17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2007/2008<br />

STERIL<br />

5. Dosis<br />

6. Bahan pembantu<br />

Perlu diperhatikan kelarutan eksipien dimana disesuaikan dengan kelarutan zat aktif. pH<br />

eksipien juga disesuaikan dengan pH stabilita zat aktif agar efek optimal.<br />

II. FORMULASI<br />

A. FORMULA UMUM<br />

R/ Zat aktif<br />

Bahan tambahan :<br />

Pelarut/ cairan pembawa<br />

- pengental<br />

- pensuspensi (untuk bentuk <strong>sediaan</strong> suspensi)<br />

- pengawet<br />

- antioksidan<br />

- dll<br />

B. TEORI BAHAN PEMBANTU<br />

a. Cairan pembawa/pelarut<br />

Digunakan cairan yang mempunyai kekentalan yang cocok agar mudah menempel pada dinding<br />

telinga. Umumnya digunakan propilenglikol atau gliserin. Keuntungan pelarut ini adalah karena<br />

viskositas yang cukup tinggi hingga kontak dengan permukaan mukosa telinga akan lebih lama<br />

(Art of Compounding him 257). Sifat higroskopis dari pelarut ini menyebabkan terjadinya proses<br />

penarikan lembab sehingga mengurangi pembengkakan jaringan dan pertumbuhan<br />

mikroorganisme dengan cara membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan<br />

mikroorganisme yang ada. Selain itu dapat juga dipakai etanol 90%, heksilen glikol, dan minyak<br />

lemak nabati (Ansel him 569).<br />

(Repetitorium) Ex : kloramfenikol (kelarutan dalam air 1 : 400 dan dalam propilenglikol 1 : 7),<br />

maka dipakai pelarut propilenglikol untuk memperoleh larutan obat tetes telinga yang efektif<br />

dan cukup kental.<br />

b. Pensuspensi (FI III, hal 10)<br />

Dapat digunakan sorbitan (Span), polisorbat (Tween) atau surfaktan lain yang cocok<br />

c. Pengental<br />

Dapat ditambahkan pengental agar viskositas larutan cukup kental. Viskositas larutan yang<br />

meninggi membantu memperkuat kontak antara <strong>sediaan</strong> dengan permukaan yang terkena<br />

infeksi/mukosa telinga.<br />

d. Pengawet<br />

Pengawet umumnya ditambahkan ke dalam <strong>sediaan</strong> tetes telinga, kecuali <strong>sediaan</strong> itu sendiri<br />

memiliki aktivitas antimikroba (The Pharmaceutieal Codex hlm 158). Pengawet yang biasanya<br />

digunakan adalah klorobutanol (0,5%), timerosal (0,01%), dan kombinasi paraben-paraben<br />

(Ansel him 569). Bila aktivitas antinikroba didapat dari Zat Aktif, harus tetap digunakan<br />

pengawet,kecuali aktivitas antimikroba didapat dari eksipient yang lain.<br />

e. Antioksidan (Ansel hal. 569)<br />

Jika diperlukan antioksidan dapat ditambahkan ke dalam <strong>sediaan</strong> tetes telinga, misalnya<br />

Nadisulfida/Na-bisulfit.<br />

f. Keasaman-kebasaan<br />

Kecuali dinyatakan lain pH larutan antara 5,0-6,0. (FI III, hal 10)<br />

103

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!