17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

STERIL<br />

Etiket pada larutan yang diberikan secara intra vena untuk melengkapi cairan, makanan<br />

bergizi, atau elektrolit dan injeksi manitol sebagai diuretika osmotik, disyaratkan untuk<br />

mencantumkan kadar osmolarnya.<br />

Keterangan kadar osmolar pada etiket suatu larutan parenteral membantu untuk memberikan<br />

informasi pada dokter apakah larutan tersebut hipo-osmotik, iso-osmotik, atau hiper-osmotik.<br />

Satuan kadar osmolar = miliosmol (disingkat mosmol) zat terlarut per liter larutan<br />

Kadar osmolar ideal dapat ditentukan dengan rumus :<br />

Kadar osmolar (mosmol/L) = mosM<br />

mosM = bobot zat (g/L) x jumlah ion (n) x 1000<br />

bobot molekul (g)<br />

Contoh Perhitungan<br />

Penandaan :<br />

Jika keterangan mengenai osmolaritas diperlukan dalam monografi masing-masing, pada etiket hendaknya<br />

disebutkan kadar osmolar total dalam miliosmol per liter. Jika kandungan kurang dari 100 ml atau jika pada<br />

etiket disebutkan bahwa <strong>sediaan</strong> tidak untuk suntikan langsung, tetapi larutan harus diencerkan sebelum<br />

digunakan, etiket dapat menyebutkan kadar osmolar total dalam miliosmol per milliliter.<br />

1. Osmolaritas ideal injeksi natrium klorida 0,9% = 308 miliosmol / L<br />

0,9 % NaCl = 0,9 g/100 ml = 9 g/L<br />

BM NaCl = 58,4 ; n = 2<br />

mosM/L = 9/58,2 x 2 x 1000<br />

= 308<br />

2. Osmolaritas glukosa anhidrat 5%<br />

5 % glukosa anhidrat = 5 g/100 ml = 50 g/L<br />

BM = 180,2 ; n = 1<br />

mosM/L = 50/180,2 x 1 x 1000<br />

= 277,46 ( isotonis )<br />

Hubungan Antara Osmolarita Dan Tonisitas<br />

Osmolarita<br />

Tonisitas<br />

(M osmole / liter)<br />

> 350 Hipertonis<br />

329-350 Sedikit hipertonis<br />

270-328 Isotonis<br />

250-269 Sedikit Hipotonis<br />

0-249 Hipotonis<br />

II. METODE DAN PROSEDUR PEMBUATAN<br />

A. Metode Pembuatan<br />

Ada dua metode pembuatan <strong>sediaan</strong> steril yaitu cara sterilisasi akhir dan cara aseptik.<br />

1. Sterilisasi Akhir<br />

Metode ini merupakan metode yang paling umum dan paling banyak digunakan dalam<br />

pembuatan <strong>sediaan</strong> steril. Persyaratannya adalah zat aktif harus stabil dengan adanya<br />

molekul air dan tingginya suhu sterilisasi. Sediaan disterilkan pada tahap terakhir<br />

pembuatan <strong>sediaan</strong>.<br />

Contoh yang paling banyak digunakan pada metode ini adalah sterilsasi dengan autoklaf<br />

(suhu 121 °C, selama 15 menit).<br />

2. Aseptik<br />

Metode ini biasanya digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap suhu tinggi yang<br />

21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!