17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

Clay yang sering digunakan adalah hidrokoloid dan adsorben, yaitu senyawa-senyawa silikat yang hanya<br />

berbeda pada komposisi logamnya. Clay ada dua jenis, yaitu :<br />

1. Clay dengan daya adsorpsi tinggi.<br />

2. Clay dengan daya adsorpsi rendah.<br />

Kedua jenis diatas hanya berbeda pada kation-kation senyawa silikat.<br />

Clay ada dua bentuk :<br />

1. Bentuk serat (fiber)<br />

2. Bentuk plat (platy)<br />

Pada bentuk plat ada muatan + pada sisi-sisinya dan bermuatan - pada kedua permukaannya, yang<br />

bergantung pada pH. Pada pH tertentu terjadi zero point, dimana muatan atas dan bawah sama. Jika<br />

pH suspensi lebih rendah dari pada zero point maka sisi plat akan bermuatan positif. Hal ini<br />

menyebabkan permukaan menarik partikel sehingga menghasilkan rumah tiga dimensi dari jaringan<br />

kartu. Suspensi akan sangat tiksotropik bila didiamkan. Partikel akan saling tolak-menolak dan<br />

tidak membentuk jaringan tiga dimensi/tidak tiksotropik. Viskositas kurang jika muatan berbeda.<br />

Yang penting dari clay dan antasida adalah struktur dan muatan elektrik. Sifat-sifat koloid berbedabeda,<br />

ada yang elektropositif dan elektronegatif. Sesuai dengan sifat elektromagnet, muatan yang<br />

sama akan tolak menolak dan muatan yang berbeda akan tarik menarik. Maka struktur clay akan<br />

membentuk bangunan seperti rumah. Sehingga sifat aliran berbeda jika muatannya berbeda.<br />

C. Proses Pengembangan Sediaan (Pharm Dosage Form, Disperse System, vol 2, 1989 hal 207-208)<br />

Semua antasida dan clay menunjukkan muatan permukaan sehingga pH sangat berperan. Jika salah pada<br />

pengaturan pH dapat terlalu encer seperti air atau kental.<br />

Contoh :<br />

1. R/ Malgadarat (yang banyak digunakan sebagai antasida)<br />

Bentonit<br />

Secara permanent ada muatan permukaan karena adanya substitusi isomorf.<br />

2. R/ Al(OH)CO3<br />

Mg (OH)3<br />

Mempunyai muatan permukaan yang selalu tergantung pada pH karena terjadinya ionisasi hidroksil<br />

permukaan dengan karbonat (ada CO3 - teradsorpsi : sangat mempengaruhi stabilitas koloid Al(OH)3).<br />

Jadi Al(OH)3 terkontaminasi oleh CO3 -.<br />

Secara prinsip harus hati-hati dalam pengembangan formulasi <strong>sediaan</strong> cair yang mengandung muatan<br />

elektrik. Al 3+ mempengaruhi flokulasi. Besarnya efek muatan permukaan sangat terlihat jelas pada sifatsifat<br />

biologi <strong>sediaan</strong> terutama bentonit. Contoh : aliran bentonit dan kombinasi bentonit dan Al berbeda.<br />

Contoh efek muatan permukaan terhadap reaktivitas asam. Dari suspensi antasida akan ditemukan pada<br />

pembuatan produk dengan campuran Al(OH)3 dan Mg(OH)2. Zero point dari Mg(OH)2 pada pH kurang<br />

lebih 10, sedangkan zero point dari Al(OH)3 pH 6,5. Suspensi dari keduanya memeliki pH 8. Dalam hal<br />

ini Mg(OH)2 bermuatan negatif. Sehingga ada gaya tarik elektrostatik antara dua bahan aktif. Jika diberi<br />

dapar artinya kita memberi muatan elektrik. Sehingga mengubah komposisi muatan sistem yang<br />

menimbulkan masalah-masalah lain.<br />

D. Tipe-tipe Suspensi Antasid (Pharm Dosage Form, Disperse System, vol 2, 1989 hal 219)<br />

Terdapat empat tipe suspensi antasid yaitu :<br />

a. Single strength suspension, yaitu suspensi antasid yang memiliki kapasitas penetralan 10-15 mekiv<br />

terhadap HCl setiap 5 ml dosis.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!