17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2008/2009<br />

steril<br />

Catatan<br />

Volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang ditetapkan.<br />

Kelebihan volume yang dianjurkan tertera dalam daftar di bawah ini,<br />

Volume tambahan yang dianjurkan<br />

Volume pada etiket<br />

Untuk cairan<br />

Untuk cairan encer<br />

kental<br />

0,5 ml 0,1 ml 0,12 ml<br />

1 ml 0,1 ml 0,15 ml<br />

2 ml 0,15 ml 0,25 ml<br />

5 ml 0,3 ml 0,5 ml<br />

10 ml 0,5 ml 0,7 ml<br />

20 ml 0,6 ml 0,9 ml<br />

30 ml 0,8 ml 1,2 ml<br />

50 ml atau lebih 2% 3%<br />

Sediaan parenteral volume besar harus steril dan bebas pirogen karena (Diktat Kuliah, 186) :<br />

- Sediaan diinjeksikan langsung pada aliran darah (infus intravena)<br />

- Sediaan ditumpahkan pada tubuh dan daerah gigi (larutan irigasi)<br />

- Sediaan langsung berhubungan dengan darah (hemofiltrasi)<br />

- Sediaan langsung ke dalam tubuh (dialisa peritoneal)<br />

2. Karakteristik Cairan Infus (The Pharmaceutical Codex, ed.12 hal 427)<br />

Karakteristik fisikokimia larutan infus intravena yang paling umum digunakan dan relevan secara<br />

klinik adh parameter aktivitas osmotik yg dinyatakan dalam terminologi osmolalitas (jumlah<br />

osmol zat terlarut per kg pelarut), osmolaritas (jumlah osmol zat terlarut perliter larutan), dan<br />

isotonisitas. Konsentrasi zat terlarut biasa dinyatakan dalam osmol atau miliosmol. Osmolalitas<br />

larutan adalah jumlah osmol zat terlarut per kilogram pelarut (mosmol/kg), sedangkan osmolaritas<br />

larutan adalah jumlah osmol zat terlarut per liter larutan (mosmol/liter). Osmolalitas kurang lebih<br />

sama dgnosmolaritas pada larutan encer tapi tidak pada larutan pekat. Osmolalitas normal plasma<br />

280-295 mosmol/kg.<br />

3. Aspek Klinik (The Pharmaceutical Codex, ed.12 hal 429-430)<br />

Osmolalitas dan tonisitas sangat penting dalam terapi infus secara intravena. Infus isotonik<br />

termasuk diantaranya larutan NaCl 0,9%, glukosa 5,5 %, dan campuran NaCl 0,18% dan glukosa<br />

4%. Larutan-larutan ini ideal untuk pemberian perifer, walaupun pemberian berlebih infus<br />

isoosmotik NaCl 0,9% dapat menyebabkan peningkatan volume carian ekstraseluler yang dapat<br />

menyebabkan berlebihnya cairan dalam sistem sirkulasi terutama pada pasien manula dan anak<br />

kecil. Larutan hipotonis bervolume besar untuk penggunaan parenteral biasa disesuaikan atau<br />

diatur tonisitasnya dengan penambahan NaCl atau glukosa agar diperoleh larutan isotonis. Ada<br />

beberapa kekecualian, misalnya penggunaan larutan NaCl 0,45% (154 mosmol) yang digunakan<br />

untuk penanganan dehidarasi khususnya pada pasien diabetes.<br />

4. Perbedaan infus dan injeksi<br />

(Benny Logawa hlm 23, Di TS 2005 ditulis pustakanya:Wattimena, Dasar-Dasar Pembuatan dan<br />

Resep-Resep Obat suntik, Hal 103 tp buku ini sdh tdk ada di perpus Dep.FA)<br />

No Kriteria Injeksi Infus<br />

1 Pemberian Terapi melalui suntikan Pengganti cairan plasma,<br />

elektrolit, darah, dll,<br />

Memberi tambahan kalori<br />

2 Metode pemberian Suntikan Tetesan<br />

3 Alat Alat suntik Peralatan infus<br />

4 Volume<br />

Maks 20-30 ml (lazim 10 ml) Bisa sampai beberapa liter<br />

pemberian<br />

5 Lama pemberian Maks 15-20 menit (lazim 1<br />

menit)<br />

Bisa beberapa jam<br />

53

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!