17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB - OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

TPC, hal 83:<br />

Emulsi M/A: creaming terjadi ke arah atas (globul terakumulasi di atas). Emulsi A/M: creaming<br />

terjadi ke arah bawah (globul terakumulasi di bawah). Ketidakstabilan ini dapat terdispersi merata<br />

kembali dengan pengocokkan.<br />

Teknik untuk mencegah creaming:<br />

• Reduksi ukuran partikel.<br />

Pada penurunan ukuran partikel hingga di bawah 2-5 mikrometer pada suhu kamar akan terjadi<br />

efek Gerak Brown yang cukup mempengaruhi stabilitas di mana creaming akan terjadi lebih<br />

lambat daripada yang diprediksi sesuai dengan Hukum Stokes. (Martin, hal 491)<br />

• Peningkatan viskositas, dengan cara:<br />

− homogenisasi<br />

− meningkatkan konsentrasi fasa terdispersi<br />

− menambah emulgator<br />

− menambah thickening agent atau viscocity improver<br />

2. Coalesence dan breaking (Martin, Physical Pharmacy, hal 514):<br />

Coalecence merupakan proses bergabungnya droplet yang akan diikuti dengan breaking yaitu<br />

pemisahan fasa terdispersi dari fasa kontinu. Prosesnya irreversibel karena lapisan emulgator yang<br />

mengelilingi cairan sudah tidak ada.<br />

3. Inversi fasa (TPC, hal 83)<br />

Inversi fasa adalah proses perubahan, dimana fasa terdispersi berubah fungsi menjadi medium<br />

pendispersi dan sebaliknya (emulsi tipe M/A menjadi tipe A/M, dan sebaliknya). Penyebab<br />

ketidakstabilan ini adalah:<br />

• Adanya perubahan suhu<br />

• Adanya penambahan bahan yang mengubah kelarutan emulgator<br />

• Pembuatan emulsi menggunakan peralatan yang kotor<br />

• Dibuat dengan prosedur pencampuran yang tidak sesuai<br />

• Perubahan komposisi fase terdispersi dan fase pendispersi. Fase terdispersi > 74% dapat<br />

mengakibatkan inversi.<br />

Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi:<br />

a. Ukuran partikel.<br />

b. Perbedaan bobot jenis kedua fasa.<br />

c. Viskositas fasa kontinu.<br />

d. Muatan partikel (berkaitan dengan <strong>teori</strong> DLVO).<br />

e. Sifat efektivitas dan jumlah emulgator yang digunakan.<br />

f. Kondisi penyimpanan: suhu (dengan berubahnya suhu, emulgator rusak emulsi rusak), ada/tidaknya<br />

agitasi dan vibrasi.<br />

g. Penguapan atau pengenceran selama penyimpanan.<br />

h. Adanya kontaminasi dan pertumbuhan mikroorganisme (bakteri akan menghasilkan produkproduk<br />

yang akan bisa merusak emulsi).<br />

Bukti-bukti ketidakstabilan emulsi:<br />

a. Fasa internal cenderung membentuk agregat.<br />

b. Globul yang besar (agregat) naik ke permukaan atau turun ke dasar dan membentuk lapisan yang<br />

tebal (koalesensi).<br />

Faktor-faktor yang sedapat mungkin dihindari dalam upaya mempertahankan kestabilan emulsi adalah:<br />

a. Cahaya.<br />

b. Suhu yang ekstrim menyebabkan emulsi menjadi kasar dan kadang-kadang breaking.<br />

c. Oksidasi dan hidrolisis menyebabkan minyak menjadi tengik.<br />

d. Pembekuan dan pengenceran emulsi menjadi kasar dan kadang-kadang breaking.<br />

E. HLB (Hidrophyl-Lipophyl-Balance)<br />

HLB adalah karakteristik (ukuran) surfaktan yang menunjukkan keseimbangan bagian hidrofil dan<br />

lipofil. Harga HLB makin besar berarti surfaktan makin bersifat hidrofil. Apabila surfaktan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!