17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

I . PENDAHULUAN<br />

SUSPENSI KERING (REKONSTITUSI)<br />

(Re-New by: Anggit L)<br />

A. Definisi<br />

• FI IV hlm. 17 : Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau<br />

yang direkonstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum<br />

digunakan. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intratekal.<br />

• BP 2002 hal. 1181-1184 : Serbuk dan granul untuk larutan dan suspensi oral : Serbuk oral<br />

adalah preparat yang mengandung zat padat longgar (loose), partikel kering yang bervariasi<br />

dalam derajat kehalusannya. Dapat mengandung satu atau lebih zat aktif, dengan atau tanpa<br />

bahan pembantu, dan jika perlu, zat warna yang diizinkan serta zat pemberi rasa. Disuspensikan<br />

dalam air atau pembawa lain sebelum diberikan oral.<br />

• Pharm.Dosage Forms :Disperse System, 1989, Vol 2, hal 318, hlm 326 : Suatu suspensi yang<br />

direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam keadaan kering yang akan didispersikan dengan<br />

air pada saat akan digunakan dan dalam USP tertera sebagai “for oral suspension”. Bentuk<br />

suspensi ini digunakan terutama untuk obat yang mempunyai stabilitas terbatas di dalam pelarut<br />

air, seperti golongan antibiotika.<br />

B. Alasan Pembuatan Suspensi Kering (Pharm.Dosage Forms :Disperse System, 1989, Vol 2, hal<br />

318, hlm 317)<br />

Umumnya, suatu <strong>sediaan</strong> suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif di dalam pelarut air<br />

terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisik. Umumnya antibiotik mempunyai stabilitas yang<br />

terbatas di dalam pelarut air.<br />

C. Persyaratan Sediaan Suspensi Rekonstitusi (Pharm.Dosage Forms :Disperse System, 1989, Vol 2,<br />

hal 318)<br />

1. Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga<br />

konsentrasi/dosis tetap untuk setiap pemberian obat.<br />

2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan sempurna dalam<br />

medium pembawa.<br />

3. Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan dituang oleh<br />

pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan homogen.<br />

4. Produk akhir haruslah menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang menarik.<br />

D. Keuntungan Sediaan Suspensi Rekonstitusi (Pharm.Dosage Forms :Disperse System, 1989, Vol<br />

2, hal 318, hlm 317; Diktat Tek. Likuid & Semsol, Goeswin 1993, hlm. 89)<br />

Untuk zat aktif yang tidak stabil dalam pembawa air, kestabilan zat aktif dapat dipertahankan karena<br />

kontak zat padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan mendispersikan zat padat<br />

dalam medium pendispersi pada saat akan digunakan.<br />

E. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pengolahan Campuran Kering (Pharm.Dosage<br />

Forms:Disperse System, 1989, Vol 2, hal 318, hlm 325)<br />

1. Gunakan pengaduk yang efisien. Evaluasi prosesing skala batch pada alat skala pilot. Jadi,<br />

bukan menggunakan peralatan laboratorium.<br />

2. Tentukan waktu pengadukan yang sesuai.<br />

3. Hindari pengumpulan panas dan kelembaban selama pengadukan.<br />

4. Batasi variasi suhu dan kelembaban. Umumnya adalah 70 o C dengan RH >40%.<br />

5. Batch yang sudah selesai diolah harus disimpan terlindung dari kelembaban. Simpan dalam<br />

wadah tertutup rapat yang dilengkapi dengan kantong pengering silika gel.<br />

6. Ambil sample untuk menguji keseragaman batch. Lakukan pengujian pada bagian atas, tengah,<br />

dan bawah dari campuran kering.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!