17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

3. Manitol<br />

Memiliki efek mendinginkan, mengandung 4 kal/g yang terabsorpsi sebagian maka sering<br />

dipertimbangkan menjadi nonkalori, merupakan diuretik osmotik dan dapat menyebabkan diare.<br />

Dapat menstabilkan alumunium hidroksida dengan mencegah polimerisasi selama proses.<br />

4. Sakarin<br />

Merupakan pemanis sintetik dengan derajat kemanisan 500 kali sukrosa, memilki aftertaste pahit.<br />

Kelarutannya rendah di dalam air tetapi garam natrium dan kalsiumnya lebih mudah larut dalam<br />

air. Tidak mengandung kalori.<br />

5. Gliserin<br />

Merupakan pemanis yang memiliki aftertaste baik dan dapat memperbaiki raba mulut.<br />

Mengandung 4,3 kal/g dan dapat diberikan pada penderita diabetes, merupakan diuretik osmotik<br />

dan dapat menyebabkan diare, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya caplocking. Dapat<br />

menstabilkan alumunium hidroksida dengan mencegah polimerisasi selam proses.<br />

6. Gliserizinat<br />

Ammonium glisirizinat dan monoammonium glisirizinat merupakan pemanis alam dengan<br />

derajat kemanisan 50 kali lebih manis dari sukrosa. Dapat digunakan untuk menutupi rasa pahit<br />

dari bahan tetapi pemanis ini dapat menimbulkan busa.<br />

D. Pengawet (Pharm. Dosage Form: Disperse System Volume 2, hlm. 216-217)<br />

Berkaitan dengan tingginya pH <strong>sediaan</strong> antasid maka dalam memformulasikan <strong>sediaan</strong> antasid harus<br />

dipilih bahan-bahan pembantu yang dapat bekerja efektif pada rentang pH tersebut. Untuk pengawet<br />

terdapat beberapa pilihan pengawet yang dapat digunakan dalam <strong>sediaan</strong> antasid. Pada pH 8<br />

pengawet seperti benzoate dan sorbat tidak efektif karena akan terjadi ionisasi.<br />

Beberapa pengawet yang dapat digunakan untuk <strong>sediaan</strong> antasid misalnya:<br />

1. Klorin (Natrium Hipoklorit)<br />

Efektif membunuh bakteri, beberapa yeast, fungi dan protozoa. Stabil pada pH alkali, lebih<br />

efektif pada pH asam. Hanya efektif untuk jangka pendek (short-term) dan dapat berpengaruh<br />

pada rasa produk.<br />

2. Hidrogen Peroksida<br />

Efektif untuk melawan sebagian besar mikroorganisme, efeknya tidak lama (short term) dan<br />

penggunaannya harus dikombinasi dengan pengawet lain.<br />

3. Paraben<br />

Paraben yang sering digunakan: metil, etil, propil dan butil ester. Efektif untuk molds, yeast dan<br />

fungi. Inaktif untuk bakteri gram positif dan kurang efektif untuk bakteri gram negatif. Efek<br />

paraben meningkat jika dikombinasi dengan yang lain. Menimbulkan rasa pahit.<br />

4. Pasteurisasi<br />

Dengan proses koagulasi protein dari mikroorganisme, short term, dan harus dikombinasi<br />

dengan pengawet lain.<br />

5. Ozonisasi<br />

Short term, dengan kombinasi pengawet lain dan dapat berpengaruh terhadap rasa produk.<br />

E. Anticaking dan antigelling agent (Pharm. Dosage Form: Disperse System Volume 2, hlm. 217)<br />

Bahan-bahan ini digunakan untuk dapat mempermudah redispersi padatan yang mengendap serta<br />

mencegah pembentukan gel dari <strong>sediaan</strong> antasid.<br />

1. EDTA<br />

Dapat menyebabkan ikatan silang beberapa suspending agent yang dapat menyebabkan<br />

peningkatan viskositas.<br />

2. Asam sitrat dan Kalium sitrat<br />

Digunakan dalam <strong>sediaan</strong> antasid yang mengandung alumunium hidroksida untuk menurunkan<br />

viskositas dan mencegah interaksi antara Al(OH)3 dengan senyawa magnesium.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!