SRIWIJAYA MAGZ APRIL 2019

02.04.2019 Views

60 DESTINATION CANDI KOTO MAHLIGAI Candi Koto Mahligai adalah salah satu candi yang belum diekskavasi di dalam kompleks percandian Muarajambi. Letaknya yang tergolong paling jauh dari sungai Batanghari membuatnya masih sangat jarang tereksplor oleh umum. Mungkin itu jualah yang membuat candi ini menyiratkan pesona yang berbeda dengan candi-candi lainnya. Selain itu, Candi Koto Mahligai juga merupakan satu-satunya candi yang menghadap ke barat sementara candi lainnya biasanya menghadap ke timur. Meski tidak dapat melihat wujud candi sesungguhnya di permukaan, namun berada di kawasan sekitar candi ini saja sudah sangat menyejukkan karena masih sangat asri dan dipenuhi oleh puluhan pohon Kundur raksasa yang diperkirakan sudah udah berumur 600-700 ratusan tahun. GENTALA ARASY Kota Jambi memiliki ikon yang mungkin tak dimiliki tempat lain yakni sebuah jembatan penyeberangan khusus pejalan kaki yang disebut Jembatan Gentala Arasy. Jembatan yang menghubungkan antara kota Jambi dengan seberang Jambi ini jika dilihat dari kejauhan membentuk huruf ‘S’ dengan lebar 4,5 meter serta panjang 503 meter. Di ujung jembatan, berdiri tegak Menara Gentala Arasy yang di dalamnya terdapat museum dan bioskop mini yang menyiarkan tentang sejarah dan budaya Jambi. ORANG RIMBA Suku asli Provinsi Jambi yakni Suku Anak Dalam atau yang lebih dikenal dengan Orang Rimba diperkirakan berasal dari Orang Minang yang memilih tinggal di hutan. Sebagian dari mereka masih menetap di hutan, tetapi tak sedikit juga yang telah tinggal di luar hutan dan menjadi bagian dari kehidupan modern atau yang acap kali mereka sebut dengan Dunia Terang. A B C Danau Kerinci. Berfoto bersama Suku Anak Dalam. Jembatan Gentala Arasy. B Orang Rimba hidup berkelompok di mana satu kepala keluarga disebut dengan Temenggung yang menjadi juru kunci atau perwakilan bagi kelompoknya dalam berhubungan dengan Dunia Terang. Pakaian khas Orang Rimba untuk pria adalah berupa kain yang dililit untuk menutupi selangkangan atau yang dikenal juga dengan Cawat. D Candi Koto Mahligai EDISI 98 | APRIL 2019 |

61 C Sedangkan perempuan juga menggunakan kain layaknya kemben. Selain sebagai busana, kain adalah benda berharga karena ketika menikah, Orang Rimba yang menganut sistem matrenial ini harus mengumpulkan puluhan kain untuk mahar. Kain juga bisa berfungsi sebagai alat pembayaran ketika terjadi kesalahan dan diharuskan membayar denda adat. Orang Rimba dalam kesehariannya menggantungkan seluruh hidupnya di hutan. Mereka makan dari hasil bumi yakni hewan liar seperti labi-labi, kancil, babi dan lain-lain. D EDISI 98 | APRIL 2019 |

61<br />

C<br />

Sedangkan perempuan juga<br />

menggunakan kain layaknya<br />

kemben. Selain sebagai busana,<br />

kain adalah benda berharga karena<br />

ketika menikah, Orang Rimba<br />

yang menganut sistem matrenial<br />

ini harus mengumpulkan puluhan<br />

kain untuk mahar. Kain juga bisa<br />

berfungsi sebagai alat pembayaran<br />

ketika terjadi kesalahan dan<br />

diharuskan membayar denda adat.<br />

Orang Rimba dalam<br />

kesehariannya menggantungkan<br />

seluruh hidupnya di hutan.<br />

Mereka makan dari hasil bumi<br />

yakni hewan liar seperti labi-labi,<br />

kancil, babi dan lain-lain.<br />

D<br />

EDISI 98 | <strong>APRIL</strong> <strong>2019</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!