17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2007/2008<br />

solida<br />

−<br />

−<br />

−<br />

kelarutan ZA<br />

koefisien partisi dalam fase lemak dan cairan rektum<br />

ukuran partikel ZA ( partikel kecil--kekentalan meningkat---transfer ZA menurun)<br />

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINETIKA PENYERAPAN ZA YG AKAN<br />

DIBERIKAN PER REKTUM<br />

• kedudukan suppo setelah pemakaian<br />

• waktu tinggal suppo dalam rektum<br />

• pH cairan rektum (penyerapan terjadi dalam mekanisme transpor pasif yang tergantung pada<br />

koefisien partisi, pKa ZA, dan pH cairan rektum)<br />

• konsentrasi ZA dalam cairan rektum(semakin tinggi konsentrasi ZA-laju penyerapan ZA m-).<br />

FAKTOR PATOLOGIS YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN MELALUI REKTUM<br />

• pasien demam---penyerapan lebih baik bila ZA dalam basis lemak<br />

• pasien gangguan transisi saluran cerna dan diare--tidak boleh pengobatan sistemik rektum<br />

• harus diberikan setelah rektum dibersihkan<br />

• lebih disukai pada subjek berpuasa.<br />

Dosis obat yang digunakan melalui rektum mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada obat<br />

yang dipakai secara oral, tergantung kepada faktor-faktor seperti keadaan tubuh pasien, sifat fisika<br />

kimia obat dan kemampuan obat melewati penghalang fisiologi untuk absorpsi dan sifat basis<br />

suppositoria serta kemampuannya melepaskan obat supaya siap untuk diabsorpsi. Faktor-faktor<br />

yang mempengaruhi absorpsi obat dalam rektum pada pemberian obat dalam bentuk suppositoria<br />

yaitu :<br />

i) Faktor fisiologis<br />

Antara lain ada tidaknya feses dalam rektum, sirkulasi darah di rektum, beberapa kondisi<br />

patologik seperti diare sehingga terjadi dehidrasi pada tubuh, pH cairan rektal, juga selaput<br />

lendir pada dinding rektum. Untuk memberikan efek yang optimal rektum harus dikosongkan<br />

dulu. Cairan rektal memiliki kapasitas dapar yang rendah, sehingga pH cairan rektal sangat<br />

dipengaruhi pH zat aktif yang ada melarut. Bila diatur pH kritis untuk memperoleh efisiensi<br />

absorpsi yang optimal maka dibutuhkan penambahan dapar ke dalam formula. Selaput lendir<br />

bisa menghambat absorpsi terutama bila selaput lendir tersebut kental dan tebal. Penempatan<br />

suppositoria di dalam rektum, bila terlalu dalam akan menuju vena hemoroidal atas.<br />

ii) Faktor fisikokimia<br />

Antara lain koefisien partisi lemak-air dari zat aktif, kecepatan hancurnya basis, kecepatan<br />

disolusi zat aktif dalam cairan rektal, keadaan zat aktif dalam suppositoria (jika terlarut, maka<br />

dalam basis biasanya proses pelepasan dan disolusi zat aktif menjadi lebih lambat), kelarutan<br />

zat aktif dalam cairan rektal, ukuran partikel zat aktif.<br />

iii) Adanya zat tambahan khusus ke dalam basis<br />

Misalnya surfaktan, dapat merubah tegangan permukaan selaput mukosa pada rektal sehingga<br />

absorpsi zat berkhasiat menjadi lebih baik. Surfaktan dapat memperbesar kelarutan suatu zat<br />

berkhasiat sehingga diabsorpsi lebih cepat, tapi juga dapat membentuk suatu kompleks<br />

senyawa baru yang lambat diabsorpsi.<br />

iv) Faktor aliran darah<br />

Makin banyak pembuluh darah di sekitar suppositoria maka absorpsi obat akan semakin cepat.<br />

Tetapi luas permukaan absorpsi terbatas di daerah kolon dan tidak ada perbedaan luas<br />

permukaan yang mencolok di daerah kolon, baik di pinggir, di tengah maupun di dalam<br />

daerah kolon. Setelah obat diabsorpsi dari usus halus obat dialirkan melalui vena porta<br />

hepatika ke hati. Hati memetabolisme obat tersebut, dapat berupa modifikasi atau mengurangi<br />

efek obat tersebut. di lain pihak jumlah yang lebih banyak dari obat yang sama dengan di atas<br />

akan diabsorpsi melalui anorektal. Vena haemoroid halus yang mengelilingi kolon dan rektum<br />

masuk vena kava inferior sehingga tidak masuk ke hati. Vena haemoroid menuju ke vena<br />

porta dan bermuara di hati. Tetapi lebih dari setengah pemberian melalui rektal diabsorpsi<br />

langsung ke sirkulasi tubuh. Sirkulasi limfa juga membantu absorpsi obat melalui rektal dan<br />

mengalihkannya dari hati. Rektal tidak mempunyai daya kapasitas buffer. Menurut Schumber,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!