17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2007/2008<br />

solida<br />

metastabil. Oleum cacao disimpan di suhu < 25 o C<br />

(HOPE , ed. IV hal. 639)<br />

• Bilangan iod 34 - 38<br />

• Bilangan asam 4<br />

• Mudah tengik dan meleleh harus disimpan di tempat sejuk dan kering terhindar dari cahaya.<br />

(Lachman,575)<br />

• Bentuk polimorfisa<br />

1. Bentuk α melebur pada 24 ° C diperoleh dengan pendinginan secara tiba-tiba sampai<br />

0 o C.<br />

2. Bentuk β diperoleh dari cairan oleum cacao yang diaduk pada suhu 18-23 0 C titik<br />

leburnya 28-31 o C<br />

3. Bentuk stabil β diperoleh dari bentuk β’, melebur pada 34-35 0 C diikuti dengan<br />

kontraksi volume<br />

4. Bentuk γ melebur pada suhu 18 o C, diperoleh dengan menuangkan oleum cacao suhu<br />

20 o C sebelum dipadatkan ke dalam wadah yang didinginkan pada suhu yang sangat<br />

dingin. Pembentukan polimorfisa ini tergantung dari derajat pemanasan, proses<br />

pendinginan dan keadaan selama proses. Pembentukan kristal non stabil dapat<br />

dihindari dengan cara :<br />

o Jika massa tidak melebur sempurna, sisa-sisa krsital mencegah pembentukan<br />

krsital non stabil.<br />

o Sejumlah kristal stabil ditambahkan ke dalam leburan untuk mempercepat<br />

perubahan dari bentuk non stabil ke bentuk stabil. (istilahnya “seeding”).<br />

o Leburan dijaga pada temperatur 28-32 0 C selama 1 jam atau 1 hari.<br />

• Hal-hal yang harus diperhatikan :<br />

o Gunakan panas minimal pada proses peleburan, < 40 o C<br />

o Jangan memperlama proses pemanasan<br />

o Jika melekat pada cetakan gunakan lubrikan<br />

o Titik pemadatan oleum cacao terletak 12-13 o C dibawah titik leburnya sehingga dapat<br />

dimanfaatkan dalam pembuatan suppo (menjaga suppo tetap cair tanpa berubah menjadi<br />

bentuk tidak stabil)<br />

o Penambahan emulgator seperti tween 61 sebanyak 5-10 % akan meningkatkan absorpsi<br />

air sehingga menjaga zat-zat yang tidak larut tetap terdispersi/tersuspensi dalam oleum<br />

cacao<br />

o Kestabilan suspensi dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan-bahan seperti Almonostearat<br />

atau silika yang memberikan leburan oleum cacao bersifat tiksotropik.<br />

o Untuk obat-obat yang dapat menurunkan titik lebur oleum cacao seperti minyak atsiri,<br />

creosote, fenol,. Kloralhidrat, digunakan campuran malam atau spermaceti (lemak ikan<br />

paus).(Lachman,576)<br />

b. Basis suppositoria larut air dan basis yang bercampur dengan air<br />

Basis yang penting dari kelompok ini adalah basis gelatin tergliserinasi dan basis polietilen glikol.<br />

Basis gelatin tergliserinasi terlalu lunak untuk dimasukkan dalam rektal sehingga hanya digunakan<br />

melalui vagina (umum) dan uretra. Basis ini melarut dan bercampur dengan cairan tubuh lebih<br />

lambat dibandingkan dengan oleum cacao sehingga cocok untuk <strong>sediaan</strong> lepas lambat. Basis ini<br />

menyerap air karena gliserin yang higroskopis. Oleh karena itu, saat akan dipakai, suppo harus<br />

dibasahi terlebih dahulu dengan air.<br />

Polietilen glikol (PEG) merupakan polimer dari etilen oksida dan air, dibuat menjadi bermacammacam<br />

panjang rantai, berat molekul dan sifat fisik. Polietilen glikol tersedia dalam berbagai<br />

macam berat molekul mulai dari 200 sampai 8000. PEG yang umum digunakan adalah PEG 200,<br />

400, 600, 1000, 1500, 1540, 3350, 4000, 6000 dan 8000. Pemberian nomor menunjukkan berat<br />

molekul rata-rata dari masing-masing polimernya. Polietilen glikol yang memiliki berat molekul<br />

rata-rata 200, 400, 600 berupa cairan bening tidak berwarna dan yang mempunyai berat molekul<br />

rata-rata lebih dari 1000 berupa lilin putih, padat dan kekerasannya bertambah dengan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!