17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2007/2008<br />

solida<br />

komponen suppositoria.<br />

3. Pemilihan Basis<br />

Basis suppositoria mempunyai peranan penting dalam pelepasan obat yang dikandungnya. Salah<br />

satu syarat utama basis suppositoria adalah selalu padat dalam suhu ruangan tetapi segera<br />

melunak, melebur atau melarut pada suhu tubuh sehingga obat yang dikandungnya dapat tersedia<br />

sepenuhnya, segera setelah pemakaian (H.C. Ansel, 1990, hal 375).<br />

Peran utama basis suppositoria:<br />

a. Menjadikan zat aktif tertentu dapat dibuat dalam bentuk suppositoria yang tepat dengan<br />

karakteristik fisikokimia zat aktif dan keinginan formulator<br />

b. Basis digunakan untuk mengatur penghantaran pengobatan pada tempat absorpsinya.<br />

Karakteristik basis yang menentukan selama produksi:<br />

a. Kontraksi<br />

Sedikit kontraksi pada saat pendinginan volume suppositoria diinginkan untuk memudahkan<br />

pengeluaran dari cetakan.<br />

b. Ke-inert-an (inertness)<br />

Tidak boleh ada interaksi kimia antara basis dengan bahan aktif.<br />

c. Pemadatan<br />

Interval antara titik leleh dengan titik solidifikasi harus optimal: jika terlalu pendek maka<br />

penuangan lelehan ke dalam cetakan akan sulit; jika terlalu panjang, waktu pemadatan menjadi<br />

lama sehingga laju produksi suppositoria menurun.<br />

d. Viskositas<br />

Jika viskositas tidak cukup, komponen terdispersi dari campuran akan membentuk sedimen,<br />

mengganggu integritas dari produk akhir.<br />

Karakteristik basis yang menentukan selama penyimpanan:<br />

a. Ketidakmurnian (Impurity)<br />

Kontaminasi bakteri / fungi harus diminimalisir dengan basis yang non-nutritif dengan<br />

kandungan air minimal.<br />

b. Pelunakan (softening)<br />

Suppositoria harus diformulasi agar tidak melunak atau meleleh selama transportasi atau<br />

penyimpanan.<br />

c. Stabilitas<br />

Bahan yang dipilih tidak teroksidasi saat terpapar udara, kelembapan atau cahaya.<br />

Karakteristik basis yang menentukan selama penggunaan:<br />

a. Pelepasan<br />

Pemilihan basis yang tepat memberikan penghantaran bahan aktif yang optimal ke tempat<br />

target.<br />

b. Toleransi<br />

Suppositoria akhir toksisitasnya harus minimal, dan tidak menyebabkan iritasi jaringan mukosa<br />

rektal yang sensitif.<br />

Kriteria pemilihan basis berdasarkan karakteristik fisikokimianya:<br />

a. Jarak lebur<br />

Spesifikasi suhu lebur basis suppositoria (terutama basis lemak) dinyatakan dalam jarak lebur<br />

daripada suatu titik lebur. Hal ini karena terdapat suatu rentang suhu antara bentuk stabil dan<br />

tidak stabil, suatu hasil dari polimorfisme bahan tersebut. Penambahan cairan ke dalam basis<br />

umumnya cenderung menurunkan suhu leleh suppositoria, sehingga disarankan penggunaan<br />

basis dengan suhu leleh lebih tinggi. Sedangkan, penambahan sejumlah besar serbuk fine akan<br />

meningkatkan viskositas produk, sehingga diperlukan basis dengan suhu leleh yang lebih<br />

rendah.<br />

b. Bilangan iodin<br />

Rancidifikasi (oksidasi) basis suppositoria dapat menjadi massalah. Karena sensitivitas dari<br />

jaringan mukosa rektal, dan potensinya terpapar lelehan basis suppositoria, maka antioksidan<br />

berpotensi mengiritasi tidak dianjurkan digunakan dalam suppositoria. Untuk mencegah<br />

penggunaan antioksidan, sebaiknya digunakan basis dengan bilangan iodin < 3 (dan lebih

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!