17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

b. Adanya panas dan kontak dengan pelarut dapat menyebabkan terjadinya resiko instabilitas zat<br />

aktif.<br />

c. Sulit sekali menghilangkan sesepora cairan penggranul dari bagian dalam granul dimana dengan<br />

adanya sisa cairan penggranul kemungkinan dapat menurunkan stabilitas cairan.<br />

d. Eksipien yang ditambahkan harus stabil terhadap proses granulasi.<br />

e. Ukuran granul diusahakan sama karena bagian yang halus akan memisah sebagai fines.<br />

3. Suspensi rekonstitusi yang merupakan campuran antara granul dan serbuk<br />

Pada cara ini komponen yang peka terhadap panas seperti zat aktif yang tidak stabil terhadap panas<br />

atau flavor dapat ditambahkan sesudah pengeringan granul untuk mencegah pengaruh panas. Pada<br />

tahap awal dibuat granul dari beberapa komponen, kemudian dicampur dengan serbuk (fines).<br />

Kerugian dari cara ini :<br />

a. Meningkatnya resiko tidak homogen.<br />

b. Untuk menjaga keseragaman, ukuran partikel harus dikendalikan.<br />

Perbandingan Ketiga Jenis Suspensi Rekonstitusi (Pharm.Dosage Forms : Disperse System, 1989,<br />

Vol 2, hal 318, hlm 326)<br />

Jenis Suspensi Keuntungan Kerugian<br />

Campuran serbuk Lebih ekonomis; resiko Terjadi mixing dan segregasi;<br />

ketidakstabilan lebih rendah. kehilangan selama proses.<br />

Campuran granul Penampilan lebih baik;<br />

karakteristik aliran lebih baik;<br />

segregasi dan debu dapat<br />

ditekan.<br />

Harga lebih mahal; efek panas dan<br />

cairan penggranulasi pada obat dan<br />

eksipien.<br />

Kombinasi antara Harga lebih murah; dapat Dapat terjadi segregasi campuran<br />

serbuk dan granul menggunakan senyawa yang<br />

tidak tahan panas.<br />

yang granular dan non-granular.<br />

II. FORMULA<br />

A. Formulasi Umum Suspensi Rekonstitusi (Pharm.Dosage Forms :Disperse System, 1989, Vol 2,<br />

hlm. 319)<br />

Aspek formulasi yang harus diperhatikan dalam merancang bentuk <strong>sediaan</strong> suspensi: ukuran partikel,<br />

pemakaian zat pembasah (jika diperlukan), suspensi yang akan dibentuk (flokulasi/deflokulasi)<br />

Kriteria pemilihan komponen didasarkan pada kesesuaian untuk rekonstitusi dan jenis bentuk fisik<br />

campuran serbuk yang dibutuhkan.<br />

Di dalam mengembangkan formulasi, bahan yang digunakan sebaiknya seminimal mungkin karena<br />

makin banyak bahan akan makin menimbulkan masalah seperti masalah inkompatibilitas akan<br />

meningkat dengan makin banyaknya bahan yang dicampurkan.<br />

Oleh karena itu, sedapat mungkin eksipien yang digunakan adalah yang benar-benar dibutuhkan<br />

dalam formulasi. Sangat dianjurkan menggunakan eksipien yang dapat berfungsi lebih dari satu<br />

macam saja. Semua eksipien harus sesegera mungkin terdispersi pada saat direkonstitusi.<br />

B. Komponen yang Terdapat Dalam Suspensi Rekonsitusi Terdiri Dari :<br />

1. Zat aktif<br />

Zat aktif dengan kelarutan yang relatif kecil di dalam fasa pendispersi. Sifat partikel yang harus<br />

diperhatikan adalah ukuran partikel dan sifat permukaan padat-cair (hidrofob/hidrofil).<br />

2. Bahan Pensuspensi (Pharm.Dosage Forms :Disperse System, 1989, Vol 2, hlm. 320) Bahan<br />

ini digunakan untuk memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat yang tidak larut dalam<br />

medium pendispersi.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!