04.03.2020 Views

LAPORAN JARINGAN PENGUAT KELOMPOK 2

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI TUMBUHAN JARINGAN PENGUAT

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan I

Yang dibina oleh dosen Andik Wijayanto, S.Si., M.Si. dan Rahmi Masita, S.Si., M.Sc.

Disusun oleh :

Kelompok 2 Offering I Angkatan 2019

Ananda Husnul Hotimah 190342621227

Candra Septiana Bintara Putri 190342621217

Febriandari Annisa Murti 190342621288

Fisinya Rindu Amalia Rachman 190342621205

Redito Aulia Ahsani 190342621210

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI S1 BIOLOGI

Maret 2020


A. TOPIK

Anatomi Tumbuhan Jaringan Penguat

B. TUJUAN

1. Mengenal jaringan penguat pada tumbuhan

2. Mengamati letak jaringan penguat pada tumbuhan

3. Mengamati penampang melintang dan membujur sel-sel penyusun jaringan

kolenkim

4. Mengamati penampang melintang dan membujur sel-sel penyusun jaringan

sklerenkim

5. Membedakan kolenkim dan sklerenkim

6. Menjelaskan macam-macam struktur, fungsi, serta letak jaringan kolenkim dan

sklerenkim dalam tubuh tumbuhan

1. HASIL PENGAMATAN

NO NAMA GAMBAR GAMBAR

TANGAN +

KETERANGAN

1 Irisan

melintang

tangkai daun

Nerium

oleander

dengan

reagen air

P. 40x10

1. Epidermis

2. Ruang antar sel

3. Parenkim

palisade

4. Jaringan

pengangkut

PENJELASAN

Kolenkima tersusun

dari sel-sel hidup

berada ditepi dekat

dengan jaringan

epidermis. Sedangkan

sklerenkima tersusun

dari sel-sel hidup

yang nanti mengalami

penebalan sehingga

sitoplasma akan habis

dan sel-selnya mati


2 Irisan

Setelah diberi lakrutan

melintang

Biru metilen terlihat

tangkai daun

sel-sel hidup seperti

Nerium

parenkim. Sel ini

oleander

berperan

dalam

dengan

pembentukan parenkim

reagen

metilen

biru

P. 40x10

1. Sel parenkim

2. Serabut

sklerenkikm

3. Vaskuler

korteks ataupun

sebagai lapisan sel

dalam daun.

cambium

4. Epidermis

3 Irisan

melintang

Jaringan parenkimnya

alat

termasuk ke dalam tipe

pengapung

triskosklereid di mana

Eichornia

cabang-cabang nya

crassipes

dengan

reagen air

1. Rongga udara

2. Triskosklereid

menjulur ke ruang antar

sel

P. 40x10

4 Irisan

melintang

1.

Ketika diberi larutan

Eichornia

floroglusin dan HCl

crassipes

25% terjadi perubahan

Floroglusin +

warna pada preparat.

HCl 25%x

P. 10x10

1.

2. 1. Rongga udara

3. 2. Triskosklereid

Perubahan warna ini

menandakan ada nya

lignin pada preparat

tersebut.


5 Irisan

melintang

Terdapat noktah pada

daging buah

dinding sel yang tidak

pir

mengalami penebalan.

