17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ 2008/2009<br />

SEMISOLIDA<br />

2. Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik pada kombinasi zat<br />

aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik (terjadi inaktivasi<br />

atau pengendapan zat kationik tersebut).<br />

3. Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain<br />

dalam formulasi.<br />

4. Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida bersifat rentan<br />

terhadap mikroba.<br />

5. Viskositas <strong>sediaan</strong> gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi sifat soliditas<br />

tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan topikal.<br />

6. Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan viskositas saat<br />

disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol.<br />

7. Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat penyimpanan dapat terjadi<br />

penurunan konsentrasi polimer yang dapat menimbulkan syneresis (air mengambang diatas<br />

permukaan gel)<br />

8. Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila daya adhesi antar pelarut dan<br />

gel lebih besar dari daya kohesi antar gel maka sistem gel akan rusak.<br />

F. Komponen Gel<br />

1. Gelling Agents (Lachman, Dysperse System, Vol. II, p. 499-504)<br />

Termasuk dalam kelompok ini adalah gum alam, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan<br />

dari sistem tersebut berfungsi dalam media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam cairan<br />

nonpolar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai pembentuk gel karena<br />

terjadinya flokulasi partikel.<br />

Catatan: Pada pemilihan gelling agent perhatikan dengan pH stabilita dan inkompatibilitasnya<br />

Berikut ini adalah beberapa contoh gelling agent :<br />

A. Polimer (gel organik)<br />

a. Gum alam (natural gums)<br />

Umumnya bersifat anionik (bermuatan negatif dalam larutan atau dispersi dalam air),<br />

meskipun dalam jumlah kecil ada yang bermuatan netral, seperti guar gum. Karena<br />

komponen yang membangun struktur kimianya, maka natural gum mudah terurai secara<br />

mikrobiologi dan menunjang pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, sistem cair yang<br />

mengandung gum harus mengandung pengawet dengan konsentrasi yang cukup.<br />

Pengawet yang bersifat kationik inkompatibel dengan gum yang bersifat anionik<br />

sehingga penggunaannya harus dihindari.<br />

Beberapa contoh gum alam :<br />

i. Natrium alginat (+ HOPE, 5 th ed., p. 656)<br />

• Natrium alginat 5-10% digunakan dalam <strong>sediaan</strong> semisolid.<br />

• Tersedia dalam bebrapa grade sesuai dengan viskositas yang terstandardisasi yang<br />

merupakan kelebihan natrium alginat dibandingkan dengan tragakan.<br />

• Inkompatibel dengan derivat akridin, kristal violet, fenil merkuri asetat dan nitrat,<br />

garam kalsium, logam berat dan etanol dengan konsentrasi lebih dari 5%.<br />

Elektrolit dalam konsentrasi rendah menyebabkan peningkatan viskositas tapi<br />

elektrolit dalam konsentrasi tinggi menyebabkan salting out Na-Alginate. Salting<br />

out muncul jika ada > 4% NaCl.<br />

• Natrium alginat pada pH 4-10, sedangkan pada pH 10 viskositas menurun<br />

ii. Karagenan (+ HOPE, 5 th ed., p. 656-658)<br />

• Fraksi kappa dan iota membentuk gel yang reversibel terhadap pengaruh panas.<br />

4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!