STUDI KONDISI BIOFISIK EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU KAPOTA WAKATOBI_Irwanto
xiDAFTAR LAMPIRANNo. Teks Halaman1.Kuesioner tertutup untuk pengumpulan data sosial danekonomi2.3..4.5.6.7.8.9.Kuesioner identifikasi faktor strategi internal dan eksternalPenutupan karang di lokasi penelitian berdasarkan stasiun ditiap kedalamanHasil identifikasi ikan karang di pulau kapotaIndeks ekologi ikan karang di lokasi penelitianIdentifikasi karang keras di lokasi penelitianIdentifikasi megabenthos di lokasi penelitianHasil analisis Two Way ANOVAUji Lanjut kruskal Wallis karang keras dan megabenthos
I. PENDAHULUANA. Latar BelakangLuas terumbu karang di Indonesia adalah sekitar 51.000 km2. Angka inibelum mencakup terumbu karang di wilayah terpencil yang belum dipetakan atauyang berada di perairan agak dalam (inland waters). Jika estimasi ini akurat maka51% terumbu karang di Asia Tenggara atau 18% terumbu karang di dunia berada diperairan Indonesia. Sebagian besar dari terumbu karang ini bertipe terumbu karangtepi (fringingreefs) yang berdekatan dengan garis pantai sehingga mudah diaksesoleh masyarakat sekitar. Lebih dari 480 jenis karang batu (hard coral) telah didata diwilayah timur Indonesia dan merupakan 60% dari jenis karang batu di dunia yangtelah berhasil dideskripsikan. Keanekaragaman tertinggi ikan karang di dunia jugaditemukan di Indonesia dengan lebih dari 1.650 jenis hanya untuk wilayah Indonesiabagian timur.Supriharyono, (2002) mengemukakan bahwa sebagai salah satu ekosistemutama pesisir dan laut, terumbu karang dengan beragam biota asosiatif dankeindahan yang mempesona, memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi.Selain berperan sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat,terumbu karang juga mempunyai nilai ekologis antara lain sebagai habitat, tempatmencari makanan, tempat asuhan dan tumbuh besar serta tempat pemijahan bagiberbagai biota laut. Nontji, (1987) menambahkan tentang nilai ekonomis terumbukarang yang menonjol adalah sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota lautkonsumsi dan berbagai jenis ikan hias, bahan konstruksi dan perhiasan, bahan bakufarmasi dan sebagai daerah wisata serta rekreasi yang menarik.1
- Page 1 and 2: STUDI KONDISI BIOFISIK EKOSISTEM TE
- Page 3 and 4: iiHALAMAN PENGESAHANJudulNama: Stud
- Page 5 and 6: ivKATA PENGANTARAssalamu Alaikum Wa
- Page 7 and 8: viDAFTAR ISIHalamanDAFTAR ISI......
- Page 9 and 10: viiiDAFTAR TABELNo. Teks Halaman1.2
- Page 11: x25.26.27.28.29.30.31.Kegiatan dan
- Page 15 and 16: keberadaan terumbu karang sangat be
- Page 17 and 18: II. TINJAUAN PUSTAKAA. Ekosistem Te
- Page 19 and 20: Harrison, 1984 mengemukakan bahwa f
- Page 21 and 22: d. Sebagai sumber keindahan karena
- Page 23 and 24: matahari yang diperlukan untuk foto
- Page 25 and 26: gastroderm. Ektoderm merupakan jari
- Page 27 and 28: baru (Sumich, 1996). Morton (1990)
- Page 29 and 30: dominan di reef crest dan reef slop
- Page 31 and 32: mengubah profesi sesorang yang suda
- Page 33 and 34: kekauatan dan peluang perusahaan se
- Page 35 and 36: Tabel 1. Matriks analisis SWOT (Ran
- Page 37 and 38: III. METODE PENELITIANA. Waktu dan
- Page 39: 27Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian2
- Page 42 and 43: Tabel 2. LanjutanAlgae- Alagae Asse
- Page 44 and 45: Major Group C meliputi famili Scari
- Page 46 and 47: Kepadatan dihitung dengan menggunak
- Page 48 and 49: Indeks ini dapat menerangkan bilama
- Page 50 and 51: secara internal. Pengumpulan data m
- Page 52 and 53: IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran
- Page 54 and 55: 1. ArusTabel 9. Kondisi Oseanografi
- Page 56 and 57: C. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang
- Page 58 and 59: dengan kondisi topografi yang landa
- Page 60 and 61: hidupnya pada kedalaman 3 meter han
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luas terumbu karang di Indonesia adalah sekitar 51.000 km2. Angka ini
belum mencakup terumbu karang di wilayah terpencil yang belum dipetakan atau
yang berada di perairan agak dalam (inland waters). Jika estimasi ini akurat maka
51% terumbu karang di Asia Tenggara atau 18% terumbu karang di dunia berada di
perairan Indonesia. Sebagian besar dari terumbu karang ini bertipe terumbu karang
tepi (fringingreefs) yang berdekatan dengan garis pantai sehingga mudah diakses
oleh masyarakat sekitar. Lebih dari 480 jenis karang batu (hard coral) telah didata di
wilayah timur Indonesia dan merupakan 60% dari jenis karang batu di dunia yang
telah berhasil dideskripsikan. Keanekaragaman tertinggi ikan karang di dunia juga
ditemukan di Indonesia dengan lebih dari 1.650 jenis hanya untuk wilayah Indonesia
bagian timur.
Supriharyono, (2002) mengemukakan bahwa sebagai salah satu ekosistem
utama pesisir dan laut, terumbu karang dengan beragam biota asosiatif dan
keindahan yang mempesona, memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi.
Selain berperan sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat,
terumbu karang juga mempunyai nilai ekologis antara lain sebagai habitat, tempat
mencari makanan, tempat asuhan dan tumbuh besar serta tempat pemijahan bagi
berbagai biota laut. Nontji, (1987) menambahkan tentang nilai ekonomis terumbu
karang yang menonjol adalah sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota laut
konsumsi dan berbagai jenis ikan hias, bahan konstruksi dan perhiasan, bahan baku
farmasi dan sebagai daerah wisata serta rekreasi yang menarik.
1