17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2007/2008<br />

solida<br />

Pewarna dapat digunakan untuk berbagai alasan seperti psikologis, menjamin keseragaman<br />

(uniformitas) warna produk dari lot ke lot, untuk membedakan produk, dan menyembunyikan<br />

kerusakan saat pembuatan seperti eksudasi atau kristalisasi permukaan. Bahan hidrosolubel,<br />

liposolubel dan insolubel serat tidak bersifat mengiritasi mukosa dapat digunakan untuk<br />

mewarnai suppositoria.<br />

g. Melindungi dari degradasi<br />

Agen antifungi dan antimikroba digunakan jka suppositoria mengandung bahan asal tanaman<br />

atau air. Digunakan asam sorbat atau garamnya jika pH larutan zat aktif kurang dari 6.<br />

p-hidroksibenzoat atau garam natriumnya juga dapat digunakan. Tetapi, potensi bahan-bahan<br />

ini menyebabkan iritasi rektal perlu dipertimbangkan.<br />

Antioksidan seperti BHT, BHA, tokoferol dan asam askorbat digunakan untuk mencegah<br />

ketengikan (rancidity) pada formulasi suppositoria yang menggunakan lemak coklat (cocoa<br />

butter).<br />

Sequestering agents seperti asam sitrat dan kombinasi antioksidan digunakan untuk<br />

mengkompleks logam yang mengkatalisis reaksi redoks. Contohnya: campuran tiga bagian<br />

BHT, BHA, dan propilgalat dengan satu bagian asam sitrat memberikan hasil memuaskan pada<br />

penggunaan 0,01 %.<br />

h. Mengubah absorpsi<br />

Pada kasus di mana absorpsi obat di rektal amat terbatas, perlu ditambahkan bahan untuk<br />

meningkatkan uptake obat tersebut. Sejumlah bahan telah digunakan untuk meningkatkan<br />

bioavailabilitas dari zat aktif dalam suppositoria. Sebagai contoh, penambahan enzim<br />

depolimerisasi (mukopolisakarase) telah dipelajari untuk meningkatkan penetrasi beberapa zat<br />

aktif.<br />

(Lieberman, “Disperse System”, thn 1989, vol 2, 537-<br />

54)<br />

IV.PERHITUNGAN SUPPOSITORIA<br />

Dosis Replacement<br />

Jika dosis zat aktif yang digunakan < 100 mg (untuk bobot supo 2 g), maka volume yang ditempati<br />

oleh serbuk tidak berubah secara bermakna sehingga tidak perlu dipertimbangkan.<br />

Jika bobot supo yang akan dibuat < 2 g maka volume serbuk harus diperhitungkan.<br />

Faktor kerapatan (densitas) dari basis dan serbuk harus diketahui.(Slide kuliah bu Heni)<br />

Berikut adalah cara perhitungan jumlah basis yang dapat digunakan oleh sejumlah bahan obat ataupun<br />

bahan pembantu :<br />

1. Density Factor (Dispensing of Medication, 9th, Robert E. King, hal. 96)<br />

Merupakan jumlah gram zat aktif yang setara dengan 1 g basis.<br />

Contoh :<br />

a. Akan dibuat 12 buah suppo yang mengandung aspirin @ 300 mg dan dibuat dalam cetakan<br />

suppo 2 g dengan basis oleum cacao<br />

Maka perhitungan basis oleum cacao yang dibutuhkan untuk suppo tersebut sbb:<br />

− Aspirin yang dibutuhkan (dibuat dengan ditambah 1 buah suppo untuk<br />

cadangan) = 13 x 0,3 g = 3,9 g<br />

− Faktor densitas untuk aspirin<br />

= 1,1 → 3,9 / 1,1 = 3,55 → 3,9 g aspirin setara dengan 3,55 g oleum cacao.<br />

− Oleum cacao <strong>teori</strong>tis yang dibutuhkan untuk membuat suppo (basis saja tanpa<br />

ZA) = 13 x 2 g = 26 g<br />

− Oleum cacao sebenarnya yang dibutuhkan untuk membuat suppo<br />

= 26 g – 3,55 g = 22,45 g<br />

b. R/ Aminofilin 10 % Density factor aminofilin 1,1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!