Selain itu juga terdapat

Air

Kristal yang terdapat

dalam plasma sel atau

P. 10x10

1. Noktah

2. Kristal

dalam vakuola,

biasanya tersusun atas

kalsium karbonat dan

kalsium oksalat

6 Irisan

melintang

Setelah diberikan

daging buah

larutan floroglusin dan

pir

HCl 25% terjadi

perubahan warna

Floroglusin+

sehingga hal ini

HCl 25%

P. 40x10

1. Noktah

2. Kristal

menandakan bahwa

terdapat lignin pada

buah pir

7 Irisan

melintang

Terdapat parenkim

daun agave

yang menebal pada

ujung sel. Terdapat

Air

juga scelenchymatous

fiber cap, vascular

P.40x10

1. Sel parenkim

2. Serabut

bundle dan bundle

sheath

sklerenkim

3. Floem

4. xylem


8 Irisan

melintang

daun agave

Floroglusin +

HCl 25%

9 Irisan

melintang

biji kacang

merah

10 Irisan

melintang

biji kacang

merah

P. 40x10

P. 40x10

P. 10x10

1. Sel parenkim

2. Serabut

sklerenkim

3. Floem

4. Xylem

1.Makrosklereid

2.Osteosklereid

3.Dinding sel

1. Makrosklereid

2. Osteosklereid

3. Dinding sel

Dilakukan penetesan

floroglusin pada irisan

melintang daun agave

sp dilakukan untuk

mendeteksi lignin

setelah ditetes oleh HCl

,namun tidak ada reaksi

pada preparat dan

kemungkinan reagen

yang digunakan sudah

tidak reaktif

bahwa tipe sklereida

nya berupa

osteoskelereid,

penebalan sekunder

pada dinding lignin sel

sekundernya

Pemberian floroglusin

dan HCl digunakan

untuk mendeteksi

kandungan lignin yang

terdapat pada dinding

selnya


11. Penampang

melintang

daun

Camellia

sinensis

Jaringan sklerenkim

nya termasuk ke dalam

tipe asterosklereid yang

berbentuk seperti

bintang

P. 40x10 1. Asterosklereid

12. Penampang

melintang

batang

cucurbita

P. 40x10

1. Kolenkim

2. Dinding sel

dinding sel-sel di

lapisan ke-2 yang

merupakan lapisan

hipodermis. Lapisan

hipodermis ini

merupakan jaringan

kolenkim sudut

(angular). Kolenkim

ini mengalami

penebalan dinding sel

pada sudut-sudutnya,

dan selnya tidak teratur

tanpa ruang antar sel

13 Penampang

membujur

batang

cucurbita

Kolenkim ini

mengalami penebalan

dinding sel pada

sudut-sudutnya, dan

selnya tidak teratur

tanpa ruang antar sel

P. 40x10 1. Kolenkim

2. Dinding sel


2. PEMBAHASAN

a. Irisan melintang tangkai daun Nerium oleander

1. Dengan Reagen Air

Setelah melakukan pengamatan pada irisan melintang tangkai daun Nerium

oleander yang diteteskan air, diperoleh jaringan yang berfungsi untuk

menyongkong tubuh tumbuhan agar tumbuh tegak dan kuat yakni jaringan

penguat. Jaringan penguat disebut juga sebagai jaringan mekanik. Selama

pengamatan, perbesaran mikroskop diawali dengan 10 x 10. Kemudian

dilanjutkan dengan mencoba perbesaran lebih kuat yaitu 40 x 10. Tetapi

gambar yang dihasilkan kurang jelas sehingga data yang digunakan yakni

perbesaran 10 x 10.

Pada praktikum ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui letak,

bentuk, dan penyusun dari jaringan penguat. Jaringan ini dibagi menjadi dua

yaitu kolenkima dan sklerenkima. Kolenkima tersusun dari sel-sel hidup

berada ditepi dekat dengan jaringan epidermis. Sedangkan sklerenkima

tersusun dari sel-sel hidup yang nanti mengalami penebalan sehingga

sitoplasma akan habis dan sel-sel mati (mengandung lignin). Sklerenkim

terdiri dari serabut dan sklereid.

Menurut hasil pengamatan pada tangkai daun Nerium oleander, tipe

kolenkimanya adalah anular. Karena penebalan dinding merata sehingga

ruang antar sel (lumen) menjadi bentuk pipa. Sedangkan tipe

sklerenkimanya (sklereid) adalah brakhisklereida. Karena, bentuk membulat

sehingga disebut sel batu.

2. Dengan Reagen Biru Metilen

Setelah melakukan pengamatan pada irisan melintang tangkai daun Nerium

oleander yang diteteskan biru metilen, diperoleh jaringan yang berfungsi

untuk menyongkong tubuh tumbuhan agar tumbuh tegak dan kuat yakni

jaringan penguat. Jaringan penguat disebut juga sebagai jaringan mekanik.

Selama pengamatan, perbesaran mikroskop diawali dengan 10 x 10.

Kemudian dilanjutkan dengan mencoba perbesaran lebih kuat yaitu 40 x 10.

Tetapi gambar yang dihasilkan kurang jelas sehingga data yang digunakan

yakni perbesaran 10 x 10.


Pada praktikum ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui letak,

bentuk, dan penyusun dari jaringan penguat. Jaringan ini dibagi menjadi dua

yaitu kolenkima dan sklerenkima. Kolenkima tersusun dari sel-sel hidup

berada ditepi dekat dengan jaringan epidermis. Sedangkan sklerenkima

tersusun dari sel-sel hidup yang nanti mengalami penebalan sehingga

sitoplasma akan habis dan sel-sel mati (mengandung lignin). Sklerenkim

terdiri dari serabut dan sklereid.

Pada pengamatan ini diberi reagen biru metilen yang berfungsi untuk

memberi warna pada preparat agar jaringan penyusun yang diamati tampak

lebih jelas. Kemudian untuk tipe-tipe kolenkima dan sklerenkima pada

tangkai daun Nerium oleander yang diberi biru metilen sama saja dengan

sebelumnya. Tetapi lebih tampak komponen protoplasmiknya seperti

nukleus dan sitoplasma.

b. Irisan melintang Eucharnia crassipes

Pengamatan pada preparat irisan melintang Eucharnia crassipes dilakukan

dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 40 x 10. Berdasarkan hasil

pengamatan yang telah dilakukan pada preparat tersebut ditemukan jaringan

sklerenkim dengan tipe trikosklereid. Jaringan ini terdiri dari sel hidup atau

sudah mati, bersifat elastis/kenyal, dinding sel merupakan dinding sekunder

yang tersusun dari lignin yang tebal, sehingga dapat membentuk noktah

sederhana yang bercabang. Sklerenkim pada preparat ini termasuk ke dalam

serat sklerenkim karena selnya memanjang dan meruncing pada kedua ujungnya

karena dinding serat tersebut tebal menyebabkan lumen sel sangat sempit dan

hanya berwujud garis di tengah sel.

