27.01.2020 Views

ET-636-A1-Main News_compressed

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

A2 FOKUS 17 - 23 JANUARI 2020<br />

Dari Imperium Persia Sampai Iran<br />

Sekarang Yang Jadi Lelucon Dunia<br />

ZHANG LIN<br />

Jenderal Iran Soleimani adalah teroris<br />

yang diburon oleh PBB, setelah<br />

dihabisi oleh AS, kelompok penguasa<br />

Iran putus asa sekaligus ketakutan,<br />

satu persatu lelucon pun bermunculan.<br />

Awalnya mereka berkabung dalam<br />

skala besar bagi jenderal teroris ini, dalam<br />

sesaat warga Iran yang tewas terinjak-injak<br />

mencapai 56 orang, kemudian mereka<br />

menyatakan akan menebar mayat orang<br />

Amerika di seluruh Timur Tengah, diluncurkanlah<br />

puluhan buah rudal.<br />

Tapi semua rudal Iran itu meledak di<br />

padang gurun di samping pangkalan militer<br />

AS, selain tidak menyentuh AS sedikit<br />

pun, juga tidak memecahkan satu pun kaca<br />

jendela AS.<br />

Di saat seluruh dunia merasa dipermainkan<br />

oleh Iran, beredar kembali berita<br />

jatuhnya pesawat Ukraina di Teheran. Di<br />

saat masyarakat berhati-hati membicarakan<br />

hal ini, Iran mengumumkan lantaran<br />

mesin pendorong terbakar sehingga menyebabkan<br />

pesawat Boeing tersebut jatuh.<br />

Saya pernah memiliki sahabat karib,<br />

yang pernah dipenjara dan dipecat akibat<br />

jatuhnya sebuah pesawat maskapai penerbangan<br />

sipil Tiongkok pada tahun 1980-an,<br />

jadi saya tahu pemerintah Iran sedang berbohong.<br />

Karena pertama, untuk memastikan<br />

penyebab jatuhnya pesawat itu sangatlah<br />

sulit, kadang kala dibutuhkan riset dan<br />

analisa selama berbulan-bulan, dan kedua,<br />

pemerintah Iran buru-buru memainkan<br />

kekonyolan “menutupi fakta”, tapi justru<br />

mengungkap rasa bersalahnya karena telah<br />

berbuat kejahatan, hampir seakan mengakui<br />

sendiri seluruh kejahatannya!<br />

Sebanyak 176 orang di dalam pesawat<br />

itu semuanya tewas. Walaupun kemudian<br />

dipastikan lebih dari setengah penumpang<br />

adalah warga asing, sebenarnya mereka<br />

adalah WN Iran, dengan kata lain, aksi<br />

balas dendam Iran, dilakukannya dengan<br />

menginjak mati 56 orang rekan senegaranya,<br />

ditambah lagi dengan menewaskan<br />

176 orang rekan senegara lainnya dengan<br />

rudal. Sungguh konyol! Seluruh dunia sebenarnya<br />

tengah menertawakan kebodohan<br />

orang Iran!<br />

Para pengunjuk rasa memegang bunga ketika gas air mata yang ditembakkan oleh polisi berjatuhan di sebuah demonstrasi di<br />

