17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

• Pembuatan sirupus simplex (Fornas, 1978, hal 273)<br />

Sirop Gula<br />

Komposisi : tiap 100 ml mengandung :<br />

Saccharum album<br />

65 g<br />

Methylis parabenum 250 mg<br />

Aqua destilata hingga 100 ml (%b/v) *<br />

* Dalam kuliah, diterangkan bahwa penggunaan aqua destilata hingga 100 g (%b/b)<br />

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam <strong>sediaan</strong> larutan :<br />

1. Kelarutan zat aktif<br />

2. Kestabilan zat aktif dalam larutan<br />

3. Dosis takaran<br />

4. Penyimpanan<br />

5. Penampilan menarik (rasa,warna, viskositas)<br />

Untuk meningkatkan kecepatan proses melarut : (Ansel, hal 316-317)<br />

• Menggunakan panas perlu diperhatikan kestabilan senyawa terhadap panas<br />

• Mengurangi ukuran partikel zat terlarut (menghaluskan) peningkatan luas permukaan<br />

terhadap pelarut<br />

• Menggunakan bahan pembantu pelarut contohnya siklodekstrin, gliseril monostearat,<br />

lesitin, dan asam stearat (HOPE 2003 hal 186, 264, 340, 615)<br />

• Pengadukan<br />

Cara yang baik melarutkan bahan padat (zat aktif atau bahan lain) ke dalam sirup, adalah bahan<br />

padat dilarutkan terlebih dulu dalam sejumlah minimal air murni, kemudian larutan<br />

tersebut digabungkan dengan sirup. Bila senyawa padat ditambahkan langsung ke sirup,<br />

senyawa tersebut dilarutkan pelan-pelan (kecepatan pelarutan lambat) karena sifat kental<br />

sirup tidak memungkinkan senyawa padat tersebat cepat ke seluruh sirup untuk pelarut<br />

yang tersedia dan karena terbatasnya air yang tersedia dalam sirup pekat tersebut (Ansel,<br />

hal 338).<br />

Cara pembuatan larutan (Ansel, hal 335-341)<br />

Tergantung pada sifat kimia dan fisika bahan-bahan<br />

1. Larutan yang dibuat dengan bantuan panas<br />

Digunakan bila dibutuhkan untuk membuat sirup secepat mungkin dan komponen<br />

sirup tidak rusak atau menguap oleh panas.<br />

Caranya: gula ditambahkan ke air yang dimurnikan, dan panas digunakan sampai<br />

larutan terbentuk. Komponen lain yang tahan panas ditambahkan ke sirup panas, dicampur<br />

dan dibiarkan sampai dingin, dan volume disesuaikan sampai jumlah yang tepat dengan<br />

penambahan air murni. Bila terdapat zat-zat yang tidak tahan panas / ada senyawa<br />

menguap, ditambahkan ke sirup setelah larutan gula yang terbentuk oleh pemanasan dan<br />

larutan cepat-cepat didinginkan sampai dengan temperatur ruang.<br />

Contoh : sirup akasia, sirup coklat<br />

2. Larutan yang dibuat dengan diaduk, tanpa bantuan panas<br />

Digunakan untuk menghindari panas yang dapat menyebabkan inversi sukrosa. Pada skala<br />

kecil, sukrosa dan zat formula lain, ditempatkan dalam botol yang kapasitasnya lebih<br />

besar daripada volume sirup yang akan dibuat, kemudian dilarutkan dalam air murni<br />

dan memungkinkan pengadukan campuran dengan seksama. Namun proses ini memakan<br />

waktu lebih lama (daripada bantuan panas), tapi produk memiliki kestabilan yang<br />

maksimum.<br />

Contoh : Sirup ferro sulfat<br />

3. Penambahan sukrosa ke dalam cairan obat atau ke dalam pemberi rasa<br />

Cairan obat (bentuk tingtur atau ekstrak cair) ditambahkan sukrosa dalam <strong>sediaan</strong> sirup.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!