17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2. Basis<br />

Pemilihan dasar salep tergantung pada faktor‐faktor seperti khasiat yang diinginkan, sifat bahan<br />

obat yang dicampurkan, keter<strong>sediaan</strong> hayati, stabilitas dan ketahanan <strong>sediaan</strong> jadi.<br />

Dalam hal‐hal tertentu perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan<br />

stabilitas yang diinginkan. Misalnya : obat‐obat yang mudah terhidrolisis lebih stabil dalam dasar<br />

hidrokarbon daripada yang mengandung air meskipun obat tersebut lebih efektif dalam dasar yang<br />

mengandung air.<br />

Basis Salep digolongkan dalam 4 kelompok besar (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Howard c.<br />

Ansel, hal 502‐506)<br />

a. Dasar salep hidrokarbon<br />

Dasar salep hidrokarbon ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, bebas air, dimana preparat<br />

berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja. Bila lebih, akan susah<br />

bercampur. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak obat dengan kulit dan<br />

bertindak sebagai pembalut/penutup. Dasar salep ini digunakan sebagai emolien dan sifatnya<br />

sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. Contoh : vaselin<br />

kuning dan putih, salep kuning dan putih, paraffin dan minyak mineral. Vaselin kuning boleh<br />

digunakan untuk mata, sedangkan yang putih tidak boleh karena masih mengandung H2SO4.<br />

• Vaselin Kuning/Flavum (FI IV, 823)<br />

Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat yang<br />

diperoleh dari minyak bumi. Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai.<br />

Pemerian: massa seperti lemak, kekuningan hingga amber lemah; berfluoresensi sangat<br />

lemah walaupun setelah melebur, dalam lapisan tipis transparan, tidak atau hampir tidak<br />

berbau dan berasa.<br />

Kelarutan: tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida, dalam<br />

kloroform dan dalam minyak terpentin; larut dalam eter, dalam heksana, dan umumnya<br />

dalam minyak lemak dan minyak atsiri; praktis tidak larut dalam etanol dingin dan etanol<br />

panas dan dalam etanol mutlak dingin.<br />

Bobot jenis: antara 0,815 dan 0,880<br />

Jarak lebur: antara 38 o dan 60 o C<br />

Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik<br />

Inkompatibilitas: ‐ (HOPE hal 421‐422)<br />

• Vaselin Putih/Album ( FI IV, 822)<br />

Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat yang<br />

diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan warnanya.<br />

Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai.<br />

Pemerian: putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis<br />

setelah didinginkan pada suhu 0 o C.<br />

Kelarutan: tidak larut dalam air; mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida, dalam<br />

kloroform, larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri,<br />

sukar larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak dingin.<br />

Bobot jenis: antara 0,815 dan 0,880<br />

Jarak lebur: antara 38 o dan 60 o C. Wadah dan<br />

penyimpanan: dalam wadah tertutup baik<br />

Inkompatibilitas: ‐ (HOPE hal 421‐422)<br />

• Parafin ( FI IV, 652)<br />

Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh dari minyak<br />

tanah.<br />

Pemerian: hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak berbau,<br />

tidak berasa, agak berminyak.<br />

Kelarutan: tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam eter,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!