17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

semisolida<br />

Tipe surfaktan HLB<br />

Anionik Nonionik Keterangan<br />

Clocusate sodium<br />

Pahit, busa<br />

Na-lauril sulfat<br />

Pahit, busa<br />

Polysorbate 65 10,5 Pahit<br />

Octoxynol 9 12,2 Pahit<br />

Nonoxynol 60 13,2 Pahit<br />

Polysorbate 60 14,9 Pahit<br />

Polysorbate 80 15 Biasa digunakan, pahit<br />

Polysorbate 40 15,6 Toksisitas rendah, pahit<br />

Polysorbate 20 16,7 Pahit<br />

Poloxamer 235 10 Toksisitas rendah, rasa baik<br />

Poloxamer 180 19 Busa, pahit<br />

4. Antioksidan<br />

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan antioksidan: potensi, sifat iritan, toksisitas,<br />

stabilitas, kompatibilitas, warna, bau. (Pharmaceutical Codex 12nd ed., hlm. 151)<br />

Antioksidan yang dapat ditambahkan ("Teknologi Likuida dan Semisolida", Goeswin A., hlm. 124):<br />

o Antioksidan sejati : tokoferol, alkil galat, BHA, BHT. Mencegah oksidasi dengan cara bereaksi<br />

dengan radikal bebas & mencegah reaksi cincin.<br />

o Antioksidan sebagai agen pereduksi : garam Na dan K dari asam sulfit. Zat-zat ini mempunyai<br />

potensial reduksi lebih tinggi sehingga lebih mudah teroksidasi dibandingkan zat yang lain,<br />

kadang-kadang bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal bebas.<br />

o Antioksidan sinergis : asam edetat dan asam-asam organik seperti sitrat, maleat, tartrat atau<br />

fosfat untuk khelat terhadap sesepora logam. Senyawa yang bersifat membentuk kompleks<br />

dengan logam, karena adanya sedikit logam dapat merupakan katalisator reaksi oksidasi.<br />

5. Pengompleks ("Teknologi Likuida dan Semisolida", Goeswin A., hlm. 124)<br />

Pengompleks diperlukan untuk mengomplekskan logam yang ada dalam <strong>sediaan</strong> yang dapat<br />

mengoksidasi. Logam dapat timbul dari proses pembuatan atau pada penyimpanan karena wadah<br />

yang kurang baik. Contoh sitrat, EDTA. Pada penggunaan sitrat, harus diperhatikan untuk <strong>sediaan</strong><br />

suspensi gel atau <strong>sediaan</strong> yang mengandung selulosa akan mengubah viskositas karena memutuskan<br />

ikatan polimer tersebut atau mempengaruhi pelepasan (pelepasan akan menurun jika viskositas<br />

naik).<br />

6. Zat Pengemulsi / Emulgator<br />

Beberapa jenis zat pengemulsi:<br />

a. Asam Lemak dan Alkohol (Lachman Teori dan Praktek Farmasi Industri II,hlm.1104) Asam<br />

stearat digunakan dalam krim yang basisnya dapat dicuci dengan air, sebagai zat pengemulsi<br />

untuk memperoleh konsistensi krim tertentu serta untuk memperoleh efek yang tidak<br />

menyilaukan pada kulit. Jika sabun stearat digunakan sebagai pengemulsi, maka umumnya<br />

kalium hidroksida atau trietanolamin ditambahkan secukupnya agar bereaksi dengan 8-20%<br />

asam stearat. Asam lemak yang tidak bereaksi meningkatkan konsistensi krim. Krim ini bersifat<br />

lunak dan menjadi mengkilap karena adanya pembentukan kristal-kristal asam stearat. Krim<br />

yang dibuat dengan natrium stearat mempunyai konsistensi yang jauh lebih keras. Dalam jumlah<br />

yang cukup, stearil alkohol menghasilkan krim keras yang dapat diperlunak dengan setil alkohol.<br />

b. Zat Pengemulsi<br />

Penambahan zat-zat polar yang bersifat lemak, seperti setil alkohol cenderung menstabilkan<br />

emulsi M/A <strong>sediaan</strong> semipadat. Ion-ion polivalen, seperti Mg, Ca, dan Al cenderung<br />

menstabilkan emulsi A/M dengan membentuk ikatan silang dengan gugus-gugus polar bahan<br />

lemak. Tanah liat, magnesium aluminium silikat. juga membantu menstabilkan emulsi A/M jika<br />

digunakan dengan pengemulsi yang cocok, mungkin dengan efek pengentalnya pada fase<br />

internal sehingga bahan tersebut mencegah penggabungan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!