depan Universitas Amir Kabir di Teheran, Iran, pada 11 Januari 2020 lalu.<br />

Sektor minyak bumi yang menjadi pilar perekonomian<br />

rakyat, ekspornya telah menurun sebanyak 90%<br />

akibat sanksi internasional. Bangsa Iran sudah tidak<br />

bisa lagi menerima tirani rezim teokrasi yang telah<br />

berlangsung selama 40 tahun lebih, dan sedang<br />

terus melawan.<br />

AP PHOTO<br />

Tapi tidak banyak yang tahu, bahwa<br />

orang Iran dulunya adalah bangsa yang paling<br />

hebat di dunia, dulu 2.600 tahun silam,<br />

Iran telah mendirikan kekaisaran terbesar<br />

pertama sepanjang sejarah yang wilayahnya<br />

bahkan mencakupi dataran Eropa, Asia dan<br />

Afrika!<br />

Kekaisaran Persia dulunya kuat tak<br />

tertandingi, tapi justru takluk di tangan<br />

gabungan kota-kota di Yunani yang kecil.<br />

Raja Persia saat pertama kali memimpin<br />

ratusan ribu prajurit menyerbu Yunani, dikalahkan<br />

dengan Pertempuran Marathon<br />

orang Yunani yang hanya berjumlah beberapa<br />

ribu prajurit.<br />

Lalu di saat Raja Persia untuk kedua<br />

kalinya menginvasi dalam skala besar,<br />

hanya dengan 300 orang pejuang Spartan,<br />

telah berhasil menghadang derap langkah<br />

80.000 pasukan elit Persia di Thermopylae.<br />

Mengapa orang Yunani selalu bisa satu<br />

orang mengalahkan ratusan orang Persia?<br />

Karena orang Yunani sejak dulu telah<br />

menemukan sistem politik demokrasi. Demokrasi<br />

dapat melindungi kebebasan dan<br />

hak asasi setiap orang. Hanya kelompok<br />

manusia yang memiliki kebebasan, yang<br />

dapat menciptakan peradaban.<br />

Jadi orang Yunani telah meraih<br />

terobosan kemajuan pada berbagai aspek<br />

sejak lama, mereka telah menetapkan pondasi<br />

politik bagi peradaban manusia, dan<br />

menciptakan alat yang paling canggih di<br />

dunia saat itu.<br />

Baik teknologi pertanian, perikanan,<br />

pelayaran, maupun teknik berperang,<br />

orang Yunani jauh melampaui seluruh<br />

dunia, seperti AS yang sekarang mewarisi<br />

peradaban Yunani, memimpin hampir di<br />

segala aspek dunia!<br />

Setelah Imperium Persia dihancurkan<br />

oleh Bangsa Yunani, selama ribuan tahun<br />

mereka tidak pernah melupakan ingin<br />

membangkitkan kembali kekaisarannya.<br />

Tapi setelah menghabiskan waktu dua ribu<br />

tahun lebih, Bangsa Iran masih saja tidak<br />

berhasil mempelajari sistem demokrasi,<br />

jadi akibat dari setiap kali memperjuangkan<br />

“kebangkitannya” justru menjadi semakin<br />

merosot.<br />

Sekarang bangsa Iran tengah melangkah<br />

menuju kehancuran total. Sektor<br />

minyak bumi yang menjadi pilar perekonomian<br />

rakyat, ekspornya telah menurun<br />

sebanyak 90% akibat sanksi internasional.<br />

Bangsa Iran sudah tidak bisa lagi menerima<br />

tirani rezim teokrasi yang telah berlangsung<br />

selama 40 tahun lebih, dan sedang<br />

terus melawan.<br />

Di saat penulis hendak menyelesaikan<br />

artikel ini, berita terbaru mengatakan bahwa<br />

mahasiwa Iran telah turun ke jalanan,<br />

merobek foto raksasa Khamenei dan Soleimani<br />

di jalanan, memprotes pembunuhan<br />

kejam yang mereka lakukan terhadap<br />

kaum elit negara, dan orang tak berdosa,<br />

