemukan pada Stasiun I dengan penutupan hanya 6,92 %. Hal ini disebabkan

karena pada Stasiun II kondisi tipografinya adalah reef slop yang memiliki arus

cukup tinggi sehingga memungkinkan untuk pertumbuhan soft coral. Sorokin

(1993), mengatakan bahwa kebanyakan Octocorallia membutuhkan arus yang

konsisten, cukup kuat utamanya dari satu arah untuk mendapatkan makanan

45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!