17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

bebas tidak cukup menetralkan mikroba. Selanjutnya mikroba akan berkembang dan hasil<br />

fermentasinya dapat menyebabkan bau tidak enak.<br />

4. pH pengawet efektif pada pH tertentu oleh sebab itu sangat tergantung pada pH <strong>sediaan</strong> antasida.<br />

Hanya pengawet-pengawet tertentu yang dapat digunakan untuk <strong>sediaan</strong> ini. Seperti Kalium<br />

sorbat, Kalium salisilat, Na salisilat semua tidak dapat digunakan sebagai pengawet antasida.<br />

5. Rasa tidak enak seperti kapur atau pasir yang tidak mudah ditutup.<br />

6. Suatu antasida harus memenuhi syarat atau kriteria kapasitas penetralan asam / acid netralized<br />

capacity (ANC).<br />

7. Antasida harus bebas dari mikroba patogen dan mempunyai batas/limit cemaran mikroba.<br />

Suspensi antasid Al(OH)3 cenderung memadat /membentuk gel selama masa penyimpanan. Pemadatan<br />

ini berlangsung lebih cepat bila suspensi disimpan pada kondisi suhu yang tinggi (30-40° C). Pemadatan<br />

secara drastis juga ditemukan pada suspensi antasid dengan potensi tinggi yang mengandung banyak gel<br />

Al(OH)3. Untuk mengatasi hal ini maka dilakukan penambahan heksitol (sorbitol atau manitol) dengan<br />

konsentrasi 0.5-7%, tergantung pada konsentrasi Al(OH)3 dalam suspensi tersebut. Pembentukkan gel ini<br />

juga dapat dihambat/dicegah dengan penambahan 0.1-0.5% kalium sitrat/natrium sitrat. Kalium sitrat<br />

lebih banyak digunakan karena konsumen biasanya lebih suka menggunakan antasid yang rendah<br />

natrium. Mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut, partikel Al(OH)3 mempunyai kelebihan muatan<br />

positif dari ion Al 3+ . Dengan penambahan kalium sitrat pada suspensi antasid Al(OH)3 maka nilai<br />

potensial zeta akan menurun sampai pada titik dimana sistem suspensi meningkatkan agregasi<br />

maksimum sehingga didapat efek pengenceran.<br />

Yang banyak digunakan sebagai antasida dalam campuran adalah Al(OH)CO3 dan Mg(OH)2 karena<br />

Al(OH)3 memiliki efek konstipasi sedangkan Mg(OH)2 memiliki efek laksan. Suspensi akan stabil jika<br />

ukuran partikel dan pH diatur atau dikontrol. Untuk perbandingan yang baik akan diperoleh kurang lebih<br />

pH 4 - 5. Jika ditambahkan buffer fosfat maka pH akan menjadi 5. Tetapi efisiensi tidak baik sehingga<br />

formulasi dan harga dapat dioptimasi.<br />

Berikut ini adalah formula umum dari suspensi antasid:<br />

Bahan<br />

Persentase dalam formula<br />

A<br />

B<br />

AHLT-LW, gel AlOH3 23.33 28.75<br />

Pasta MgOH2 13.11 16.4<br />

Larutan sorbitol (70%) USP - 10<br />

Kalium sitrat, USP 0.6 -<br />

Metilparaben, NF 0.2 0.2<br />

Propilparaben, NF 0.02 0.02<br />

Sakarin, NF 0.1 0.05<br />

Minyak peppermint, NF (Flavor) 0.005 0.005<br />

Alkohol, USP 1 1<br />

Aquades, USP q.s 100 100<br />

Rasa dari antasid harus dipertimbangkan karena mempunyai rasa yang tidak enak. Kalium sitrat atau<br />

sorbitol digunakan untuk mencegah pemadatan suspensi, kalium sitrat mempunyai rasa yang tidak enak<br />

sementara sorbitol memiliki rasa yang manis. Paraben juga memiliki rasa yang tidak enak sehingga<br />

konsentrasinya dikurangi untuk menghindari rasa tidak enak tersebut. Untuk mengatasi berkurangnya<br />

paraben, dapat digunakan pengawet yang bersifat antioksidan atau dengan pasteurisasi produk akhir.<br />

B. Clay<br />

Ada lima kelompok yang dibahas, yaitu : kaolin, bentonit, heptapurin, atapulgid, MgAl silikat (antasida<br />

yang spesifik).<br />

Senyawa clay:<br />

1. Kimia inert sering digunakan sebagai obat OTC/obat bebas dan obat diare.<br />

2. Sering diformulasikan dalam dosis tinggi.<br />

3. Diformulasi dalam suspensi dengan penambahan flavour, untuk meningkatkan palatability.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!