17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

STERIL<br />

Jika digunakan penyaringan membran, buat perbandingan yang sama menggunakan<br />

sejumlah tertentu bahan uji dan cairan pengencer dan pembilas yang sesuai, bilas membran<br />

3 kali, tiap kali dengan 100 ml cairan pengencer dan pembilas. Inokulasikan sejumlah<br />

tertentu mikroba viabel pada cairan pengencer dan pembilas terakhir yang digunakan untuk<br />

menyaring bahan uji dan pada cairan pengencer dan pembilas saja. Pertumbuhan mikroba<br />

uji dari membran yang digunakan untuk menyaring bahan diikuti cairan pengencer dan<br />

pembilas yang telah diinokulasi secara visual sebanding dengan pertumbuhan dari<br />

membran yang hanya digunakan untuk menyaring cairan pengencer dan pembilas yang<br />

telah diinokulasi.<br />

Prosedur pengujian terdiri dari (1) inokulasi langsung ke dalam media uji dan (2) teknik<br />

penyaringan membran. Uji sterilitas untuk bahan Farmakope, jika mungkin mengunakan<br />

penyaringan membran, merupakan metode pilihan. Prosedur ini terutama berguna untuk<br />

cairan dan serbuk yang dapat larut yang bersifat bakteriostatik atau fungistatik, untuk<br />

memisahkan mikroba kontaminan dari penghambat pertumbuhan. Prosedur harus<br />

divalidasi untuk penggunaan tersebut. Dengan alasan yang sama cara ini berguna untuk<br />

bahan seperti minyak, salep atau krim yang dapat melarut ke dalam larutan pengencer<br />

bukan bakteriostatik atau bukan fungistatik. Penggunaannya juga sesuai untuk uji sterilitas<br />

cairan atau serbuk dapat larut bukan bakteriostatik atau bukan fungistatik. Teknik<br />

penyaringan membran dapat juga digunakan untuk uji sterilitas permukaan atau lumen<br />

kritis alat-alat kesehatan.<br />

Penafsiran Hasil Uji Sterilitas<br />

TAHAP PERTAMA Pada interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi, amati<br />

isi semua wadah akan adanya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan dan/atau<br />

pertumbuhan pada permukaan. Jika tidak terjadi pertumbuhan, maka bahan uji memenuhi<br />

syarat.<br />

Jika ditemukan pertumbuhan mikroba tetapi peninjauan dalam pemantauan fasilitas<br />

pengujian sterilitas, bahan yang digunakan, prosedur pengujian dan kontrol negatif<br />

menunjukan tidak memadai atau teknik aseptik yang salah digunakan dalam pengujian,<br />

tahap pertama dinyatakan tidak absah dan dapat diulang.<br />

Jika pertumbuhan mikroba teramati tetapi tidak terbukti uji tahap pertama tidak absah,<br />

lakukan tahap ke dua.<br />

TAHAP KEDUA Jumlah spesimen uji yang diseleksi minimum dua kali jumlah Tahap<br />

pertama. Volume minimum tiap spesimen yang diuji dan media dan periode inkubasi sama<br />

sepeti yang tertera pada Tahap pertama. Jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba,<br />

bahan yang diuji memenuhi syarat. Jika ditemukan pertumbuhan, hasil yang diperoleh<br />

membuktikan bahwa bahan uji tidak memenuhi syarat. Jika dapat dibuktikan bahwa uji<br />

pada Tahap kedua tidak absah karena kesalahan atau teknik aseptik yang tidak memadai,<br />

maka Tahap kedua dapat diulang.<br />

(Catatan: Jika pengujian sterilitas digunakan sebagai bagian penilaian terhadap<br />

produksi lot atau bets atau serentak sebagai satu kriteria pengawasan mutu untuk<br />

melepaskan lot atau bets, seperti yang tertera pada Sterilitas dan Jaminan Sterilitas<br />

Bahan Kompendia .)<br />

4. UJI PIROGEN (FI IV, hal. 908)<br />

Tujuan: untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima oleh<br />

pasien pada pemberian <strong>sediaan</strong> injeksi<br />

51

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!