17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

ρ1 = massa jenis partikel<br />

ρ2 = massa jenis medium<br />

g = percepatan gravitasi<br />

η = viskositas medium<br />

h = j arak<br />

v = kecepatan sedimentasi ( rate of settling )<br />

d = diameter rata-rata partikel<br />

Persamaan di atas hanya berlaku untuk partikel yang jatuh bebas tanpa gangguan dan pada<br />

kecepatan yang tetap. Hukum ini berlaku untuk partikel yang memiliki bentuk yang tidak<br />

beraturan dengan berbagai ukuran selama disadari bahwa diameter partikel yang didapat<br />

merupakan ukuran partikel relatif terhadap partikel dengan bentuk dan ukuran baku pada<br />

kecepatan yang sama.<br />

a.4 Metode Penentuan Volume Partikel<br />

Instrumen yang populer digunakan untuk penentuan volume partikel adalah Coulter counter.<br />

b. Homogenitas (Goeswin Agus, tekonologi farmasi liquida dan semisolida, 127)<br />

Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi ukuran partikelnya<br />

dengan pengambilan sampel pada berbagai tempat (ditentukan menggunakan mikroskop untuk hasil<br />

yang lebih akurat).<br />

Jika sulit dilakukan atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat ditentukan secara<br />

visual, prosedurnya adalah sebagai berikut :<br />

• Sampel diambil pada bagian atas, tengah, atau bawah setelah suspensi dikocok terlebih dahulu.<br />

• Sampel diteteskan pada kaca objek kemudian diratakan dengan kaca objek lain sehingga<br />

terbentuk lapisan tipis.<br />

• Susunan partikel yang terbentuk atau ketidakhomogenan diamati secara visual. Penafsiran hasil :<br />

suspensi yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran partikel yang relatif<br />

hampir sama pada berbagai tempat pengambilan sampel.<br />

c. Volume Sedimentasi dan Kemampuan Redispersi<br />

Karena kemampuan meredispersi kembali merupakan salah satu pertimbangan utama dalam menaksir<br />

penerimaan pasien terhadap suatu suspensi dan karena endapan yang terbentuk harus dengan mudah<br />

didispersikan kembali dengan pengocokan sedang agar menghasilkan sistem yang homogen, maka<br />

pengukuran volume endapan dan mudahnya mendispersikan kembali mempunyai dua prosedur yang<br />

paling umum.<br />

c.1 Volume Sedimentasi (Teori dan Praktek Farmasi Industri Lachman, 3rd ed. Hal 492-493)<br />

Prinsip : Perbandingan antara volume akhir (Vu) sedimen dengan volume asal (Vo) sebelum<br />

terjadi pengendapan. Semakin besar nilai Vu, semakin baik suspendibilitasnya.<br />

Cara :<br />

a. Sediaan dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi yang berskala.<br />

b. Volume yang diisikan merupakan volume awal (Vo)<br />

c. Setelah beberapa waktu/hari diamati volume akhir dengan terjadinya sedimentasi. Volume<br />

terakhir tersebut diukur (Vu).<br />

d. Hitung volume sedimentasi (F)<br />

e. Buat kurva/grafik antara F (sumbu Y) terhadap waktu (sumbu X)<br />

Penafsiran hasil :

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!