sehingga menyebabkan Iran terus merosot<br />

tak berdaya. (sud)<br />

Dilanda Bencana Silih Berganti, Iran Sulit Balas Dendam AS<br />

WANG YOUQUN<br />

Setelah AS “menghabisi” orang<br />

nomor dua Iran yakni gembong<br />

teroris Timur Tengah Qaseem Soleimani,<br />

pemimpin Iran berturutturut<br />

berpidato dengan berapi-api,<br />

menyatakan hendak membalas<br />

aksi Amerika tersebut.<br />

Masyarakat Tiongkok kuno<br />

mengatakan, untuk suatu tindakan<br />

diperlukan: Waktu, geografi dan<br />

faktor manusia yang tepat. Iran<br />

berniat melancarkan pembalasan<br />

dendam militer berskala besar terhadap<br />

AS, selain tidak tepat waktunya,<br />

terlebih juga tidak diuntungkan<br />

secara letak, dan tidak adanya<br />

figur tokoh yang tepat.<br />

“Waktu” tidak berpihak pada<br />

Iran<br />

Saat Iran menyuarakan pembalasan<br />

terhadap AS, bencana silih<br />

berganti melanda Iran mulai dari<br />

penginjakan (massa berkabung<br />

yang saling menginjak-injak lantaran<br />

panik), gempa bumi, musibah<br />

udara (penembakan jatuh pesawat<br />

sipil Ukraina), kecelakaan darat<br />

dan berbagai musibah lainnya.<br />

Pada 7 Januari, di saat Iran<br />

menggelar upacara pemakaman<br />

bagi Soleimani terjadi tragedi<br />

penginjakan, mengakibatkan setidaknya<br />

56 orang tewas, dan 213<br />

orang lainnya luka-luka.<br />

Menurut US Geological Survey<br />

(USGS), pada 8 Januari pagi hari,<br />

di wilayah barat daya Iran terjadi<br />

dua kali gempa masing-masing<br />

berkekuatan 4,9 SR dan 4,5 SR,<br />

pusat kedalaman gempa adalah<br />

10 km, jarak antara kedua pusat<br />

gempa 7 km, berlokasi di sisi barat<br />

AFP<br />

kota Shiraz sebelah selatan Iran,<br />

di dekat pembangkit listrik tenaga<br />

nuklir Bushehr (Bushehr Nuclear<br />

Power Plant).<br />

Pada 8 Januari pagi hari, pesawat<br />

penumpang Boeing 737 milik<br />

maskapai Ukraine International<br />

Airlines, jatuh akibat tertembak<br />

rudal pasukan Iran belum lama<br />

setelah lepas landas dari bandara<br />

internasional Ibukota Teheran<br />

Khomeini, sebanyak 176 orang<br />

awak dan penumpang seluruhnya<br />

tewas. Di antaranya termasuk 82<br />

orang warga Iran, 63 orang warga<br />

Kanada, 10 orang warga Swedia, 3<br />

orang warga Inggris, 3 orang warga<br />

Jerman, 4 orang warga Afganistan,<br />

dan 11 orang warga Ukraina.<br />

Menurut berita Kantor Berita<br />

Fars <strong>News</strong> Agency Iran, pada 9<br />

Januari sekitar pukul 1 dini hari, sebuah<br />

bus besar terbalik di Provinsi<br />

Mazandaran di utara Iran, 20 orang<br />

tewas, dan 23 orang lainnya lukaluka.<br />

Penyebab kecelakaan adalah<br />

karena jalan berliku di pegunungan<br />

yang sempit, pengemudi tidak<br />

bisa mengendalikan bus.<br />

“Tempat/geografi” tidak<br />

berpihak pada Iran<br />

Dibandingkan dengan Iran,<br />

kekuatan ekonomi dan militer AS<br />

mutlak lebih unggul.<br />

Pada 1 Januari dini hari, sebanyak<br />

750 orang serdadu gelombang<br />

pertama Divisi 82 Lintas Udara,<br />

menumpang 3 unit pesawat transportasi<br />

C-17, lepas landas dari Fort<br />

Bragg, Carolina Utara, terbang<br />

