17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Teori Sediaan APOTEKER ITB – Oktober 2007/2008<br />

solida<br />

• Menghindari variasi bioavailabilitas dikarenakan pelintasan lambung, terutama untuk beberapa<br />

steroid dan hormon (sensitivitas terhadap kondisi asam dan pengosongan lambung). [1][2]<br />

• Terhindar dari pengaruh makanan sebagaimana tablet konvensional. [1][2]<br />

Kerugian tablet sublingual :<br />

Obat-obat yang digunakan sublingual harus memiliki dosis kecil sebagaimana permukaan absorpsi yang<br />

sangat terbatas serta waktu retensi di dalam rongga mulut dapat menjadi masalah. [4]<br />

Kriteria Sediaan yang Baik<br />

Supaya memiliki absorpsi yang baik, tablet sublingual dan bukal sebaiknya:<br />

• Memiliki dosis kecil, biasanya tidak lebih dari 10-15 mg. [1]<br />

• Tidak terionisasi tinggi. [1]<br />

• Dalam beberapa hal khusus tablet sublingual harus dapat hancur secara tiba-tiba jika mengandung<br />

obat (nitrogliserin, eritroltetranitrat) yang bereaksi dalam pengobatan angina pektoris atau asma. [3]<br />

• Tablet sublingual sebaiknya kecil, tidak memiliki sisi-sisi tajam dan menunjukkan permukaan yang<br />

datar, sehingga iritasi selaput lendir dan rangsangan saliva (sehingga transportasi bahan yang tidak<br />

diinginkan ke dalam lambung) dapat dihindari. [3]<br />

• Tablet berbentuk lensa dengan luas permukaan yang lebih besar, memungkinkan kontak yang baik<br />

dengan selaput lendir mulut, akan berpengaruh positif pada resorpsi. [3]<br />

• Tablet bukal dan sublingual harus diformulasi dengan eksipien yang tidak menghasilkan rasa agar<br />

tidak menstimulasi salivasi. [2]<br />

• Tablet ini juga harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak terdisintegrasi tetapi melarut perlahan,<br />

dengan durasi sekitar 15-30 menit supaya terjadi absorpsi yang efektif. [2]<br />

Formula Umum<br />

R/ Zat aktif<br />

Pengisi<br />

Pengikat<br />

Glidan<br />

Formula untuk menyusun tablet sublingual dibedakan menjadi 2, yaitu formula untuk tablet cetak dan<br />

tablet kempa.<br />

Formula untuk tablet cetak sublingual hampir sama dengan tablet konvensional bahkan lebih sederhana<br />

karena tidak menggunakan bahan-bahan yang bersifat tidak larut air. Tablet cetak sublingual biasanya<br />

disusun dari bahan-bahan yang larut air sehingga obat melarut secara utuh dan cepat. Untuk<br />

meningkatkan kekerasan tablet dan mengurangi erosi permukaan pinggir tablet selama penanganan,<br />

bahan-bahan seperti glukosa, sukrosa, akasia, atau povidon ditambahkan pada campuran<br />

pelarut. [1]<br />

Tablet kempa sublingual juga dirancang agar terdisintegrasi dengan cepat dan zat aktif melarut dengan<br />

cepat pada saliva-serta mampu diabsorpsi tanpa membutuhkan larutan lengkap dari seluruh komponen<br />

formula. Zat aktif yang biasa dibuat tablet kempa sublingual adalah erythrityl tetranitrat, isosorbid<br />

dinitrat, dan isopreterenol HCL. Tablet kempa sublingual niitrogliserin memiliki formula yang<br />

mengandung jumlah yang besar bahan yang terbuat dari selulosa dan juga mengandung lubrikan, glidan,<br />

perasa, pewarna, dan penstabil. [1]<br />

Dibandingkan dengan tablet cetak, tablet kempa biasanya memiliki lebih sedikit variasi bobot dan<br />

keseragaman kandungan yang lebih baik. [1]<br />

Formula Pustaka<br />

# Tablet cetak<br />

1. Nitrogliserin (0,4mg) [1]<br />

Nitrogliserin triturasi (10% dalam laktosa)<br />

Laktosa (bolted)<br />

PEG 4000<br />

Alkohol-air (60:40)<br />

4,4 mg<br />

32,25 mg<br />

0,35 mg<br />

q.s.<br />

63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!