17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

• Gunakan piknometer bersih, kering, dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer<br />

dan bobot air yang baru dididhkan, pada suhu 25 0 C.<br />

• Atur hingga suhu zat uji lebih kurang 20 0 C, masukkan ke dalam piknometer.<br />

• Atur suhu pikometer yang telah diisi hingga suhu 25 0 C.<br />

• Buang kelebihan zat uji dan timbang.<br />

• Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang telah diisi.<br />

• Bobot jenis adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air, dalam<br />

piknometer. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25 0 C.<br />

• Singkatnya :<br />

− Bobot piknometer kosong ditimbang : w0<br />

− Bobot piknometer yang telah diisi dengan air : w1<br />

− Bobot piknometer yang telah diisi dengan <strong>sediaan</strong> : w2<br />

− Bobot jenis ditentukan dengan rumus : (w2-w0)/(w1-w0)<br />

e. Sifat Aliran dan Viskositas Dengan Viskosimeter Brookfield (Modul Praktikum Farmasi<br />

Fisika, 2002, hal 17-18)<br />

Viskosimeter Brookfield merupakan viskosmeter banyak titik dimana dapat dilakukan<br />

pengukuran pada beberapa harga kecepatan geser sehingga diperoleh rheogram yang sempurna.<br />

Viskosimeter ini dapat pula digunakan baik untuk menentukan viskositas dan rheologi cairan<br />

Newton maupun non-Newton.<br />

Prosedur :<br />

1. Penyiapan sampel<br />

Sampel yang akan diukur ditempatkan pada gelas piala dengan permukaan rata (sedapat<br />

mungkin penuh) dan tidak boleh ada gelembung udara didalamnya<br />

2. Orientasi spindel<br />

Jenis spindel : TA, TB, TC, TD, TE, TF (diurut dari yang besar sampai yang kecil). Semakin<br />

kental sampel yang akan diuji, gunakan spindel yang semakin kecil. Salah satu spindel dipilih,<br />

dicoba pada 4 kecepatan (rpm) yaitu 0.5 ; 1; 2.5; dan 5 RPM. Jika masing-masing RPM<br />

memberikan harga diantara 30-80 maka spindel dapat digunakan, jika diluar rentang harga<br />

tersebut maka spindel diganti dengan yang lain<br />

3. Pengukuran<br />

• Dilakukan pada suhu kamar<br />

• Pembacaan skala dilakukan pada rentang waktu tertentu misalnya 2 menit. Setiap formula<br />

dapat dilakukan 2-3 x pengukuran. Pembacaan dilakukan dengan menyatakan jenis spindel<br />

dan kecepatan putarnya.<br />

4. Cara kerja :<br />

• • • Kocok suspensi lalu masukkan ke dalam beker gelas sebanyak ± 400-500 ml.<br />

Pasang spindel pada gantungan spindel.<br />

Turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang<br />

akan diukur viskositasnya.<br />

• Pasang stop kontak.<br />

• Nyalakan motor sambil menekan tombol.<br />

• Biarkan spindel berputar dan lihatlah jarum merah pada skala.<br />

• Bacalah angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut. Untuk menghitung viskositas, maka<br />

angka pembacaan tersebut dikalikan dengan suatu faktor yang dapat dilihat pada tabel<br />

yang terdapat pada brosur alat.<br />

• Dengan mengubah-ubah RPM, maka didapat viskositas pada berbagai RPM.<br />

• Untuk mengetahui sifat aliran, dibuat kurva antara RPM dan usaha yang dibutuhkan untuk<br />

memutar spindel. Usaha dapat dihitung dengan mengalikan angka yang terbaca pada skala<br />

dengan 7,187 dyne cm (untuk viskometer Brookfield tipe RV)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!