17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori <strong>sediaan</strong> apoteker ITB ~ oktober 2008/2009<br />

steril<br />

digunakan partikel yang sangat kecil yaitu dengan memakai zat aktif yang<br />

dimikronisasi (micronized).<br />

Masalah utama suspensi optalmik adalah kemungkinan terjadinya perubahan ukuran<br />

partikel menjadi lebih besar selama penyimpanan (agregasi).<br />

Untuk <strong>sediaan</strong> suspensi, surfaktan diperlukan untuk membasahi zat aktif hidrofob dan<br />

untuk memperlambat pengkristalan.<br />

Pensuspensi yang biasa digunakan biasanya sama dengan bahan peningkat viskositas.<br />

II. FORMULASI<br />

2.1 FORMULA UMUM<br />

R/ Zat aktif<br />

Bahan pembantu : Pengawet Pendapar<br />

Pengisotonis Peningkat viskositas<br />

Anti oksidan<br />

Pensuspensi untuk suspensi<br />

Surfaktan<br />

2.2 TEORI BAHAN PEMBANTU<br />

a. PENGAWET<br />

Larutan obat mata dapat dikemas dalam wadah takaran ganda bila digunakan secara<br />

perorangan pada pasien dan bila tidak terdapat kerusakan pada permukaan mata. Wadah<br />

larutan obat mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada<br />

pemakaian pertama. Sedangkan untuk penggunaan pembedahan, disamping steril, larutan<br />

obat mata tidak boleh mengandung antibakteri karena dapat mengiritasi jaringan mata. (FI<br />

IV hal 13 & 14)<br />

Kontaminasi pada <strong>sediaan</strong> mata dapat menyebabkan kerusakan yang serius, misalnya<br />

menyebabkan radang kornea mata. Kontaminan yang terbesar adalah Pseudomonas<br />

aeruginosa. Pertumbuhan bakteri bacillus Gram negatif ini terjadi dengan cepat pada<br />

beberapa medium dan menghasilkan zat toksin dan anti bakteri. Sumber bakteri terbesar<br />

adalah air destilasi yang disimpan secara tidak tepat yang digunakan dalam pencampuran<br />

(AOC, 223).<br />

Organisme lain yang bisa menghasilkan infeksi kornea seperti golongan proteus yang<br />

telah diketahui sebagai kontaminan dalam larutan metil selulosa. Selain bakteri, fungi juga<br />

merupakan kontaminan misalnya Aspergillus fumigatus. Virus juga merupakan kontaminan<br />

seperti herpes simplex, vaksin, dan moluscum contagiosum. Umumnya pengawet tidak<br />

cocok dengan virus(AOC, 223 - 224).<br />

Mikroorganisme lain yang dapat mengkontaminasi <strong>sediaan</strong> optalmik adalah<br />

Hemophillus influenza, Hemophillus conjunctividis, Neisseria gonorrhoeae, Neisseria<br />

meningitidis,dll (Repetitorium BL, 38).<br />

Pengawet yang dipilih seharusnya mencegah dan membunuh pertumbuhan<br />

mikroorganisme selama penggunaan. Pengawet yang sesuai untuk larutan obat tetes mata<br />

hendaknya memiliki sifat sebagai berikut (AOC, 234) :<br />

1. Bersifat bakteriostatik dan fungistatik. Sifat ini harus dimiliki terutama terhadap<br />

Pseudomonas aeruginosa.<br />

2. Non iritan terhadap mata (jaringan okuler yaitu kornea dan konjungtiva).<br />

3. Kompatibel terhadap bahan aktif dan zat tambahan lain yang dipakai.<br />

4. Tidak memiliki sifat alergen dan mensensitisasi.<br />

5. Dapat mempertahankan aktivitasnya pada kondisi normal penggunaan <strong>sediaan</strong>.<br />

82

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!