17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KRIM STERIL<br />

Krim adalah bentuk <strong>sediaan</strong> setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau<br />

terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV, hal 6).<br />

Krim adalah <strong>sediaan</strong> semi solid kental, umumnya berupa emulsi M/A (krim berair) atau<br />

emulsi A/M (krim berminyak) (The Pharmaceutical Codex 1994, hal 134)<br />

Apabila <strong>sediaan</strong> terutama ditujukan untuk penggunaan pada luka terbuka yang besar atau pada<br />

kulit yang terluka parah, maka krim harus steril. Sediaan harus memenuhi uji sterilitas (BP ’93<br />

hal. 756)<br />

Hal yang harus diperhatikan untuk <strong>sediaan</strong> krim steril antara lain adalah:<br />

• Metode/prosedur pembuatan. (Van Duin).<br />

Pembuatan basis krim steril :<br />

- Semua bahan yang larut air ditempatkan dalam cawan dan disterilkan pada 115-116°C selama<br />

30 menit.<br />

- Semua bahan larut minyak ditempatkan pada cawan dan disterilkan pada suhu 170°C selama 1<br />

jam dalam oven.<br />

- Campur fasa minyak dan air dafam mortir yang sudah disterilkan, gerus hingga terbentuk<br />

basis krim yang homogen.<br />

• Sterilitas : bila krim berlabel steril maka harus memenuhi uji sterilitas (BP ’93 hal.756, lihat<br />

lampiran XVI A)<br />

• Penandaan : bila perlu krim tersebut steril (BP ’88 hal. 650)<br />

• Memilih cara pemecahan masalah:<br />

- Pemilihan basis krim berdasarkan pertimbangan afinitas zat aktif dalam basis digunakan, hal<br />

ini akan mempengaruhi pelepasan zat aktif dari pembawanya.<br />

- Formula basis yang dipilih berdasarkan pertimbangan stabilitas dispers zat aktif dan<br />

kemudahan untuk dioleskan.<br />

- Pemilihan eksipien yang dibutuhkan berdasarkan pertimbangan kompatibilitas eksipien<br />

dengan zat aktif dan basis serta<br />

- Untuk <strong>sediaan</strong> krim steril, dibuat secara aseptik. Zat aktif, basis dan zat pembantu harus<br />

disterilkan.<br />

• Merencanakan pelaksanaan persoalan:<br />

- Formula<br />

- Jumlah krim yang akan dibuat dan ditambah 250 gram untuk uji konsistensi <strong>sediaan</strong><br />

- Penimbangan untuk zat aktif, basis dan zat tambahan<br />

- Cara kerja, perhatikan untuk krim steril dan krim non steril. Lihat cara pembuatan krim<br />

- Evaluasi krim<br />

- Uji mutu <strong>sediaan</strong> akhir krim steril, lihat uji mutu <strong>sediaan</strong> krim + uji sterilitas (tek.far likuid &<br />

semisolid, penuntun prakt. Farfis, lachman teory dan praktek far. Industri, martin farfis, FI<br />

IV)<br />

• Krim steril dibuat dengan cara aseptik (Fornas) dalam laminar air flow (LAF). Sterilisasi akhir<br />

dengan pemanasan tidak dilakukan untuk menghindari rusaknya <strong>sediaan</strong>.<br />

(Pharmaceutical Handbook, 18 th ed., London, The Pharmaceutical Press.): Beberapa hal yang harus<br />

diperhatikan pada proses aseptik, yaitu antara lain udara, operator, perabotan, perlengkapan, dan<br />

peralatan.<br />

1. Udara<br />

Idealnya digunakan udara steril yang dibuat dengan Filtration of Air. Hal ini dapat dicapai dengan<br />

mengatur kecepatan udara masuk sedikit lebih tinggi daripada udara keluar. Udara dalam ruangan<br />

akan berganti 10-20 kali setiap jam sehingga organisme akan terbawa keluar. Tekanan yang tinggi<br />

akan mencegah masuknya udara yang terkontaminasi dari luar. Laminar Air Flow (LAF) cabinet<br />

ideal digunakan untuk proses aseptik. Cabinet diisi udara steril dari filter absolut dari dinding<br />

belakang. Semua area operasi terus menerus dialiri oleh udara steril selama proses sehingga<br />

kontaminasi berlebihan dapat dihindari<br />

.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!