17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

STERIL<br />

Cara Pengerjaan:<br />

Lakukan pengujian dalam ruang terpisah yang khusus untuk uji pirogen dan dengan<br />

kondisi lingkungan ynag sama dengan ruang pemeliharaan, bebas dari keributan yang<br />

menyebabkan kegelisahan. Kelinci tidak diberi makan selama waktu pengujian. Apabila<br />

pengujian menggunakan termistor, masukkan kelinci ke dalam kotak penyekap sedemikian<br />

rupa sehingga kelinci tertahan dengan letak leher yang longgar sehingga dapat duduk<br />

dengan bebas. Tidak lebih dari 30 menit sebelum penyuntikan larutan uji, tentukan ”suhu<br />

awal” masing-masing kelinci yang merupakan dasar untuk menentukan kenaikan suhu.<br />

Beda suhu tiap kelinci tidak boleh lebih dari 1 o dan suhu awal setiap kelinci tidak boleh ><br />

39,8 o.<br />

Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi, suntikan 10 ml per kg bobot<br />

badan, melalui vena tepi telinga 3 ekor kelinci dan penyuntikan dilakukan dalam waktu 10<br />

menit. Larutan uji berupa <strong>sediaan</strong> yang bila perlu dikonstitusi seperti yang tertera pada<br />

etiket maupun bahan uji yang diperlakukan seperti yang tertera pada masing-masing<br />

monografi dan disuntikan dengan dosis seperti yang tertera. Untuk uji pirogen alat atau<br />

perangkat injeksi, gunakan sebagai larutan uji hasil cucian atau bilasan dari permukaan alat<br />

yang berhubungan langsung dengan <strong>sediaan</strong> parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan<br />

tubuh pasien. Semua larutan harus bebas dari kontaminasi. Hangatkan larutan pada suhu<br />

37±2º sebelum penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut antara jam ke-1 dan ke-3 setelah<br />

penyuntikan dengan selang waktu 30 menit.<br />

Penafsiran hasil Setiap penurunan suhu dianggap nol. Sediaan memenuhi syarat apabila<br />

tak seekor kelinci pun menunjukan kenaikan suhu 0,5º atau lebih lanjutkan pengujian<br />

dengan mengunakan 5 ekor kelinci. Jika tidak lebih dari 3 ekor dari 8 ekor kelinci masingmasing<br />

menunjukan kenaikan suhu 0,5º atau lebih dan jumlah kenaikan suhu maksimum 8<br />

ekor kelinci dan tidak > 3,3º <strong>sediaan</strong> dinyatakan memenuhi syarat bebas pirogen.<br />

5. PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIKA (untuk zat aktif antibiotik) (FI IV ,<br />

hlm. 891-899)<br />

Tujuan: untuk mengetahui aktivitas (potensi) antibiotik<br />

Metode : lempeng silinder atau atau "lempeng" dan "tabung" atau turbidimetri.<br />

Prinsip: Metode lempeng silinder berdasarkan difusi antibiotik dari silinder yang dipasang<br />

tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan Petri atau lempeng, sehingga mikroba<br />

yang ditambahkan dihambat pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau "zona" di<br />

sekeliling silinder yang berisi larutan antibiotik. Metode turbidimetri berdasarkan atas<br />

hambatan pertumbuhan biakan mikroba dalam larutan serba sama antibiotik, dalam media<br />

cair yang dapat menumbuhkan mikroba dengan cepat bila tidak terdapat antibiotik.<br />

6. UJI ENDOTOKSIN BAKTERI (FI IV , hlm. 905-907)<br />

Tujuan : untuk memperkirakan kadar endotoksin bakteri yang mungkin ada didalam atau<br />

pada bahan uji.<br />

Prinsip : pengujian dilakukan menggunakan "Limulus Amebocyte Lysate" (LAL), deteksi<br />

dilakukan dengan metode turbidimetri atau kolorimetri, penetapan titik akhir reaksi<br />

dilakukan dengan membandingkan langsung enceran dari zat uji dengan enceran<br />

endotoksin baku, dan jumlah endotoksin dinyatakan dalam unit Endotoksin (UE).<br />

Sebelumnya dilakukan persiapan :<br />

uji konfirmasi kepekaan pereaksi LAL<br />

uji penghambatan atau pemacuan<br />

pengenceran maksimum yang absah (PMA)<br />

52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!