menuju penempatan di Timur<br />

Tengah. Kemudian, pesawat transportasi<br />

besar C-5 Galaxy dan pesawat<br />

transportasi strategis C-17,<br />

dengan cara pengisian bahan bakar<br />

Iran akhirnya mengakui pada 11 Januari bahwa militernya telah menembak<br />

jatuh sebuah pesawat penumpang maskapai Ukraina hingga<br />

hancur berkeping-keping, karena faktor kesalahan manusia.<br />

di udara atau mendarat di Jerman<br />

untuk mengisi bahan bakar, menambah<br />

pasukan di Timur Tengah<br />

dengan cepat.<br />

Sebanyak 4 batalion dari Divisi<br />

82 Lintas Udara AS, ditambah<br />

dengan 2 batalion Divisi 101 Serangan<br />

Udara, telah ditempatkan di<br />

Timur Tengah. Dalam 24 jam, 4000<br />

personel militer AS telah berada di<br />

posisi tempur.<br />

Menurut riset statistik surat<br />

kabar Washington Post, saat ini di<br />

sekitar Iran, AS telah menempatkan<br />

personel sekitar 70.000 pasukan,<br />

atau sekitar 1/3 dari lebih<br />

200.000 personel militer AS yang<br />

ditempatkan di luar negeri.<br />

AS berada di sisi timur Iran, dari<br />

utara hingga selatan, semuanya<br />

adalah pangkalan militer dan pasukan<br />

yang ditempatkan. Di Turki<br />

AS menempatkan 2.500 personel;<br />

di Suriah sebanyak 800 personel;<br />

di Irak sebanyak 5.200 personel; di<br />

Jordania sebanyak 3.000 personel;<br />

di Kuwait sebanyak 13.000 personel;<br />

di Bahrain sebanyak 7000<br />

personel; di Qatar sebanyak 13.000<br />

personel; di Arab Saudi sebanyak<br />

3.000 personel; di Uni Emirat Arab<br />

sebanyak 5.000 personel; di Oman<br />

sebanyak 606 personel; di timur<br />

Iran, AS juga memiliki pangkalan<br />

militer di Afganistan, dengan<br />

14.000 personel. Israel juga merupakan<br />

sekutu abadi AS di Timur<br />

Tengah.<br />

Menurut berita di surat kabar<br />

Daily Mail, AS memiliki serangkaian<br />

perlengkapan militer yang<br />

kuat di Timur Tengah dan Teluk<br />

Persia, termasuk armada jet tempur<br />

F-22 yang ditempatkan di<br />

Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar,<br />

armada kapal induk dan kapal selam<br />

nuklir “USS Ohio” di wilayah<br />

perairan Laut Arab; selain itu juga<br />

ada pesawat siluman B2 bomber<br />

dan perlengkapan kuat lainnya.<br />

Armada kapal induk tempur VIII<br />

AS yakni kapal induk “USS Harry<br />

S. Truman” juga sudah tiba di Teluk<br />

Oman.<br />

Begitu perang meletus, AS<br />

akan mengerahkan Divisi 82 Lintas<br />

Udara dan Divisi 101 Serangan<br />

Udara, serta pesawat tanpa awak,<br />

untuk menghabisi petinggi milisi<br />

pro-Iran yang berada di Irak.<br />

Di saat yang sama, AU AS akan<br />

melakukan serangan udara terhadap<br />

pangkalan militer pro-Iran di<br />

Irak dan Suriah. Ini akan menjadi<br />

model perang yang sama sekali<br />

berbeda, tidak akan banyak pasukan<br />

bersenjata turut berperang,<br />

sepenuhnya perang khusus yang<br />

didukung intelijen ditambah dengan<br />

serangan udara. Serangkaian<br />

aksi pemenggalan yang tepat, telah<br />

menjadi perang model terbaru.<br />

Presiden Trump pada hari Rabu (8/1) pukul 11:30 waktu Amerika Timur di Gedung Putih menyampaikan<br />