Preparat irisan melintang Eucharnia crassipes kemudian ditetesi larutan

floroglusin + HCl 25%. Pemberian larutan tersebut bertujuan untuk mendeteksi

keberadaan lignin. Ketika ditetesi larutan floroglusin + HCl 25% preparat

mengalami perubahan warna. Hal ini menandakan bahwa pada preparat tersebut

terdapat lignin pada dinding selnya.

c. Irisan melingtang daun agave

Pada percobaan praktikum irisan melintang daun agave sp, diberlakukan 3

percobaan yaitu dengan menggunakan penetesan air, HCl 25% dan reagen


floroglusin. Didapat pada percobaan pertama dengan air dengan perbesaran

40x10 ditemukan parenkim yang menebal pada ujung sel. Terdapat juga

scelenchymatous fiber cap, vascular bundle dan bundle sheath. Ditemukan pula

xylem dan floem. Kemudian perlakuan kedua menggunakan reagen HCl 25%

yang berfungsi untuk mendeteksi Kristal Ca oksalat dan kalsium karbonat dalam

sel. Namun tidak ditemukan Kristal Ca oksalat dan kalsium karbonat dalam sel

mungkin dikarenakan reagen yang digunakan sudah tidak reaktif maupun

kurang banyaknya penetesan pada preparat. Pada percobaan ke tiga penetesan

floroglusin pada irisan melintang daun agave sp dilakukan untuk mendeteksi

lignin setelah ditetes oleh HCl ,namun tidak ada reaksi pada preparat dan

kemungkinan reagen yang digunakan sudah tidak reaktif maupun kurang

banyaknya penetesan pada preparat.

d. Irisan melintang biji kacang merah

Pengamatan pada irisan melintang biji kacang merah dapat terlihat bahwa tipe

sklereida nya berupa osteoskelereid, penebalan sekunder pada dinding lignin sel

sekundernya.Irisan melintang biji kacang merah reagen diamati dengan

menggunakan perbesaran 40 x 10, sementara untuk irisan melintang biji kacang

merah ditambah dengan reagen floroglusin dan HCl menggunakan perbesaran

10 x 10. Pemberian floroglusin dan HCl digunakan untuk mendeteksi

kandungan lignin yang terdapat pada dinding selnya.

e. Irisan melintang buah pir

Pada pengamatan penampang melintang buah pir yang diamati dengan

perbesaran 10x10 dapat ditemukan Sklereid (sel batu). Pada preparat yang telah

diamati, dinding sel sklereid berbentuk seperti kelopak bunga. Sel batu pada

buah pir berbentuk Brakisklereid (Saputro, N. W, 2017). Kemuadian kami

memberi perlakuan dengan menetesi reagen floroglusin + HCL 25% dengan

volume yang sama. Setelah ditetesi reagen sel sklereid berubah warna menjadi

merah keunguan, hal ini menunjukkan jika sel ini mengandung lignin. Selain itu

juga ditemukan noktah, yakni bagian-bagian tertentu dari dinding sel yang tidak

ikut mengalami penebalan sementara bagian yang lain mengalami penebalan.

f. Penampang melintang daun Camellia sinensis

Pengamatan pada preparat penampang melintang Camellia sinensis dilakukan

dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 40 x 10. Berdasarkan hasil


pengamatan yang telah dilakukan pada preparat tersebut ditemukan jaringan

sklerenkim dengan tipe Astrosklereida berbentuk cabang-cabang seperti bintang

yang terdapat di tepi daun. Selain itu juga di dalam mesofil terdapat jaringan

palisade yang terputus dibagian costae. Di bagian costae terdapat berkas

pengangkut dengan xilem dan floem. Tipe berkas pengangkutnya adalah

bikolateral, dikelilingi oleh serabut perisikel.

g. Penampang melintang dan membujur batang cucurbita.

Pada pengamatan penampang melintang dan membujur batang Cucurbita

dengan perbesaran 40x10 dapat diamati dinding sel-sel di lapisan ke-2 yang

merupakan lapisan hipodermis. Lapisan hipodermis ini merupakan jaringan

kolenkim sudut (angular). Kolenkim ini mengalami penebalan dinding sel

pada sudut-sudutnya, dan selnya tidak teratur tanpa ruang antar sel (Sumarsono,

2016).


A. DAFTAR PUSTAKA

1. Saputro, N. W. 2016. Panduan Praktikum Botani. Universitas Singaperbangsa

Karawang: Karawang

2. Tim Pengampu Anatomi Tumbuhan. 2013. Anatomi Tumbuhan. Universitas Negeri

Malang : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan Biologi.

3. Wahidah, B.F., dkk. 2018. Penuntun Praktikum Botani Dasar. Universitas Islam

Negeri Alaudin: Makassar

4. Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.

5. Sumarsono, Sumiyarsih, S., dan Suwandi, H. 2016. Praktikum Struktur Tumbuhan

edisi II. Universitas Terbuka : Banten

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!