17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2008/2009<br />

steril<br />

Umumnya penderita yg memerlukan cairan parenteral diberi dextrosa 5% utk memperkecil<br />

kekurangan kalori yg biasa terjadi pd penderita yg mengalami terapi penggantian atau<br />

pemeliharaan. Penggunaan dextrosa juga mengurangi ketosis & kerusakan protein.<br />

f. Hiperalimentasi parenteral<br />

Merupakan infus yang mengandung sejumlah besar nutrisi dasar yang cukup untuk sintesis<br />

jaringan aktif dan pertumbuhan. Digunakan pada pemberian larutan protein jangka panjang<br />

lewat intravena yang mengandung dextrosa kadar tinggi (kurang lebih 20%), elektrolit,<br />

vitamin, dan pada beberapa keadaan mengandung insulin.<br />

2. Parenteral volume besar telah digunakan untuk: (Lachman, Pharmaceutical Dosage<br />

Form:Parenteral, vol I, 1992, hal 250 ; Diktat Steril, 1994, hal 176)<br />

1) Mensuplai kebutuhan air, elektrolit, dan karbohidrat sederhana yang diperlukan oleh tubuh.<br />

2) Bertindak sebagai pembawa untuk obat-obat yang dapat bercampur dengan larutan infus.<br />

3) Mensuplai kebutuhan nutrisi pada saat bahan makanan tidak dapat diberikan secara oral<br />

(TPN=Total Parenteral Nutrition).<br />

4) Sebagai larutan untuk memperbaiki keseimbangan asam-basa tubuh.<br />

5) Bertindak sebagai cairan pengganti plasma.<br />

6) Meningkatkan diuresis pada saat tubuh banyak menahan cairan.<br />

7) Bertindak sebagai agen dialisis pada pasien penderita gagal ginjal.<br />

3. Cairan intravena biasa digunakan pd kondisi klinik tertentu, a.l: (RPS ed.21, hal 838)<br />

1) Memperbaiki keseimbangan elektrolit<br />

2) Memperbaiki gangguan pada cairan tubuh (pengganti cairan tubuh)<br />

3) Memerlukan nutrisi dasar tubuh<br />

4) Dasar untuk keperluan TPN (Total Parenteral Nutrition)<br />

5) Sebagai pembawa bagi obat-obat lain<br />

D. METODE PEMBERIAN INTRAVENA (Turco hal 193)<br />

1. Macam metode pemberian<br />

Perbedaan metode pemberian dilakukan dengan pertimbangan kecepatan pencapaian kadar obat<br />

dalam darah dan untuk meminimumkan tingkat iritasi yang dapat timbul karena pemberian obat.<br />

• Terapi kontinu<br />

a. Infus intravena, obat dilarutkan dalam cairan infus dan diteteskan perlahan-lahan ke dalam<br />

vena. Dengan metoda ini secara simultan dapat menyempurnakan terapi obat dan cairan,<br />

secara kontinu konsentrasi obat dalam darah konstan.<br />

b. Hook-ups, menggunakan sebuah tabung dengan klem yang menghubungkan dua wadah<br />

cairan infus<br />

• Terapi periodik<br />

a. Metode Piggyback, digunakan dalam pemberian dua macam cairan; jarum infus II<br />

diinjeksikan ke karet pada sistem jarum infus I.<br />

b. Pemberian intravena secara langsung (Direct iv Push/Bolus), larutan obat diinjeksikan<br />

secara langsung ke dalam vena dalam selang waktu yang pendek.<br />

2. Laju pemberian (Turco, hal 203-212) “harus dicantumkan di jurnal bagian farmol”<br />

Laju pemberian yang tepat akan menjamin keamanan dan efektivitas obat hingga menimbulkan<br />

respon yang diinginkan. Sebaliknya, laju pemberian yang tidak tepat akan dapat membahayakan<br />

pasien, antara lain (Turco hal 212) :<br />

a. Respon melambat atau mencapai konsentrasi toksik<br />

b. Meningkatkan kemungkinan flebitis dan tromboflebitis<br />

c. Infiltrasi yang rumit<br />

d. Menyebabkan edema pulmonar yang dapat menyebabkan rusaknya fungsi ginjal dan jantung<br />

e. Menyebabkan speed shock<br />

f. Menimbulkan masalah metabolisme<br />

55

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!