17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori <strong>sediaan</strong> apoteker ITB ~ oktober 2008/2009<br />

steril<br />

Golongan pengawet pada <strong>sediaan</strong> tetes mata (DOM hal 148; Diktat kuliah teknologi steril,<br />

291-293 ; Codex, 161-165 ; Benny Logawa, 43) :<br />

Jenis Konsentrasi Inkompatibilitas Keterangan<br />

Sabun, surfaktan anionik,<br />

salisilat, nitrat, fluorescein<br />

natrium.<br />

Senyawa amonium<br />

kuartener :<br />

Benzalkonium<br />

klorida<br />

Senyawa merkuri<br />

nitrat :<br />

• Fenil merkuri<br />

nitrat<br />

• Thiomersal<br />

Parahidroksi<br />

benzoat :<br />

Nipagin, Nipasol<br />

Fenol :<br />

Klorobutanol<br />

0,004 – 0,02 %<br />

(biasanya 0,01%)<br />

0,01 – 0,005%<br />

0,005%<br />

Nipagin 0,18% +<br />

Nipasol 0,02%<br />

0,5 – 0,7%<br />

Halida tertentu dengan<br />

fenilmerkuri asetat<br />

Diadsorpsi<br />

oleh<br />

makromolekul, interaksi<br />

dengan surfaktan nonionik<br />

Stabilitasnya pH dependent;<br />

aktivitasnya tercapai pada<br />

konsentrasi dekat kelarutan<br />

max<br />

• Paling banyak dipakai untuk<br />

<strong>sediaan</strong> optalmik.<br />

• Efektivitasnya ditingkatkan<br />

dengan penambahan EDTA<br />

0,02%.<br />

Biasanya digunakan sebagai<br />

pengawet dari zat aktif yang<br />

OTT dengan benzalkonium<br />

klorida<br />

Jarang digunakan; banyak<br />

digunakan untuk mencegah<br />

pertumbuhan jamur, dalam<br />

dosis tinggi mempunyai sifat<br />

antimikroba yang lemah.<br />

Akan berdifusi melalui<br />

kemasan polietilen lowdensity<br />

Alkohol aromatik :<br />

Feniletil alkohol<br />

0,5 - 0,9% or<br />

0,5%<br />

Kelarutan dalam air rendah Akan berdifusi melalui<br />

kemasan polietilen lowdensity,<br />

kadang2 digunakan<br />

dalam kombinasi dengan<br />

pengawet lain.<br />

Kombinasi pengawet yang biasanya digunakan adalah :<br />

• Benzalkonium klorida + EDTA<br />

• Benzalkonium klorida + Klorobutanol/feniletilalkohol/ fenilmerkuri nitrat<br />

• Klorobutanol + EDTA/ paraben<br />

• Tiomerasol + EDTA<br />

• Feniletilakohol + paraben<br />

b. PENGISOTONIS<br />

Pengisotonis yang dapat digunakan adalah NaCl, KCl, glukosa, gliserol dan dapar (Codex,<br />

161-165). Rentang tonisitas yang masih dapat diterima oleh mata :<br />

FI IV : 0,6 – 2,0% RPS dan RPP : 0,5 – 1,8%<br />

AOC : 0,9 – 1,4% Codex dan Husa : 0,7 – 1,5%<br />

Tapi usahakan berada pada rentang 0,6 – 1,5% (Diktat kuliah teknologi steril).<br />

Hati-hati kalau bentuk garam zat aktif adalah garam klorida (Cl) karena jka pengisotonis<br />

yang digunakan adalah NaCl dapat terjadi kompetisi dan salting out.<br />

c. PENDAPAR<br />

Secara ideal, larutan obat mata mempunyai pH dan isotonisitas yang sama dengan air mata.<br />

Hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena pada pH 7,4 banyak obat yang tidak cukup larut<br />

dalam air. sebagian besar garam alkaloid mengendap sebagai alkaloid bebas pada pH ini.<br />

Selain itu banyak obat tidak stabil secara kimia pada pH mendekati 7,4 (FI III, 13). Tetapi<br />

larutan tanpa dapar antara pH 3,5 – 10,5 masih dapat ditoleransi walaupun terasa kurang<br />

nyaman. Di luar rentang pH ini dapat terjadi iritasi sehingga mengakibatkan peningkatan<br />

83

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!