17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dari bobot netto isi tiap tube, missal bobot netto 10 mg, yang dimasukkan ke dalam tube 11 mg,<br />

bobot tambahan ini jangan lupa diperhitungkan dalam perhitungan dan penimbangan<br />

(berdasarkan tutorial dari bu Ninet 16/4/2009).<br />

d. Penimbangan<br />

Zat aktif = .............. g<br />

Basis salep = ............. g<br />

Terdiri atas a = ........ g<br />

b = ........ g<br />

Zat tambahan = ......... g<br />

IV. PROSEDUR PEMBUATAN<br />

(Ansel, “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi “, hal 506‐510)<br />

Baik dalam ukuran besar maupun kecil, salep dibuat dengan dua metode umum :<br />

a. Pencampuran<br />

Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama‐sama dengan segala cara<br />

sampai <strong>sediaan</strong> yang rata tercapai.<br />

• Pencampuran bahan Padat.<br />

• Pencampuran <strong>sediaan</strong>.<br />

b. Peleburan<br />

Dengan metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan<br />

melebur bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.<br />

Metode yang dipilih tergantung pada sifat‐sifat bahan (Aulton” Pharmaceutical Practice” 1990,<br />

hal 128‐129)<br />

Prosedur pembuatan salep:<br />

1. Cara pelelehan/fusi<br />

Komponen basis dilelehkan bersama kemudian diaduk hingga homogen dan dingin. Zat aktif<br />

yang tidak larut atau larut sebagian dalam basis sebisa mungkin dicampurkan pada suhu yang<br />

paling rendah yang masih memungkinkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan stabilitas zat<br />

berkhasiat terhadap suhu yang tinggi pada saat pelelehan. Zat aktif cair seperti metil salisilat<br />

dan semisolid seperti ichthammol ditambahkan pada saat basis telah mengental (sekitar<br />

suhu 40 o C). Untuk zat aktif padat (misal kalamin, ZnO 2 ) sebaiknya diayak 180µm dan<br />

ditambahkan saat basis masih panas (perhatikan stabilitas zat).<br />

2. Cara triturasi<br />

Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu<br />

zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis. Ukuran zat aktif<br />

diperhatikan (biasanya 250µm cukup kecuali khusus untuk fine powder (180 µm), dan very<br />

fine powder(125 µm). Dapat juga digunakan pelarut organik untuk melarutkan terlebih dulu<br />

zat aktifnya, kemudian baru dicampur dengan basis yang akan digunakan.<br />

Prosedur pembuatan salep sebagai berikut ;<br />

1. Timbang sejumlah basis yang diperlukan.<br />

2. Timbang zat aktif<br />

3. Masukkan zat aktif ke dalam mortir, digerus halus sambil ditambahkan sedikit basis salep, gerus<br />

lagi agar bercampur homogen. Untuk zat aktif yang larut air dan membentuk larutan stabil,<br />

larutkan dalam volume minimum air. Campuran dicampur secara kontinyu sampai basis<br />

mengental. Untuk zat aktif yang tahan panas dapat segera dicampurkan sedikit demi sedikit<br />

dengan basis salep yang masih cair dalam lumpang. Untuk zat aktif yang tidak tahan panas, basis<br />

salep dituang kedalam lumpang untuk didinginkan terlebih dahulu sambil diaduk sebelum<br />

dicampur.<br />

4. Salep yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi salep dan diisikan ke dalam tube<br />

sebanyak yang dibutuhkan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!