pidato terkait serangan Iran terhadap pangkalan militer AS di Irak.<br />

Saat Iran menyuarakan<br />

pembalasan<br />

terhadap AS, bencana<br />

silih berganti<br />

melanda Iran mulai<br />

dari penginjakan<br />

(massa berkabung<br />

yang saling menginjak-injak<br />

lantaran<br />

panik), gempa bumi,<br />

musibah udara (penembakan<br />

jatuh pesawat<br />

sipil Ukraina),<br />

kecelakaan darat dan<br />

berbagai musibah<br />

lainnya.<br />

“Faktor manusia” juga tidak<br />

berpihak pada Iran<br />

Soleimani adalah gembong<br />

teroris terbesar di Timur Tengah,<br />

adalah gembong terpenting yang<br />

mendalangi berbagai serangan teror<br />

di berbagai negara Timur Tengah.<br />

Trump dengan kebenaran<br />

menaklukkan kejahatan, mengirim<br />

pasukan dengan alasan yang kuat,<br />

adalah tindakan menegakkan dari<br />

seorang penegak keadilan. Setelah<br />

AS menghabisi Soleimani, sebanyak<br />

29 negara NATO menyatakan<br />

dukungannya.<br />

Pada 8 Januari setelah Iran<br />

melancarkan serangan terhadap<br />

pangkalan militer AS, Menhan<br />

Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer<br />

“mengecam keras dan menentang<br />

serangan tersebut”. PM<br />

Inggris Boris Johnson saat menelepon<br />

Presiden Iran Hassan Rouhani,<br />

mendesak Iran agar mengakhiri<br />

“tindakan permusuhan” tersebut.<br />

Informasi dari Kemenlu Prancis<br />

menyebutkan, karena Iran mengumumkan<br />

mundur sepenuhnya<br />

dari kesepakatan nuklir, maka selanjutnya<br />

Prancis akan “kembali<br />

memberlakukan sanksi” terhadap<br />

Iran sesuai isi kesepakatan.<br />

Israel dan Iran adalah musuh<br />

bebuyutan. PM Israel Benjamin Netanyahu<br />

dengan tegas menyatakan,<br />

jika diserang oleh Iran, Israel akan<br />

“membalas dengan sengit”.<br />

SOUL LOEB/AFP<br />

Pada 10 Desember 2019 lalu,<br />

KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC)<br />

yang ke-40 diselenggarakan di<br />

Arab Saudi. Raja Saudi yakni Raja<br />

Salman mengatakan, karena Iran<br />

telah menempuh “kebijakan yang<br />

bersifat invasi” di wilayah Arab,<br />

“telah merusak stabilitas negara<br />

tetangga”, maka negara teluk harus<br />

bersatu menghadapinya. GCC<br />

adalah organisasi keamanan ekonomi<br />

dan politik yang utama di<br />

wilayah teluk, anggotanya antara<br />

lain Arab Saudi, Bahrain, Oman,<br />

Kuwait, Uni Emirat Arab dan Qatar.<br />

Yang paling krusial adalah<br />

rakyat Iran yang telah ditindas selama<br />

40 tahun.<br />

Sejak 1979 hingga 2019, rakyat<br />

Iran telah menderita di bawah<br />

pemerintahan otoriter selama 40<br />

tahun. Walaupun kebohongan,<br />

perkataan jahat, dan perkataan gila<br />

kediktatoran Iran, namun konflik<br />

antara rakyat Iran dengan rezim<br />

diktator Iran, telah mendekati titik<br />

akan segera meletus.<br />

Setelah Trump menjadi presiden,<br />

sanksi paling berat telah<br />

diberlakukan terhadap rezim otoriter<br />

Iran yang mendukung serangan<br />

teroris. Tindakan sanksi<br />

tersebut telah berdampak: ekspor<br />

minyak bumi Iran turun 91%<br />

dibandingkan tahun 2017; inflasi<br />

Iran mencapai 48%, tertinggi<br />

sepanjang sejarah.<br />

Bersambung ke halaman A7<br />

<strong>ET</strong>-<strong>636</strong>-A2-Fokus.indd 1<br />

1/15/2020 12:48:45 AM

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!