SRIWIJAYA MAGAZINE MEI 2019

Official magazine of Sriwijaya Air and NAM Air on May 2019 Official magazine of Sriwijaya Air and NAM Air on May 2019

07.05.2019 Views

56 JOURNEY Ma’nene: Eratnya Kekeluargaan di Toraja Teks: MIA KAMILA | FOTO: KURNIA THEO R. DI INDONESIA, PUNYA BERAGAM PROSESI PEMAKAMAN. HAL INI TAK LEPAS DARI BERAGAMNYA BUDAYA DI INDONESIA. SALAH SATUNYA ADALAH PROSESI PEMAKAMAN DI TANA TORAJA. INILAH YANG MEMBUAT SAYA HARUS RELA MENGIKLASKAN SEBUAH TIKET PENERBANGAN UNTUK KEMBALI KE JAKARTA. SAYA PENASARAN DENGAN SEBUAH ACARA DI TORAJA BERNAMA MA’NENE, BAGIAN DARI UPACARA KEMATIAN RAMBU SOLO. A M embahas tentang kematian, erat kaitannya dengan dua alam yang berbeda. Orang-orang yang sudah mati tentu sudah tidak bisa bertemu kembali dengan mereka yang masih hidup secara fisik. Meski sejatinya bagi saya setelah prosesi pemakaman, maka di situlah sebuah perpisahan dimulai. Namun berbeda bagi orang Toraja. Saya tak peduli harus tinggal lama di Toraja. Sementara teman-teman perjalanan yang lain sudah memutuskan untuk berpisah dan kembali ke kota masing-masing. Namun saya pun tidak sendirian, ada Antok dan Vincent yang setia menemani saya dalam perjalanan kali ini. Mereka berdualah yang membawa saya sampai di Desa Lembang Lempo Poton, Kecamatan Ridinggalo, Kabupaten Toraja Utara. Sederet rumah Tongkonan masih menjadi pemandangan indah buat saya. Hawa sejuk pun siap menyergap tubuh saya melalui sela-sela jaket yang saya kenakan. Ma’nene merupakan sebuah ritual yang digelar tiga tahun sekali. Sayang sekali jika saya harus melewatkannya, karena belum tentu tiga tahun lagi saya punya kesempatan untuk bisa saksikanya. Ritual ini biasanya serempak dilakukan oleh satu keluarga bahkan satu desa sekaligus. Tak heran bila acaranya berlangsung cukup panjang. A B C Boneka Kayu, Tau-tau di Londa. Pemandangan Bukit Salib Rantepao Toraja Utara. Proses pengeluaran jasad dari peti mati sata Ma’nene. EDISI 99 | MEI 2019 |

57 B Sanak sauadara berkumpul dan rasa haru terlihat dalam setiap wajah mereka saat prosesi Ma’nene siang itu. Satu persatu sebuah peti berisi jasad orang yang sudah meninggal dikeluarkan dari Patane oleh pihak keluarga. Patane sendiri merupakan kuburan yang berbentuk seperti rumah. Tak berhenti sampai di situ, saya terbelalak ketika melihat jasad dalam peti tersebut dikeluarkan. Entah berapa usia jenazah tersebut, puluhan tahun mungkin? Atau bahkan ratusan tahun? Keduanya bisa saja benar. C EDISI 99 | MEI 2019 |

56<br />

JOURNEY<br />

Ma’nene:<br />

Eratnya Kekeluargaan di Toraja<br />

Teks: MIA KAMILA | FOTO: KURNIA THEO R.<br />

DI INDONESIA, PUNYA BERAGAM PROSESI PEMAKAMAN. HAL INI TAK LEPAS DARI<br />

BERAGAMNYA BUDAYA DI INDONESIA. SALAH SATUNYA ADALAH PROSESI PEMAKAMAN<br />

DI TANA TORAJA. INILAH YANG MEMBUAT SAYA HARUS RELA MENGIKLASKAN SEBUAH<br />

TIKET PENERBANGAN UNTUK KEMBALI KE JAKARTA. SAYA PENASARAN DENGAN SEBUAH<br />

ACARA DI TORAJA BERNAMA MA’NENE, BAGIAN DARI UPACARA KEMATIAN RAMBU SOLO.<br />

A<br />

M<br />

embahas tentang kematian,<br />

erat kaitannya dengan dua alam<br />

yang berbeda. Orang-orang yang<br />

sudah mati tentu sudah tidak bisa bertemu<br />

kembali dengan mereka yang masih hidup<br />

secara fisik. Meski sejatinya bagi saya setelah<br />

prosesi pemakaman, maka di situlah sebuah<br />

perpisahan dimulai. Namun berbeda bagi<br />

orang Toraja.<br />

Saya tak peduli harus tinggal lama di Toraja.<br />

Sementara teman-teman perjalanan yang lain<br />

sudah memutuskan untuk berpisah dan kembali<br />

ke kota masing-masing. Namun saya pun tidak<br />

sendirian, ada Antok dan Vincent yang setia<br />

menemani saya dalam perjalanan kali ini.<br />

Mereka berdualah yang membawa saya<br />

sampai di Desa Lembang Lempo Poton,<br />

Kecamatan Ridinggalo, Kabupaten Toraja Utara.<br />

Sederet rumah Tongkonan masih menjadi<br />

pemandangan indah buat saya. Hawa sejuk pun<br />

siap menyergap tubuh saya melalui sela-sela<br />

jaket yang saya kenakan.<br />

Ma’nene merupakan sebuah ritual yang digelar<br />

tiga tahun sekali. Sayang sekali jika saya harus<br />

melewatkannya, karena belum tentu tiga tahun lagi<br />

saya punya kesempatan untuk bisa saksikanya.<br />

Ritual ini biasanya serempak dilakukan oleh satu<br />

keluarga bahkan satu desa sekaligus. Tak heran<br />

bila acaranya berlangsung cukup panjang.<br />

A<br />

B<br />

C<br />

Boneka Kayu,<br />

Tau-tau di Londa.<br />

Pemandangan Bukit<br />

Salib Rantepao<br />

Toraja Utara.<br />

Proses pengeluaran<br />

jasad dari peti mati<br />

sata Ma’nene.<br />

EDISI 99 | <strong>MEI</strong> <strong>2019</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!