17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

semisolida<br />

Kerugian basis larut air :<br />

o Pengambilan (up-take) air yang terbatas<br />

o Kurang lunak jika dibandingkan dengan parafin<br />

o Mengurangi aktivitas beberapa zat antimikroba<br />

o Bereaksi dengan plastic penutup<br />

3. Bahan tambahan<br />

a. Pengawet (TPC, hal 151-152)<br />

Antimikroba tidak umum digunakan pada salep tak berair karena mikroba tidak dapat tumbuh,<br />

tetapi salep yang mengandung air perlu penambahan antimikroba.<br />

Pengawet dapat mempengaruhi respon fisik pada pemakaian topikal. Konsentrasi pengawet perlu<br />

diperhatikan agar tidak timbul efek samping yang tidak diinginkan.<br />

Pengawet sebaiknya tidak toksik, tidak bersifat alergen, memiliki sifat bakterisidal lebih baik<br />

daripada bakteriostatik, dan dapat digunakan untuk spektrum luas. Selain itu pengawet sebaiknya<br />

tidak mal, memiliki potensi, resisten terhadap serangan mikroorganisme, stabil dalam kondisi<br />

penyimpanan, bebas dari bau dan warna yang tidak menyenangkan, dan tidak berinteraksi dengan<br />

bahan yang lain dan wadah.<br />

Pengawet yang paling banyak digunakan pada salep mengandung air adalah kloroform, asam<br />

organik (asam bezoat dan asam sorbat), klorokresol, fenetil alcohol, fenoksietanol, senyawa<br />

amonium kuarterner (setrimid).<br />

b. Antioksidan (TPC, hal 151)<br />

Lemak dan minyak alami mudah teroksidasi oleh oksigen di udara maka diperlukan<br />

penambahan antioksidan untk mencegah dekomposisi. Antioksidan dipilih berdasarkan warna,<br />

bau, potensi, iritasi, toksisitas, stabilitas, dan kompatibilitas. Asam edetat dan asam organik dan<br />

inorganik lainnya (asam sitrat, maleat, tartarat, atau fosforat) dapat ditambahkan ke dalam<br />

formula untuk mengkelat sesepora logam yang dapat mengkatalisis proes oksidasi.<br />

c. Emulsifier (TPC, hal 148)<br />

Pada penggunaaan emulsifier yang harus diperhatikan ialah stabilitas. Penggunaan emulsifier lebih<br />

baik dikombinasikan sehingga diperoleh stabilitas yang lebih baik dan sifat iritan yang lebih<br />

rendah. Macam-macam emulsifier yang dapat digunakan ialah<br />

emulsifier anionik (natrium lauril sulfat, natrium setostearil sulfat, triaetanolamin stearat, kalsium<br />

oleat); pH sistem di adjust sesuai dengan pH kulit manusia (4,5-6,5)<br />

emulsifier kationik (ammonium kuartener, cetrimide); lebih stabil pada pH 3-7 sehingga cocok<br />

untuk produk topical, tetapi dapat menyebabkan iritasi ketika digunakan pada kulit dan mata<br />

emulsifier nonionik (ester glikol, ester gliserol); kompatibel dengan banyak substansi obat dan<br />

elektrolit, stabil dan tidak mengiritasi.<br />

d. Humektan (TPC, hal 150)<br />

Bahan ini digunakan untuk mengurangi <strong>sediaan</strong> semisolid dari kehilangan air. Humektan<br />

mencegah pengeringan dan membantu penerimaan produk dengan meningkatkan kualitas<br />

pengolesan dan konsistensi secara umum. Contohnya gliserol, propilen glikol, sorbitol, dan<br />

makrogol berbobot molekul rendah.<br />

IV. PERHITUNGAN<br />

Perhitungan formula pasta : Mengacu pada salep

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!