17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2009<br />

semisolida<br />

KRIM<br />

I. DEFINISI<br />

Krim merupakan istilah yang digunakan dalam dunia farmasi, kedokteran dan kosmetik, sebagai <strong>sediaan</strong><br />

berbentuk emulsi, dan bersifat semi solid. Krim biasanya digunakan untuk pemakaian pada kulit atau<br />

membran mukosa.<br />

Beberapa definisi krim, sebagai berikut :<br />

Krim adalah bentuk <strong>sediaan</strong> setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau terdispersi<br />

dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV, hal 6).<br />

Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk <strong>sediaan</strong> setengah padat yang mempunyai konsistensi<br />

relatif cair, diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang batasan<br />

tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse<br />

mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air<br />

dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian<br />

obat melalui vaginal (FI IV, hal 6)<br />

Krim adalah <strong>sediaan</strong> semi solid kental, umumnya berupa emulsi M/A (krim berair) atau emulsi A/M<br />

(krim berminyak) (The Pharmaceutical Codex 1994, hal 134)<br />

Krim adalah <strong>sediaan</strong> multi fase yang terdiri dari fase lipofil dan fase aqueous yang diformulasi misibel<br />

dengan sekret kulit, dimaksudkan untuk digunakan di kulit atau membran mukosa tertentu dengan<br />

tujuan protektif, terapeutik, atau profilaktik, terutama yang tidak memerlukan efek oklussif (membentuk<br />

lapisan /film diatas permukaan kulit). (BP 2002, hal 1904,1905)<br />

Krim adalah <strong>sediaan</strong> homogen, viscos atau semi solid yang biasanya mengandung larutan atau suspensi<br />

satu atau lebih zat aktif dalam basis yang cukup. Krim diformulasikan menggunakan hidrofilik atau<br />

hidrofobik basis untuk mendapatkan krim yang tersatukan dengan sekret kulit. Krim biasanya<br />

digunakan pada kulit atau membran mukosa untuk perlindungan, pengobatan atau pencegahan. Krim<br />

harus menggunakan pengawet serta mengandung zat tambahan yang cocok seperti anti oksidan,<br />

stabilizer, pengemulsi dan pengental (BP 1988, hal 649)<br />

TEORI<br />

A. Penggolongan Krim<br />

(RPS 18 th ed hal. 1603; Soehaimi Moebin, “Dasar-Dasar Krim”)<br />

Berdasarkan tipe<br />

− Tipe M/A atau O/W (Diktat Kuliah Teknologi Farmasi Likuida dan Semi Solida, Hal 122).<br />

Krim M/A (Vanishing krim) yang digunakan melalui kulit akan hilang tanpa bekas. Pembuatan<br />

krim M/A sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (jenis lemak yang<br />

ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang alkohol walaupun untuk beberapa <strong>sediaan</strong><br />

kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular.<br />

Contoh : shaving cream, hand cream, foundation cream (RPPS 21 th ed, p. 887)<br />

− Tipe A/M atau W/O (Diktat Kuliah Teknologi Farmasi Likuida dan Semi Solida, Hal 122).<br />

Krim berminyak mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lanae, wool<br />

alkohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2,<br />

misal Ca. Krim A/M dan M/A membutuhkan emulgator yang berbeda-beda. Jika emulgator<br />

tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fasa. Penggunaan krim jenis ini umumnya pada<br />

penggunaan dengan waktu kontak yang lebih lama, contoh krim malam dan pelembab kaki.<br />

Contoh : cold cream, emollient cream (RPPS 21 th ed, p. 887)<br />

Berdasarkan pemakaian<br />

− Untuk kosmetik, Contoh : Cold cream<br />

− Untuk pengobatan, Contoh : Krim neomisin

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!