17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

STERIL<br />

Banyak kondisi klinik sangat diperlukan suatu zat dibuat dalam bentuk larutan sejati, agar siap<br />

bercampur dengan larutan IV ketika diberikan. Untuk zat yang sukar larut dalam air, maka<br />

selain digunakan dalam bentuk garam atau diformulasi dalam pH tinggi atau rendah, beberapa<br />

zat dapat pula diformulasi dalam pelarut campur. Kosolvent digunakan untuk menurunkan<br />

polaritas pembawa sehingga zat lebih larut. Pemberian biasanya mengiritasi, toksik dan<br />

menimbulkan rasa nyeri. Pemberian intravena perlu dilakukan perlahan untuk mencegah<br />

presipitasi zat aktif. Pemilihan kosolvent terbatas oleh toksitas.<br />

10. Larutan terkonsentrasi<br />

Berupa konsentrat dan diberikan dengan dilarutkan dahulu di dalam larutan IV.<br />

11. Serbuk untuk injeksi<br />

Beberapa zat yang tidak stabil dalam air, sehingga dibuat dalam bentuk serbuk untuk injeksi.<br />

Sediaan ini bisa berupa serbuk ‘dry filled’ atau serbuk liofilisasi (‘freeze dried’).<br />

12. Implant<br />

Biasanya berupa hormon dan diberikan dengan maksud pemberian lambat, ditunda atau<br />

dikontrol, dimana pemberian tidak dapat dilakukan via oral.<br />

D. Formula Umum Sediaan Injeksi<br />

R/ Zat aktif Pembawa<br />

Zat tambahan<br />

Zat tambahan ini dapat berupa :<br />

♦ Pengatur tonisitas<br />

♦ Pengatur pH ( dapar )<br />

♦ Pengawet<br />

♦ Antioksidan<br />

♦ Anestetik lokal<br />

♦ Zat pengompleks<br />

♦ Suspending agent<br />

ZAT AKTIF<br />

Data zat aktif yang diperlukan (Preformulasi)<br />

a. Kelarutan (Buku Penuntun Praktikum Tek. FA Sed. Steril Benny Logawa 1985, 9) Terutama<br />

data kelarutan dalam air dari zat aktif sangat diperlukan, karena bentuk larutan air paling dipilih<br />

pada pembuatan <strong>sediaan</strong> steril. Data kelarutan ini diperlukan untuk menentukan bentuk <strong>sediaan</strong>.<br />

Zat aktif yang larut air membentuk <strong>sediaan</strong> larutan dalam air, zat aktif yang larut minyak dibuat<br />

larutan dalam pembawa minyak. Sedangkan zat yang tidak larut dalam kedua pembawa<br />

tersebut dibuat <strong>sediaan</strong> suspensi. Jika zat aktif tidak larut dalam air ada beberapa alternatif yang<br />

dapat diambil sebelum memutuskan untuk membuat <strong>sediaan</strong> suspensi atau larutan minyak yaitu<br />

dengan mencari bentuk garam dari zat aktif, melakukan reaksi penggaraman, atau dicari bentuk<br />

kompleksnya.<br />

b. pH stabilita (Buku Penuntun Praktikum Tek. FA Sed. Steril Benny Logawa 1985, 10) pH<br />

stabilita adalah pH dimana penguraian zat aktif paling minimal, sehingga diharapkan kerja<br />

farmakologinya optimal. pH stabilita dicapai dengan menambahkan asam encer (spt: HCl<br />

encer, asam bikarbonat), basa lemah atau dapar isotonis (spt: fosfat, sitrat, dll).<br />

c. Stabilitas zat aktif (Buku Penuntun Praktikum Tek. FA Sed. Steril Benny Logawa 1985, 11)<br />

Data ini membantu menentukan jenis <strong>sediaan</strong>, jenis bahan pembawa, metoda sterilisasi atau<br />

cara pembuatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi penguraian zat aktif adalah:<br />

1. Oksigen (Oksidasi)<br />

Pada kasus ini, setelah air dididihkan maka perlu dialiri gas nitrogen dan ditambahkan<br />

antioksidan.<br />

2. Air (Hidrolisis)<br />

Jika zat aktif terurai oleh air dapat dipilih alternatif : (a) Dilakukan penambahan asam/basa<br />

atau buffer untuk mencapai pH stabilitas Z.A; (b) Memilih jenis pelarut dengan polaritas<br />

lebih rendah daripada air, seperti campuran pelarut air-gliserin-propilenglikol atau pelarut<br />

campur lainnya yang cocok; (c) Dibuat dalam bentuk kering dan steril yang dilarutkan saat<br />

8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!