17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

semisolida<br />

3. Pendapar<br />

Pertimbangan penggunaan pendapar adalah untuk menstabilkan zat aktif, untuk meningkatkan<br />

bioavailabilitas yang maksimum. Dalam memilih pendapar harus diperhatikan pengaruh pendapar<br />

tersebut terhadap stabilitas krim dan zat aktif. Pertimbangan untuk didapar dilakukan pada <strong>sediaan</strong><br />

dengan rentang stabilitas pH yang kecil, dengan maksud untuk menjaga stabilitas zat aktif dalam<br />

<strong>sediaan</strong>.<br />

4. Humektan atau pembasah<br />

Humektan digunakan untuk meminimalkan hilangnya air dari <strong>sediaan</strong> mencegah kekeringan<br />

(kehilangan air) dan meningkatkan penerimaan terhadap produk dengan meningkatkan kualitas<br />

usapan dan konsistensi secara umum.<br />

Pemilihan humektan didasarkan pada sifatnya untuk menahan air dan efeknya terhadap viskositas<br />

dan konsistensi produk akhir. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai humektan pada krim dan<br />

gel adalah: gliserol, propilenglikol, sorbitol, dan makrogol dengan BM rendah. ("Pharmaceutical<br />

Codex" 12nd ed., hlm. 150)<br />

Poliol, Gliserin, propilenglikol, sorbitol 70 dan PEG dengan BM yang lebih rendah digunakan<br />

sebagai pelembab (humektan) dalam krim. Bahan-bahan ini mencegah krim menjadi kering,<br />

mencegah pembentukan kerak bila krim dikemas dalam botol, memperbaiki konsistensi dan mutu<br />

terhapusnya suatu krim jika dipergunakan pada kulit sehingga memungkinkan krim dapat menyebar<br />

tanpa digosok. Penambahan kandungan pelembab menyebabkan <strong>sediaan</strong> lebih pekat. Sorbitol 70%<br />

lebih higroskopis daripada gliserin dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah, umumnya 3%<br />

sorbitol 70% sebanding dengan 10% gliserin. Propilenglikol dan PEG kadang-kadang dikombinasi<br />

dengan gliserin karena kemampuan menyerap lembab keduanya lebih rendah daripada gliserin.<br />

Selain itu, penambahan propilen glikol dalam pembuatan krim sebagai humektan diberikan dengan<br />

konsentrasi 15% (Lachman, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, hlm. 1110).<br />

Pembasah diperlukan karena mayoritas obat yang terdispersi adalah hidrofob. Surfaktan berguna<br />

untuk menurunkan tegangan permukaan dan meningkatkan kontak antara zat padat dengan cairan.<br />

Pembasah ditambahkan ke serbuk sebelum masuk ke cairan lainnya.<br />

Surfaktan yang berfungsi sebagai wetting agent memiliki HLB 7-10 dengan konsentrasi 0,05-0,5%.<br />

Surfaktan kurang dari 0,05% akan memberikan pembasahan yang belum sempuma dan apabila<br />

surfaktan lebih dari 0,5% maka akan terjadi penggabungan partikel yang sangat halus, distribusi<br />

ukuran partikel berubah, dan pertumbuhan kristal. HLB tinggi menyebabkan adanya busa. (Dispersi<br />

system Vol I p. 181)<br />

Surfaktan ionik lebih efektif tapi lebih sensitif terhadap pH dan eksipien lain. Umumnya surfaktan<br />

berasa pahit kecuali poloxamers.<br />

Polisorbat 80 (Tween 80) paling banyak digunakan karena toksisitas lebih rendah daripada yang<br />

lain dan kompatibel dengan banyak bahan lain. Tween 80 merupakan surfaktan nonionik yang<br />

kompatibel dengan eksipien kation dan anion, konsentrasi yang digunakan 0,1%.<br />

Nonoxynols dan poloxamers efektif di bawah nilai KMKnya. Penambahan elektrolit netral dalam<br />

jumlah kecil, Kalium klorida menurunkan KMK, menurunkan tegangan permukaan dan<br />

meningkatkan pembasahan suspensi yang dihasilkan lebih cenderung membentuk formasi flokulasi/<br />

agregat. Alkohol 0,008%, 0,1%, 0,26% digunakan sebagai pembasah, dipilih tergantung<br />

kemampuan membasahi permukaan obat hidrofob. (Disperse system, vol.I, hlm. 181).<br />

Suspensi neocolamin, zinc oxide, magnesia magma dengan metil selulosa ditambah 0,1 mL<br />

polysorbate 80 (Tween 80) untuk 60 mL <strong>sediaan</strong> suspensi, penampilannya baik walaupun<br />

viskositasnya turun. Untuk mengkoreksi busa yang muncul, ditambah sorbitan monooleat (Span 60)<br />

dalam jumlah yang sama (AOC, hal.306). Na-lauril sulfat: bersifat anionik dan OTT dengan obat<br />

kationik (Disperse System). Biasa digunakan untuk eksternal (AOC, hal.323).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!