17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB – OKTOBER 2008/2009<br />

LIKUIDA<br />

d. Suspensi optalmik, <strong>sediaan</strong> cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam<br />

cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.<br />

Syarat suspensi optalmik (hal 14):<br />

− Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi dan<br />

atau goresan pada kornea.<br />

− Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau<br />

penggumpalan.<br />

2. Berdasarkan Istilah<br />

a. Susu, untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air yang ditujukan untuk pemakaian<br />

oral. (contoh : Susu Magnesia)<br />

b. Magma, suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, jika zat padatnya mempunyai<br />

kecenderungan terhidrasi dan teragregasi kuat yang menghasilkan konsistensi seperti gel dan<br />

sifat reologi tiksotropik (contoh : Magma Bentonit).<br />

c. Lotio, untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk pemakaian pada kulit (contoh : Lotio<br />

Kalamin)<br />

3. Berdasarkan Sifat (Diktat kuliah Likuida dan Semisolida, hal 102-104)<br />

a. Suspensi Deflokulasi<br />

• Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan sedimentasi<br />

bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.<br />

• Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip<br />

diantara sesamanya pada waktu mengendap.<br />

• Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel<br />

yang halus sangat lambat.<br />

• Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada<br />

waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.<br />

• Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk<br />

masa yang kompak.<br />

• Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat<br />

dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paruhnya.<br />

b. Suspensi Flokulasi<br />

• Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi.<br />

Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga<br />

ukuran agregat relatif besar.<br />

• Cairan supernatan pada sistem flokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul<br />

yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.<br />

• Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah<br />

diredispersi.<br />

• Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan<br />

sedimentasinya tinggi.<br />

• Flokulasi dapat dikendalikan dengan :<br />

− Kombinasi ukuran partikel<br />

− Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.<br />

− Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam suspensi.<br />

D. Syarat Suspensi<br />

• FI IV, 1995, hal 18<br />

1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal<br />

2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat<br />

antimikroba.<br />

3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan<br />

4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.<br />

• F I I I I , 1979, hal 32<br />

1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap<br />

2. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!