Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />
semisolida<br />
B. Zat Tambahan dalam Krim<br />
1. Pengawet (Cooper & Guns, p. 137)<br />
Kriteria pengawet yang ideal adalah sebagai berikut :<br />
− Tidak toksik dan tidak mensensitisasi pada konsentrasi yang digunakan<br />
− Lebih mempunyai daya bakterisid daripada bakteriostatik<br />
− Efektif pada konsentrasi yang relatif rendah untuk spektrum luas<br />
− Stabil pada kondisi penyimpanan.<br />
− Tidak berbau dan tidak berasa<br />
− Tidak mempengaruhi (inert)/ dapat bercampur dengan bahan lain dalam formula dan bahan<br />
pengemas.<br />
− Larut dalam konsentrasi yang digunakan.<br />
− Tidak mahal<br />
− Tahan terhadap serangan mikroorganisme<br />
− Aktivitas tetap bertahan walaupun terdapat banyak bakteri<br />
− Aktivitas tidak terpengaruh dengan bahan-bahan pengemulsi<br />
Contoh pengawet dan keterbatasan pemakaiannya : (Cooper & Guns, p. 137-138)<br />
− Senyawa ammonium kuarterner. Senyawa ini dapat diinaktivasi oleh senyawa ionik,<br />
nonionik dan protein. Efektif pada bakteri gram (-) Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi<br />
0,002-0,01 untuk penggunaan eksternal.<br />
− Senyawa organik merkuri. Senyawa ini cenderung toksik dan mensensitisasi kulit.<br />
Pemakaian dibatasi dalam formulasi untuk digunakan dekat atau dalam mata. Phenyl mercuric<br />
nitrat & acetate 0,004-0,01% mengandung emulgator nonionik.<br />
− Formaldehid. Bersifat mudah menguap dan berbau, mengiritasi kulit dan reaktivitas tinggi.<br />
− Fenol terhalogenasi. Senyawa ini berbau, dapat diinaktivasi oleh nonionik, anionik dan protein.<br />
Aktivitas terbatas untuk bakteri Gram negatif. Contoh: Hexachlorophene-o-chloro-m-cresol<br />
(HPCMC), p-chloro-m-xylenol (PCMX), dichloro-m-xylenol (DCMX).<br />
− Asam sorbat. Contoh: Kalium sorbat, untuk formula dengan pH 6,5 -7, pada konsentrasi tinggi<br />
dapat teroksidasi oleh cahaya matahari dan menyebabkan penghilangan warna <strong>sediaan</strong>,<br />
terbatas hanya untuk antibakteri. Konsentrasi 0,1-0,2% untuk mengawetkan musilago akasid<br />
dan tragakan serta emulsi yang terdiri dari surfaktan nonionik.<br />
− Asam benzoat. Contoh: Natrium benzoat, untuk formula dengan pH 5.5 atau kurang, tidak<br />
banyak digunakan lagi karena hanya terbatas untuk antibakteri. Konsentrasi 0,1% b/v (yang<br />
terdiri dari 2% v/v larutan asam benzoat) digunakan bersama 0,25% kloroform untuk emulsi<br />
parafin cair.<br />
− Metilparaben atau propilparaben. Digunakan dengan perbandingan 2 metil (0,1-0,2%) : 1<br />
propil (0,06-0,03%). Senyawa ini umum digunakan. Menurut Fornas edisi II., hlm. 313 untuk<br />
metilparaben sejumlah 0,12%-0,18%, sedangkan untuk propil paraben sejumlah 0,02%-0,05%.<br />
Tetapi penggunaan Tween 80 dan Tween 20 dapat mengikat metil paraben dan propil paraben<br />
sehingga pengawet menjadi tidak aktif. Metil paraben & propil paraben dapat terikat pada<br />
Tween 80 sebanyak 57% dan 90% sehingga agar keduanya tetap efektif sebagai antimikroba,<br />
maka konsentrasinya harus ditingkatkan. (Lachman, Teori & Praktek Ind. Far., 1066). Pada<br />
pembuatan krim, metil paraben dan propil paraben dilarutkan terlebih dahulu dalam alkohol,<br />
lalu ditambahkan ke dalam basis krim yang sudah dingin.<br />
− Pengawet yang lain adalah klorokresol yang mempunyai aktivitas sebagai antifungi dan<br />
antibakteri. Konsentrasi klorkresol yang dipakai 0,1% untuk pemakaian luar.<br />
− Na Benzoat sebagai pengawet antimikroba, potensinya akan turun dengan adanya<br />
makromolekul, tetapi masih lebih baik dibandingkan turunan paraben. Oleh karena itu,<br />
penggunaan Na benzoate biasanya dalam konsentrasi tinggi, bisa mencapai 0,5%. Larut dalam 2<br />
bagian air.<br />
2. Penandaan pengawet ("Pharmaceutical Codex" 12nd ed., hlm. 155)<br />
Bila pada krim ditambahkan pengawet maka nama dan konsentrasi pengawet tersebut harus<br />
ditulis/tertera pada label.