17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

STERIL<br />

disuntikkan.<br />

3. Suhu<br />

Jika zat aktif tidak tahan panas dipilih metode sterilisasi tahan panas, seperti filtrasi atau<br />

cara aseptis.<br />

4. Cahaya<br />

Pengaruh cahaya matahari dihindari dengan penggunaan wadah berwarna cokelat, dan<br />

disimpan di tempat gelap atau terlindung cahaya.<br />

d. Tak tersatukannya zat aktif , Baik ditinjau dari segi kimia, fisika, atau farmakologi.<br />

e. Dosis, Data ini menentukan tonisitas larutan dan cara pemberian.<br />

f. Rute pemberian (Lachman Parenteral Medication, vol. 1, 2 nd ed., 1992, 174) Rute pemberian<br />

yang akan digunakan akan berpengaruh pada formulasi, dalam hal:<br />

Volume maksimal <strong>sediaan</strong> yang dapat diberikan pada rute tersebut (intraspinal: 10 ml,<br />

intramuskular maks 3 ml, subkutan 2 ml, intradermal 0,2 ml).<br />

Pemilihan pelarut disesuaikan dengan rute pemberian.<br />

Isotonisitas dari <strong>sediaan</strong> juga dipengaruhi oleh rute pemberian. Pada larutan intravena<br />

isotonisitas menjadi kurang penting jika selama pemberian dilakukan dengan perlahan untuk<br />

memberikan waktu pengenceran dan ’adjust’ oleh darah. Injeksi intraspinal mutlak harus<br />

isotonis.<br />

BAHAN PEMBAWA OBAT SUNTIK<br />

Bahan pembawa injeksi dapat berupa air maupun non air<br />

1. Pembawa Air<br />

Sebagian besar produk parenteral menggunakan pembawa air. Hal tersebut dikarenakan oleh<br />

kompatibilitas air dengan jaringan tubuh. Pembawa air dapat digunakan untuk berbagai rute<br />

pemberian. Air mempunyai konstanta dielektrik tinggi sehingga lebih mudah untuk melarutkan<br />

elektrolit yang terionisasi dan ikatan hidrogen yang terjadi akan memfasilitasi pelarutan dari<br />

alkohol, aldehid, keton, dan amin (Lachman Parenteral Medication, vol. 1, 2 nd ed., 1992, 175).<br />

Syarat air untuk injeksi menurut USP (Lachman Parenteral Medication, vol. 1, 2 nd ed., 1992, 192) :<br />

• Harus dibuat segar dan bebas pirogen<br />

• Jumlah zat padat terlarut total tidak boleh lebih dari 10 ppm.<br />

• pH antara 5-7<br />

• Tidak mengandung ion-ion klorida, sulfat, kalsium dan amonium, dan karbondioksida.<br />

• Kandungan logam berat terbatas<br />

• Kandungan material organik (spt: tanin, lignin) terbatas<br />

• Jumlah partikel berada pada batas yang diperbolehkan.<br />

Catatan:<br />

1. Air untuk injeksi harus dibuat segar, artinya: air yang telah selesai diproses, hanya boleh<br />

disimpan pada temperature kamar selama 24 jam (bila tidak langsung digunakan).<br />

Penyimpanan yang lebih lama dapat dilakukan pada temperature kira-kira 5ºC atau pada<br />

suhu tinggi yaitu antara 65-85º untuk mencegah pertubuhan jasad renik dan pembentukan<br />

pirogen.<br />

2. Persyaratan kadar total zat padat terlarut pada air steril untuk injeksi yang terdapat pada<br />

farmakope (FI IV, hal 113) biasanya lebih tinggi kemungkinan terjadinya pelepasan<br />

konstituen wadah gelas selama sterilisasi.<br />

3. Air untuk injeksi yang sudah mengandung zat bakteriostatik tidak boleh dijual dalam<br />

wadah yang lebih besar dari 30 ml untuk mencegah kemungkinan masuknya zat<br />

bakteriostatik yang mungkin toksik dalam jumlah yang besar ke dalam tubuh.<br />

a. Air Pro Injeksi<br />

Aqua steril Pro Injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilisasi dan dikemas dengan cara yang<br />

sesuai, tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya (Monografi aqua p.i<br />

:FI IV hal. 112-113 ).<br />

Cara : Aqua p.i + karbon aktif 0,1% dari volume, dipanaskan 60-100ºC selama 15 menit,<br />

9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!